Andra Soni Bersyukur, Akhirnya BIS Digunakan Laga Sepak Bola Super League
Gubernur Banten Andra Soni bersyukur akhirnya Banten International Stadium (BIS) di Desa Sindangsari, Kecamatan Pabuaran, Kabupaten Serang dapat digunakan untuk Super League 2025/2026 dan dijadikan home base bagi klub Dewa United.
Pernyataan syukur Andra Soni itu dikemuakan setelah menyaksikan laga sepakbola Profesional Perdana di Banten International Stadium (BIS), Desa Sindangsari, Kecamatan Pabuaran, Kab. Serang, Sabtu malam (9/8/2025).
Pekan pertama BRI Super League 2025/2026 di BIS mempertandingkan Dewa United Banten FC vs Malut United dengan skor akhir 1 – 3.
“Alhamdulillah akhirnya stadion ini bisa digunakan untuk liga atau Super League 2025/2026,” ucapnya seperti dilansir dalam siaran pers Biro Adpim Pemprov Banten yang dikutip MediaBanten.Com, Minggu (10/8/2025).
“Ini merupakan suatu kebanggaan bagi masyarakat Banten. Kita punya stadion bertaraf internasional,” tambahya.
Andra Soni mengaku bahwa pertandingan itu menjadi kesempatan bagi dirinya untuk memperhatikan penonton, supporter, dan perangkat pertandingan. “Alhamdulillah sudah berjalan dengan baik sesuai dengan standar stadion ini, yaitu standar internasional,” ucapnya.
Andra Soni mengaku bersyukur bahwa fasilitas pendukung BIS berjalan dengan baik sesuai dengan saat uji coba pada tiga tahun lalu.
“Memang ada fasilitas-fasilitas yang perlu kita kembangkan. Pertama pagar perimeter, kemudian parkir, penerangan, akses masuk, dan beberapa jalan akses lain untuk mencegah penumpukan.
Andra Soni mengaku bersyukur penonton antusias menyaksikan pertandingan di BIS. Juga adanya keterlibatan UMKM meski jumlah penonton masih dibatasi.
“Kita akan kembangkan bersama-sama. Terima kasih telah menyaksikan laga big match BRI Super League 2025/2026,” pungkas Andra Soni.
Menurut catatan, Banten International Stadium atau BIS diresmikan pada saat Gubernur Banten dijabat Wahidim Halim pada Mei 2022. Pembangunan stadion ini menghabiskan biaya lebih Rp874 miliar.
Namun sejak diresmikan, BIS ini tidak pernah digunakan untuk acara apa pun. Salah satu alasannya adalah biaya pemeliharaan yang mencapai Rp12 miliar per tahun menjadi salah satu tantangan utama. Angka ini menjadi beban berat, terutama ketika stadion belum menghasilkan pemasukan sama sekali.
BIS benar-benar tidak berfungsi sebagaimana yang diharapkan pada saat Gubernur Banten dijabat Penjabat (Pj) Al Muktabar. Tak ada alasan atau informasi apa pun mengapa stadion yang dibangun dengan uang rakyat hampir satu triliun rupiah itu terkesan dibiarkan. (IN Rosyadi)










