Kepala BPS Akui Tingkat Pengangguran di Banten Lebih Tinggi Dari Nasional
Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Banten, Agoes Subeno tak bisa menyembunyikan fakta, tingkat pengangguran di Banten 8,52 pada Agustus 2018, lebih tingga dari tingkat pengangguran nasional yang tercatat 5,3 persen pada Agustus 2018. Atau Banten lebih tinggi 3,22 persen dibandingkian nasional.
Dalam siaran pers Diskominfo Banten yang diterima MediaBanten.Com, Rabu (7/11/2018), Kepala Badan Statistik Banten lebih mengungkapkan soal penurunan tingkat pengangguran dengan perbandingan Agustus 2017 yang tercatat 9,28 persen dibandingkan Agustus 2018 sebesar 8,52 persen. Atau terjadi penurunan 0,76 persen.
Kepala BPS Banten Agoes Subeno mengatakan, tingginya angka pengangguran di Banten disebabkan oleh banyaknya migran ke Banten. “Di Provinsi Banten banyak terdapat lapangan pekerjaan yang menarik migran masuk yang mencari pekerjaan ini tidak semuanya terserap oleh pasar kerja sehingga menambah jumlah pengangguran di Banten” ungkapnya.
Dikatakan Agoes Subeno bahwa Banten memiliki daya tarik tersendiri terhadap kaum migran untuk tinggal di Banten. “Banten ini diibaratkan seperti “gula” yang memikat semut untuk menghampirinya. Kita tahu bahwa angka pertumbuhan ekonomi Banten ini sangat tinggi yaitu sebesar 5,89 persen diatas rata-rata capaian nasional sebesar 5,17 persen, dan penyumbang eknomi Banten tertinggi bersumber dari perusahaan padat modal atau industri dengan nilai investasi tinggi,” ujar Agoes.
Baca: Akibat Terlambat, Gubernur Minta Proyek Satregis Nasional di Banten Dijadwal Ulang
Perekonomian Banten berdasarkan besaran PDRB (Produk Domestik Bruto) Banten pada triwulan III tahun 2018 mencapai 157,34 triliun. Selain itu, menurut Agoes besaran UMP (Upah Minimum Provinsi Banten) yang sangat besar juga berpengaruh terhadap potensi pengangguran di Banten. UMP Banten tahun 2019 ditetapkan sebesar Rp. 2.267.965.
“Dukungan Pemerintah Provinsi Banten dalam mendukung tingginya nilai upah sangat berpengaruh, kita ketahui bahwa UMP (Upah Minimum Provinsi) Banten termasuk tinggi, sehingga migran berbondong-bondong mencari pekerjaan ke Banten, disitulah persaingan sesuai kemampuan, yang berpendidikan tinggi akan lebih mudah memperoleh pekerjaan” imbuhnya.
Agoes mengatakan, perusahaan padat modal atau industri di Banten tentu membutuhkan para pekerja yang memiliki kemampuan sesuai kebutuhan perusahaan.“Banyaknya perusahaan padat modal atau industri di Banten yang membutuhkan pasar kerja yang sesuai, di Banten lulusan SMK merupakan penyumbang pengangguran terbuka tertinggi mencapai 14,23 persen,”tuturnya
Jumlah penduduk Banten yang berkerja pada Agustus 2018 sebesar 5,33 juta orang, naik sekitar 25 ribu pekerja dibandingkan dengan agustus 2017. Untuk TPT (Tingkat Pengangguran Terbuka) yang tertinggi adalah lulusan SMK mencapai 14,23 persen, sedangkan paling rendah yaitu Pendidikan Diploma I/II/III sebesar 3,76 persen. (Siaran Pers Diskominfo Banten / IN Rosyadi)