Wisata

Pemkab Lebak Targetkan 40.000 Wisatawan dari Saba Baduy

Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Lebak menargetkan 40.00 wisatawan dari Saba Baduy tahun 2023, baik wisatawan dalam negeri maupun mancanegara.

“Kami meyakini target itu bisa terealisasi karena sampai sekarang sudah mencapai 35.920 wisatawan terdiri dari wisatawan domestik 35.781 dan wisatawan mancanegara 39 orang,” kata Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Lebak Imam Rismahayadin di Lebak, Sabtu (2/12/2023).

Pemakb Lebak hingga kini terus mengoptimalkan promosi untuk memperkenalkan saba budaya Baduy guna menarik wisatawan domestik dan mancanegara.

Sebab, sektor pariwisata menyumbangkan ekonomi cukup besar untuk peningkatan pendapatan daerah dan masyarakat setempat.

Kehadiran saba Baduy itu salah satu ikon pariwisata Kabupaten Lebak, bahkan mendunia. Karena itu, pihaknya menargetkan pengunjung ke saba budaya Baduy sebanyak 40.000 wisatawan.

“Kami optimistis target kunjungan saba budaya Baduy melebihi target, karena saat ini memasuki musim durian dan dipastikan liburan tahun baru 2024 kawasan pemukiman Baduy dipadati wisatawan,” kata Imam.

Menurut dia, saat ini, pendapatan ekonomi masyarakat Baduy luar biasa, karena musim durian dari awal November 2023 dipastikan menggulirkan perputaran uang hingga miliaran rupiah.

Musim durian merupakan bonus tersendiri bagi masyarakat Baduy, karena setiap hari pengunjung dari berbagai daerah cenderung meningkat, terlebih akhir pekan kondisi jalan di pemukiman Baduy cukup padat.

Panen musim buah durian itu memiliki daya tarik pengunjung untuk wisata alam sambil menikmati lezatnya durian khas pertanian masyarakat Baduy.

Selain itu juga pengunjung banyak pencinta kerajinan masyarakat Baduy di antaranya kain tradisional, baju kampret, ikat kepala atau lomar, selendang, baju batik khas Baduy, tas koja, golok, suvenir dan minuman madu.

“Semua produk yang ada di Baduy baik buah durian dan aneka kerajinan relatif murah dan terjangkau mulai Rp10 ribu sampai Rp350 ribu,” katanya menjelaskan.

Menurut dia, para penggiat saba budaya Baduy dan lembaga adat setempat mengedukasi kepada para pengunjung juga masyarakat itu sendiri agar dapat menjaga adat istiadat dan norma yang berlaku di wilayah adat Baduy.

Selain itu juga dapat menjaga ketertiban, keamanan dan kebersihan dengan kata lain sapta pesonanya harus jalan baik pribumi maupun pengunjung.

Selain pengunjung musiman untuk pengunjung tematik terutama banyak mahasiswa, dosen dan juga penggiat yang belajar serta meneliti kearifan lokal masyarakat Baduy dalam hal menjaga alam serta bersinergi dengan alam.

Komitmen masyarakat Baduy menjaga dan melestarikan alam menjadi kewajiban, seperti pepatah mereka “gunung ulah di lebur, Lebak ulah di rusak, pendek teu meunang disambung lojor teu meunang di potong” yang mengandung makna sangat dalam di era globalisasi sekarang ini untuk menjaga alam berkata jujur dan apa adanya.

“Saya kira pepatah masyarakat Baduy jika alam mengalami kerusakan dipastikan menimbulkan malapetaka bencana alam,” kata Imam. (Mansyur Suryana – LKBN Antara)

Editor Iman NR

Berita ini merupakan bagian dari kerjasama diseminasi LKBN Antara dengan MediaBanten.Com.

Iman NR

SELENGKAPNYA
Back to top button