Akibat Kekeringan, Petani Lebak Alih Profesi Jadi Ojek Hingga Kuli
Sejak sebulan terakhir, sejumlah petani Lebak, Banten mengaku beralih profesi menjadi tukang ojek, pedagang keliling hingga kuli penambang pasir akibat lahan pertanian tidak bisa digarap karena dilanda kekeringan.
Ruhiana, Ketua Kelompok Tani Sukabungah, Desa Tambakbaya memerkirakan 70 persen petani di desanya menganggur setelah 130 hektar lahan pertanian gagal panen. Hanya 20 hektar tanaman yang bisa dipanen.
Para petani yang menganggur itu terpaksa beralih profesi, seperti penarik ojek, berdagang keliling hingga penambang pasir.
Sedangkan, petani yang masih memiliki cadangan pangan dihabiskan waktunya di rumah sambil memperbaiki peralatan pertanian.
Begitu pula petani di Desa Cisangu Kabupaten Lebak Arsani (55) mengatakan kini tidak bisa menggarap lahan pertanian, karena kekeringan akibat kemarau panjang.
Bahkan, tanam padi yang berusia 30 hari setelah tanam di lahan seluas 35 hektar kondisi menjadi mati karena kekeringan. Tanah sawah terlihat seperti petak-petak dan terbelah. Dia memastikan akan mengalami gagal panen.
“Kami sekarang untuk memenuhi ekonomi keluarga menjadi buruh bangunan,” kata Arsani.
Misbah (50), petani di Blok Sentral Rangkasbitung Kabupaten Lebak mengaku menganggur karena areal persawahan di wilayahnya sekitar 30 hektare gagal panen.
Sebab, sumber air dari irigasi Bendungan Cijoro mengalami kekeringan dan dipastikan petani tidak bisa menggarap lahan itu.
“Kami bersama 20 petani di sini merasa bingung dilanda kemarau terjadi kekeringan,” katanya menjelaskan.
Kabid Bidang Produksi Dinas Pertanian Kabupaten Lebak, Deni Iskandar mengatakan, berdasarkan laporan Balai Proteksi Tanaman Pangan dan Hortikultura (BPTPH) Provinsi Banten di daerah ini sekitar 300 hektar tanaman padi terjadi kekeringan dan terancam gagal panen.
Mereka petani yang areal persawahan kekeringan terpaksa menganggur dan tidak bisa dilakukan pemasangan pompa air.
Namun Deni Iskandar tidak mau menjelaskan penyebab pihaknya tidak bisa memasang pompa air untuk menolong petani dari kegagalan panen akibat kekeringan panjang.
“Kami berharap Oktober 2023 curah hujan tinggi, sehingga petani bisa kembali menggarap lahan pertanian pangan,” kata Deni.
Sebelumnya, Dinas Pertanian Kabupaten Lebak menyiapkan pompanisasi (proses pengairi lahan pertanian) pada ratusan hektare lahan pertanian yang terancam gagal panen akibat kekeringan (Baca: Antisiapasi Gagal Panen, Lebak Siapkan Pompanisasi).
Ratusan hektare tanaman padi di Kabupaten Lebak, Provinsi Banten terancam gagal panen akibat dampak kemarau atau El Nino yang terjadi saat ini.
Kepala Bidang Produksi Dinas Pertanian Kabupaten Lebak, Deni Iskandar di Lebak, Sabtu (23/9/2023) mengatakan, berdasarkan laporan Balai Proteksi Tanaman Pangan dan Hortikultura (BPTPH) Provinsi Banten di daerah ini sekitar 300 hektare tanaman padi terjadi kekeringan dan terancam gagal panen.
Areal tanaman padi yang kekeringan itu tersebar di sejumlah kecamatan di Kabupaten Lebak. Luas areal tanaman padi yang mengalami kekeringan cukup besar hingga 300 hektare.(Mansyur Suryana – LKBN Antara)
Editor Iman NR