Andika: Tak Ada Lagi Pungutan Biaya Sekolah Bagi SMA/SMK di Banten
Pemerintah Provinsi Banten mengalokasikan Rp400 miliar untuk biaya operasional daerah (Bosda) untuk murid sekolah menengah atas (SMA) / Sekolah menengah kejuruan (SMK) pada APBD Tahun 2018. Tujuannya, penyelenggara sekolah tidak harus memungut biaya kepada murid untuk operasional sekolahnya.
“Tahun depan kita akan alokasikan Rp 400 M untuk Bosda agar SMA/SMK gratis,” kata Wakil Gubernur Banten Andika Hazrumy dalam sambutannya saat membuka acara Enterpreneurship Expo di SMAN 1 Pabuaran, Kabupaten Serang, Rabu (13/12/2017).
Pengalokasian anggaran Bosda itu sesuai dengan kewenangan Pemerintah Provinsi (Pemprov) Banten. Sebelumnya, SMA/SMK dikelola oleh pemerintah kabupaten / kota. Kewenangan ini sesuai dengan Undang-undang No. 23 tahun 2014.
Wakil Gubernur Banten, Andika Hazrumy menyebut, anggaran Bosda sebesar itu di antaranya akan digunakan untuk membayar honor guru, hingga untuk biaya kebutuhan operasional sekolah lainnya. “Jadi tahun depan tidak ada lagi ceritanya anak Banten tidak bisa melanjutkan ke tingkat SMA/SMK,” ujarnya.
Baca: Nandy: OPD Diharapkan Melaksanakan Anggaran 2018 Dengan Tepat
Andika menjelaskan, Bosda merupakan dana pendampingan dari pemerintah daerah terhadap dana BOS atau biaya operasional sekolah yang sudah dialokasikan pemerintah pusat. Masing-masing daerah memiliki kebijakan sendiri dalam mengalokasikan dana Bosda tersebut sesuai dengan kebijakan pembangunannya masing-masing serta kemampuan pembiayaan.
Wirausaha
Sementara itu Andika mengapresiasi Enterpreneur Expo yang digelar SMAN 1 Pabuaran tersebut. Menurut Andika jiwa kewirausahaan memang harus sudah mulai ditanamkan sejak di bangku sekolah. Dengan digelarnya pameran kewirausahaan seperti yang dilakukan SMAN 1 Pabuaran, kata Andika, siswa menjadi termotivasi untuk berwira usaha.
Dengan tumbuhnya jiwa kewirausahaan di dalam jiwa para siswa didik,persoalan pengangguran yang saat ini masih menjadi salah satu pekerjaan rumah Pemprov Banten, sedikit demi sedikit akan dapat teratasi. “Pengangguran itu kan karena lulus sekolah semua sibuk mencari kerja, kalau seperti sekaranglulus sekolah semua sibuk berwirausaha, pengangguran kan menjadi tidak ada,” kata Andika mencontohkan.
Andika mengatakan, Pemprov Banten melalui Dinas Pendidikan juga telah memiliki program yang bersifat memicu atau menstimulasi jiwa kewirausahaan para siswa sekolah di tingkat SMA/SMK. Bukan hanya itu, kata dia, dengan hadirnya era digital dengan segala turunannya yang memungkinkan kewirausahaan berkembang luas, Pemprov Banten tengah membuat program-program yang dapat menstimulasi hal tersebut. “Di semua unsur, pemuda kita dorong ke sana (kewirausahaan), desa kita dorong ke sana (kewirausahaan),” imbuhnya. (Adityawarman)