Baterai Kendaraan Listrik Akan Diproduksi Tahun 2024
Presiden Jokowi mendorong pemerintah untuk pembangunan ekosistem kendaraan listrik atau Electric Vehicle (EV) melalui produksi baterai kendaraan listrik pertama di Indonesia yang ditargetkan akan mulai tahun 2024.
Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia mengatakan bahwa pemerintah sudah membuat beberapa formulasi pembangunan eksositem baterai mobil terus berjalan.
Lebih lanjut, kata Bahlil, hal tersebut direncanakan tahun 2024 produksi sudah mulai berjalan di semester pertama 2024 yang dibangun oleh LG di Karawang.
Selain itu, kata Bahlil, kontruksi ekosistem baterai kendaraan listrik dari hulu sampai ke hilir antara LG Electronics dan Contemporary Amperex Technology Co. Limited (CATL) akan dimulai tahun 2023.
Lebih lanjut, Bahlil menyampaikan bahwa pemerintah juga akan melakukan pembatasan terhadap pembangunan smelter yang tak berorientasi kepada energi hijau.
“Ke depan, kita akan melalukan pembatasan terhadap pembangunan smelter yang tidak berorientasi pada green energy. Ini sebagai bentuk dari kepedulian pemerintah dalam rangka melakukan penataan terhadap pembangunan produk yang berorientasi pada green energy dan green industry,” tutur Bahlil.
Bahlil juga memaparkan bahwa pemerintah saat ini sedang mengatur formulasi sweetener untuk membangun industri kendaraan listrik yang kompetitif.
Dia juga menekankan bahwa pembanunan ekosistem kendaraan listrik dapat menciptakan lapangan pekerjaan baru.
“Menyangkut dengan motor, dengan mobil, kita lagi mengatur formulasinya tentang sweetener, model apa yang paling pantas dan kompetitif untuk bisa kita bangun,” katanya.
Oleh karena itu, ke depan nakan membangun ekosistem pembangunan EV dan motor tersebut ranah penciptaan lapangan pekerjaan.
Bahlil juga menilai Indonesia memiliki pangsa pasar kendaraan listrik yang besar. Oleh sebab itu, dia menegaskan bahwa kesempatan besar tersebut harus terus terjaga.
“Indonesia tidak boleh kalah, kita punya pasar yang besar. Jangan sampai pasar kita itu dilakukan penetrasi dengan produk – produk dari luar negeri, kita harus jaga. Yang kedua adalah, kita juga mampu melakukan penetrasi pasar ekspor,” tandasnya. (Sumber: PresidenRI.go.id)
Editor: Abdul Hadi