Internasional

Cina Akui Balon Pengintai di AS Miliknya Buat Penelitian Meteorolgi

Tak terduga, Cina mengakui balon pengintai yang melayang di sejumlah lokasi di Amerika Serikat sebagai miliknya, namun bukan balon mata-mata. Balon itu milik masyarakat sipil untuk penelitian.

Kementrian Luar Negeri Cina dalam pernyataanya, Jumat (3/2/2023) mengatakan, balon pengintai itu merupakan balon udara air ship sipil yang digunakan untuk penelitian meterologi.

Kemlu Cina mengklaim balon udara itu terbang keluar jalur yang seharusnya. Benda itu dikatakan memiliki kemampuan kemudi yang terbatas sehingga mampu menyimpang jauh dari jalur yang direncanakan karena hembusan angin.

“Pemerintah Cina menyesalkan masuknya balon udara yang tidak disengaja ke wilayah udara AS karena force majeure,” kata juru bicara Kemlu Cina dilansir CNNIndonesia, dikutip MediaBanten.Com, Sabtu (4/2/2023).

Force majeure adalah istilah hukum yang digunakan untuk merujuk pada peristiwa darurat di luar kendali manusia.

“Cina akan terus berkomunikasi dengan pihak AS dan menangani dengan baik situasi tak terduga yang disebabkan oleh force majeure ini,” lanjut bunyi pernyataan tersebut

Kabar penampakan balon tersebut pertama kali dilaporkan pada Kamis (2/2/2023). Terlihat dalam foto yang beredar benda bulan yang menyerupai balon putih besar sedang melayang di atas wilayah AS.

Penampakan balon itu pun memantik kecurigaan AS bahwa itu merupakan balon pengintai yang sengaja diluncurkan Cina.

“Kami yakin bahwa balon pengintai dengan altitud tinggi ini milik (Republik Rakyat China),” kata juru bicara Kementerian Pertahanan AS Brigadir Jenderal Patrick Ryder di Washington, Kamis.

“Contoh aktivitas semacam ini telah kami amati selama beberapa tahun terakhir, termasuk sebelum pemerintahan sekarang,” paparnya.

Ryder juga sebelumnya memaparkan balon itu dianggap sejumlah ahli “memiliki nilai aditif terbatas dari perspektif pengumpulan intelijen.”

Ia mengatakan balon tersebut terbang dengan ketinggian yang jauh di atas lalu lintas udara komersial dan menegaskan bahwa alat itu tidak mengancam aktivitas militer negara atau kegiatan masyarakat di darat.

Itulah sebabnya pihak militer memutuskan untuk tidak menembak jatuh balon tersebut.

“Adalah rekomendasi kuat dari para pejabat terkait untuk tidak mengambil tindakan kinetik karena risiko keselamatan dan keamanan orang-orang di lapangan dari kemungkinan kejatuhan puing-puing,” kata pejabat itu.

Pejabat keamanan nasional AS terus-menerus memperingatkan tentang upaya spionase Cina selama beberapa tahun terakhir ketika persaingan kedua negara semakin sengit.

Insiden balon yang awalnya diduga mata-mata ini juga berlangsung kala Menteri Luar Negeri Antony Blinken akan melakukan perjalanan ke Beijing dalam beberapa hari mendatang. Terbaru, Blinken dilaporkan menunda kunjungannya ke Beijing gegara insiden ini.

Juru bicara Gedung Putih Karine Jean-Pierre mengatakan Presiden Joe Biden diberi pengarahan tentang insiden ini dan menerapkan tindakan konsensus dari pemerintah bahwa tidak pantas melakukan perjalanan ke Republik Rakyat China saat ini. (INR)

Editor: Iman NR

Iman NR

SELENGKAPNYA
Back to top button