Gas Elpiji 3 Kg Mulai Langka di Warung Pengecer Rangkasbitung

Sejumlah warga Rangkasbiting, Kabupaten Lebak mengatakan bahwa sejak dua pekan terakhir ini terjadi kelangkaan gas elpiji 3 kg di warung pengecer.
Mereka warga yang kesulitan untuk mendapatkan gas elpiji terpaksa beralih ke kayu bakar maupun borondo sisa limbah kelapa sawit.
“Kami sekarang untuk keperluan memasak menggunakan bahan bakar dari limbah kelapa menyusul terjadi kelangkaan gas elpiji,” kata Ecin (55) seorang ibu rumah tangga warga Desa Rangkasbiting Timur Kabupaten Lebak, Senin (3/2/2025).
Sementara itu, Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kabupaten Lebak memberlakukan penjualan bahan bakar tabung 3 kilogram melalui agen resmi guna mencegah terjadi penimbunan.
“Sekarang tidak boleh lagi penjualan gas elpiji 3 kg di warung pengecer,” kata Kepala Bidang Perdagangan Disperindag Kabupaten Lebak, Yani di Lebak.
Penjualan melalui agen resmi tentu dapat mencegah penimbunan gas elpiji juga tepat sasaran untuk masyarakat kategori berpenghasilan rendah.
Sebelumnya, penjualan gas bersubsidi tersebut melalui warung pengecer, sehingga rawan terjadi penimbunan.
Dengan demikian, penjualan gas elpiji 3 kg itu melalui agen resmi dipastikan harga lebih murah dibandingkan warung pengecer.
Pihaknya mematok harga elpiji 3 kg itu di tingkat agen resmi dijual Rp 19 ribu dan sebelumnya harga di warung pengecer Rp24 ribu.
Oleh karena itu, Pertamina mendistribusikan gas bersubsidi tersebut langsung ke agen resmi atau pangkalan dan tidak boleh lagi dijual di warung pengecer.
“Kita memperketat pendistribusian gas elpiji itu agar tepat sasaran untuk warga berpenghasilan rendah,” katanya menjelaskan.
Sebelumnya, masyarakat Kota Serang teriak terkait kelangkaan gas melon ini yang dirasa merugikan sejumlah kalangan (Baca: Gas Elpiji 3kg Langka di Kota Serang, Bahlil: Tidak Ada!).
Tak sedikit, masyarakat harus rela berkeliling mencari gas tabung melon di pangkalan, egen, hingga warung – warung pun kehabisan stok.
Seperti halnya kejadian di Wilayah Kelurahan Gelam, Kecamatan Cipocok Jaya, Kota Serang. Salah satu warung di wilayah tersebut mengatakan bahwa kelangkaan gas bersubsidi ini sudah terasa sejak 1 Januari 2025.
“Ya sudah mulai kita rasakan ya sebagai pengecer ini gas elpiji 3kg langka sekitar tanggal 1 Januari 2025,” ujar pedagang yang enggan disebut namanya.
Sementara itu, terlihat sejak tanggal 1 Februari 2025 para warga harus rela berkeliling ke berbagai tempat untuk mencari gas 3 kg ini.
Meskipun ada beberapa agen yang mempunyai stok gas bersubsidi namun mereka menerapkan pembatasan pembelian.
Selain itu, Ina, salah satu warga di wilayah Kelurahan Gelam mengaku kesulitan mendapatkan gas melon ini.
Dalam pengakuannya, dia sudah mengunjungi lokasi yang berbeda namun tak menghasilkan apapun.
“Aduhhh mas. Saya sudah mencari kemana – mana tapi gaada hasilnya. Ini sudah 8 warung saya cari tapi kosong semua,” keluhnya kesal. (Sumber: LKBN Antara dan MediaBanten)