Jalan Simpang Beyeh Diambil Alih Pemprov, Warga: Kenapa Baru Sekarang?
Wawan (52) warga Simpang, Malingping, Lebak melihat-lihat jalan beton yang membentang di depan rumahnya yang merupakan bagian dari Jalan Simpang Beyeh. Sesekali ia juga memantau retakan-retakan di dinding rumah yang ia tinggali bersama isteri dan ketiga anaknya, seraya bergumam:
“Kenapa ga dari dulu jalan ini (Simpang -Beyeh) diambil alih Pemprov Banten,” begitu kata Wawan setengah bergumam saat diwawancarai MediaBanten.Com di hari yang terik pada Jumat (11/10/2024).
Kendati begitu Wawan mengaku, kekhawatiran rumahnya ambruk yang menghantui keluarganya selama hampir lima tahun belakangan sudah tidak lagi terjadi.
Karena jalan beton penuh retakan, lubang dan jalan yang miring kini sudah berubah bagus dan mulus.
“Sekarang (perasaan) kami sekeluarga sudah plong. Sebelum jalan diperbaiki, kalau ada mobil truk besar lewat, rasanya seperti ada gempa. Rumah kami bergetar. Saking besarnya getaran membuat dinding rumah saya retak-retak,’ kenangnya.
Wawan menuturkan, saat pelaksanaan pembangunan jalan yang membentang tepat depan rumahnya tidak sedikit warga ikut berpartisipasi. Bagi warga laki-laki ikut membantu mengatur lalu lintas selama perbaikan, sedangkan ibu-ibu membawakan makanan untuk para pekerja di lapangan.
“Saya juga mendengar bahwa pelaksana yang melakukan perbaikan orang sini. Ditambah warga memang sudah lama berharap jalan ini diperbaiki, makanya warga senang dan ikut membantu,” kata Wawan.
Senada dikatakan oleh Haji Usup Usman saat ditemui di salah satu bengkel di Jalan Simpang – Beyeh. Warga Malimping Utara ini mengaku sengaja datang ke bengkel tersebut, sembari mencoba jalan yang baru selesai diperbaiki dinas PUPR Provinsi Banten tersebut.
“Wah sudah bagus yah. Sudah enak jalannya. Kalau dulu mah, siapa yang mau lewat sini. Kondisi permukaan jalannya amblas. Jalannya dipenuhi lubang. Ga sedikit mobil terguling kalau lewat sini,” kenang Usup.
Usup mengatakan, bahwa jalan Raya Simpang -Beyeh merupakan akses jalan alternatif warga jika hendak menuju Malimping Kota dan Bayah. Sementara akses utama harus melewati pasar Malimping yang kondisinya sangat padat kendaraan pada jam-jam sibuk.
“Jalan ini merupakan akses penting warga dan pengguna jalan. Selain akses wisata (pantai Sawarna dan Pantai Bagedur) juga merupakan akses pelayanan publik seperti RS Malimping, Samsat, SMKN 1 Malimping, KUA dan Polsek Malimping,” terangnya.
Lebih jauh Usup berpendapat, mencari yang tidak ada di Banten wilayah selatan sangat sulit. Karena menurutnya, wilayah selatan dilengkapi hampir seluruh sumberdaya.
Antara lain sumberdaya pertanian dan perkebunan, sumberdaya perikanan, sumberdaya batubara, emas dan lain-lain untuk peningkatan ekonomi masyarakat.
“Sumberdaya ini tentu harus didukung oleh akses jalan yang baik. Oleh karena itu saya bersyukur jalan raya Simpang-Beyeh diambil alih Pemprov Banten. Ya bisa kita lihat sekarang, jalannya sudah bagus, sudah mulus. Kenapa sih engga dari dulu,” tanya Usup.
Uji Mutu
Sementara Kepala Dinas PUPR Provinsi Banten, Arlan Marzan mengatakan, bahwa proses kegiatan pembangunan ruas jalan Simpang – Beyeh, Malingping, Lebak saat ini memasuki masa uji mutu beton.
Hal ini dilakukan untuk memastikan kualitas pekerjaan jalan telah sesuai spesifikasi sebagaimana dalam kontrak.
“Tim teknis Bidang Bina Marga di Dinas PUPR Provinsi Banten sedang menguji mutu beton. Sementara untuk rekonstruksi sudah selesai 100 persen dan proses PHO,’ ujar Arlan kepada MediaBanten.Com, kemarin.
Arlan menjelaskan, pembangunan jalan Simpang-Beyeh sepanjang 1,98 kilometer dengan lebar 6 meter diambil dari APBD Banten tahun 2024 sebesar Rp17,456.647.000. Sementara untuk waktu pengerjaan sesuai atau tepat waktu dari yang diberikan selama 180 hari kalender.
Arlan menjelaskan, pembangunan ruas jalan Simpang – Beyeh salah satu upaya mendukung pariwisata Banten selatan yakni akses menuju Pantai Bagedur, Malingping dan pantai Sawarna yang berada di Bayah, Lebak.
Prinsipnya, lanjut Arlan, rekonstruksi jalan juga untuk menjamin kemudahan warga dalam melakukan aktivitas sosial dan ekonomi. Terutama menuju ke akses layanan publik.
“Kami juga sangat berterimakasih atas dukungan masyarakat setempat atas pembangunan jalan ini, Kami sangat terharu atas respon masyarakat yang membawakan makanan untuk pekerja di lapangan. Ini benar-benar baru saya temukan selama saya bekerja di PUPR. Sekali lagi saya mengucapkan terimakasih,” tambahnya.
Seraya menegaskan, Pemprov Banten melalui Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) akan terus memprioritaskan pembangunan jalan yang menjadi kewenangan Provinsi Banten khususnya eks jalan Kabupaten/Kota yang telah ditingkatkan statusnya menjadi jalan Provinsi.
Diketahui ruas jalan Simpang -Beyeh dengan luas panjang 3.400m secara resmi baru menjadi tanggungjawab Pemprov Banten pada awal 2023.
Hal itu berdasarkan Surat Keputusan Gubernur Banten Tahun 2023 Nomor 620 /Kep.16-Huk /2023 tentang Penetapan Status, Fungsi, dan Kelas Jalan Provinsi Banten dan Penetapan Fungsi Ruas Jalan Kabupaten /Kota di Wilayah Provinsi Banten di Ruas Arteri Primer dan Kolektor Primer.
Ruas jalan Simpang-Beyeh ini merupakan jalan limpahan dari kabupaten Lebak yang SK-nya terbit berbarengan dengan 12 ruas jalan lain yang juga diambil oleh Pemprov Banten.
Berdasarkan data Maret 2023 dari total jalan yang merupakan kewenangan Provinsi Banten, untuk kondisi Mantap (kondisi baik dan sedang) mencapai 91,45 persen atau 783,684 Km.
Sementara update kondisi jalan setelah penanganan dan perbaikan yang dilakukan tahun 2024 ini masih terus on progress.
Jalan Raya Simpang-Beyeh diketahui merupakan akses alternatif menuju Malimping Kota dan akses menuju Bayah. Akses tersebut merupakan jalur sibuk dengan banyaknya kendaraan yang melintas.
Tak hanya sepeda motor dan kendaraan kecil, truk sedang sampai tronton juga kerap melewati jalur tersebut. (Budi Wahyu Iskandar)