Sosial

Masuki Era Smart Society 5.0, Ini Penjelasan Wamendag

Era smart society 5.0 kini menjadi konsep peradaban yang banyak diterapkan di banyak negara, termasuk Indonesia.

Konsep yang dikenalkan Jepang ini mengintegrasikan dunia maya dan fisik dalam berbagai penyelesaian masalah sosial.

Hal itu disampaikan Wakil Menteri Perdagangan (Wamendag) Jerry dalam Rapat Kerja Nasional XI Perhimpunan Mahasiswa Katolik Sanctus Thomas Aquinas 2023 yang digelar di Tana Toraja, Senin (23/1) lalu.

Dikatakan Wamendag, paradigm baru dari perkembangan teknologi dan informasi ini telah melahirkan perubahan cara produksi, konsumsi, dan distribusi menjadi lebih murah dan efisien.

Transformasi paradigma ini, kata Jerry, telah dilakukan para pelaku ekonomi di Indonesia. Pandemi Covid-19 adalah salah satu akselerator dari transformasi paradigma.

Menurut Jerry, perubahan cara bertransaksi dalam perdagangan dengan Quick Response Code Indonesia Standard (QRIS), digitalisasi pelaku usaha baik di pasar rakyat maupun Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM), dan inovasi dalam promosi adalah beberapa bentuk transformasi yang sudah dilakukan.

“Era smart society 5.0 merupakan konsep pembangunan masyarkat yang mendorong masyarakat menyeimbangkan antara kemajuan ekonomi dengan penyelesaian masalah sosial menggunakan sistem yang mengintegrasikan dunia maya dan fisik,” ungkap Jerry.

Lebih lanjut, Jerry menambahkan, pembangunan sumber daya manusia (SDM) di era smart society menjadi sangat penting dan menjadi modal dasar untuk menciptakan inovasi dalam meningkatkan daya saing dan menghadapi kompetisi pasar yang semakin ketat di masa depan.

Sementara itu, dalam mengoptimalkan potensi ekonomi digital Indonesia, Kemendag fokus pada pengaturan, pembinaan, dan pemantauan kegiatan niaga elektronik.

Selain itu, peningkatkan ekspor melalui platform digital, perdagangan fisik aset kripto, digitalisasi pasar rakyat dan UMKM, sistem pemantuan dan pelaporan harga dan stok barang, serta negosiasi perdagangan digital.

Kemendag pun menginisiasi ‘program digitalisasi pasar rakyat’. Tagetnya adalah pecepatan digitalisasi di 1.000 pasar rakyat dan 1  juta UMKM.

Kementerian Perdagangan juga terus mendorong perkembangan digitalisasi agar UMKM dapat memasarkan produknya secara digital baik di pasar dalam negeri dan luar negeri.

Pemerintah pun menargetkan sejumlah 30 juta UMKM mampu on-bording dan memperoleh manfaat dalam perdagangan digital pada 2024. (Sumber: Kemendag)

Editor: Abdul Hadi

Abdul Hadi

SELENGKAPNYA
Back to top button