Ekonomi

Menyambut Jalan Jiput-Cimanying, Berharap Tanda Zona Selamat Sekolah (ZoSS)

Pemerintah Provinsi (Pemprov) Banten melalui Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (DPUPR) terus berupaya memastikan jalan dan jembatan yang menjadi tanggung Pemprov Banten dalam kondisi mantap, termasuk Jalan Jiput-Cimanying.

Pada Tahun 2023, Pemprov Banten telah mengambil alih 13 ruas jalan Kabupaten /Kota di Banten melalui SK Gubernur Nomor 620 /Kep.16-Huk /2023 tentang Penetapan Status, Fungsi dan Kelas Jalan Provinsi Banten dan Penetapan Fungsi Ruas Jalan Kabupaten/Kota di Wilayah Provinsi Banten di Ruas Arteri Primer dan Kolektor Primer.

Berdasarkan bank data jalan DPUPR Banten tahun 2023 kondisi jalan berstatus Mantap (baik dan sedang) mencapai 91,45 persen atau 783,684 kilometer dari seluruh jalan yang menjadi kewenangan Pemprov Banten. Sisanya 8,55 persen pada tahun 2024 ini masih dalam tahap penanganan rekonstruksi.

Setelah ruas jalan Baros-Petir, Kabupaten Serang dan ruas Simpang-Beyeh, Malimping, Kabupaten Lebak yang sudah PHO, ruas arteri primer jalan Jiput-Cimanying, Kabupaten Pandeglang juga kini dalam kondisi mulus dan 100 persen rampung. Ruas jalan produktif sebagai akses pendidikan itu saat ini telah proses PHO pada Agustus 2024 lalu.

Guru di Jiput

Penghujung tahun 2024, Asmarudin (37) bisa bernafas lega. Biasanya guru bahasa inggris sekaligus guru BP di SMP Negeri 1 Jiput ini memaksakan diri datang lebih awal dari siswa-siswinya ke sekolah yang berada tepat di kilometer 4, Jalan Jiput-Cimanying, Kabupaten Pandeglang ini.

Lantaran guru muda ini sangat khawatir, karena kondisi jalan Jiput-Cimanying yang berada tepat di depan SMPN 1 Jiput saat itu tak hanya dipenuhi lubang, tetapi juga bentangan atau lebar jalan tidak seluas seperti sekarang. Kondisi jalannya sempit. Padahal di jalan itulah sebagian besar anak murid berjalan kaki menuju ke sekolah.

“Dulu, tak selebar seperti sekarang. Ruas jalan pas untuk jalur 2 mobil. Sementara anak-anak sekolah masih banyak yang jalan kaki dan menggunakan jalur kendaraan. Saya selalu risih. Saya selalu pantau anak-anak saat jalan kaki. Baik saat berangkat ke sekolah atau pulang sekolah,” kenang Asmarudin saat diwawancarai media ini beberapa waktu lalu.

Asmarudin menuturkan, sebelumnya guru muda yang akrab disapa pak Adin ini mengaku dengan mengendarai motor, subuh-subuh sekali guru bahasa inggris ini bergegas ke sekolah dari rumahnya yang berada di Menes. Ia berusaha datang lebih awal dari siswa-siswinya.

“Dulu selain jalan penuh lubang, juga tidak selebar sekarang. Sementara lebih dari 50 persen anak-anak (siswa-siswi) disini masih jalan kaki ke sekolah. Jadi anak siswa dan kendaraan menyatu di jalan. Kondisi itu tentu membahayakan siswa-siswi. Makanya saya selalu memperhatikan anak-anak dari arah barat dan Utara. Selain agar mereka cepat ke sekolah, juga untuk memastikan keselamatan mereka,” tutur Asmarudin.

Seraya menegaskan, kondisi jalan saat ini cukup membuat dirinya lega. Kekhawatirannya terhadap siswa-siswi yang jalan kaki ke sekolah sedikit berkurang. Karena lebar jalan yang sudah bertambah hampir 2 meter dari kondisi jalan sebelumnya. Kendati ia juga mengaku belum hilang seratus persen kekhawatirannya terhadap kondisi jalan saat ini.

“Ruas jalan Jiput-Cimanying ini memang ruas jalan pendidikan. Memasuki jalan Jiput saja kita dihadapkan dengan 4 sekolah SD, terus SMPN 1 Jiput, belum sekolah swasta, selanjutnya ada SMA 11 menuju arah Menes dan Cimanying. Saya berharap Pemprov Banten memberikan tanda zona area sekolah (ZoSS). Agar laju kendaraan yang lewat bisa dikendalikan atau lebih pelan-pelan,” harapnya.

Lebih jauh Asmarudin mengaku sangat berterima kasih atas penanganan jalan di ruas jalan Jiput-Cimanying, terutama setelah diambil alih DPUPR Pemprov Banten. “Ya kenapa tidak dari dulu diambil alih Pemprov Banten. Kalau dari dulu. Jalan ini pasti sudah bagus dari dulu. Terutama pelebaran jalan tentu sangat membantu untuk anak-anak yang berjalan kaki ke sekolah,” tuturnya.

Sementara salah seorang warga Kp/Desa pamarayan, Kecamatan Jiput Amnah (56) mengaku sangat senang dengan kondisi jalan saat ini yang sudah berkualitas beton. Ia berharap kualitas beton akan berdampak lama pakai jalan dan tidak mengalami kerusakan dalam jangka waktu lama.

“Sebenarnya jalan kita itu (jalan Jiput-Cimanying) tahun lalu sudah dihotmix. Ya tapi sekarang makin bagus. Ya sudah Alhamdulillah jadi semakin bagus,” ujar Amnah.

Amnah menuturkan, ruas jalan Jiput Cimanying merupakan jalan yang ramai dan produktif. Selain ruas jalan pendidikan juga jalur menuju sejumlah lokasi wisata. Diantaranya, wisata Citaman, Batu Koong, Gunung Aseupan dan Gunung Pulosari.

“Jalan ini memang jalan rame. Karena ruas jalan ini kalau aktif sekolah rame dengan anak-anak sekolah. Saat libur sekolah rame dengan kendaraan menuju lokasi wisata,” tuturnya.

Pelaksana Teknis (Peltek) Pembangunan Jalan Jiput-Cimanying, Aris Kurniawan saat dikonfirmasi mengatakan, bahwa tahun 2024 ini pihaknya telah melakukan betonisasi jalan sepanjang 1,56 kilometer dengan anggaran sebesar Rp9 miliar.

“Pembangunan jalan ini (Jiput-Cimanying) dilakukan selama 180 hari kerja dan PHO pada Agustus 2024,” terang Aris Kurniawan saat diwawancarai MediaBanten.Com, Senin (25/11/2024).

Aris menjelaskan, eksisting ruas jalan Jiput-Cimanying memiliki lebar jalan 4 meter. Berdasarkan dokumen pembangunan pelebaran jalan yang dilakukan hanya 2 meter, semula lebar jalan 4 meter menjadi 6 meter.

Namun, terang Aris, karena terdapat kelebihan dan sisa lahan maka penambahan lebar jalan dilakukan hingga 4 meter.

“Perintah dokumen proyek yang harus kita tangani mestinya lebar jalan 6 meter. Tetapi pada titik-titik jalan tertentu kami menambah lebaran menjadi 8 meter.

Selain terdapat kelebihan sisa lahan, juga untuk memenuhi estetika kontruksi. Termasuk lebar jalan di kilometer 4 di titik SMPN 1 Jiput,” terangnya.

Lebih jauh Aris menuturkan, panjang jalan Jiput-Cimanying kurang lebih 7 kilometer. Ia membenarkan, jalan yang ditangani merupakan jalan produktif terutama sebagai aktivitas zona pendidikan.

“Jika jalan tersebut sangat dirasakan oleh warga terutama para siswa sekolah, kami dari DPUPR tentu cukup senang,” tambahnya.

Sudah PHO

Sementara Kepala Dinas PUPR Provinsi Banten, Arlan Marzan membenarkan, bahwa kegiatan pembangunan ruas jalan Jiput-Cimanying, Kabupaten Pandeglang sudah PHO sejak Agustus 2024 lalu.

Proses PHO tersebut lebih dulu menguji mutu beton untuk memastikan kualitas pekerjaan jalan telah sesuai spesifikasi sebagaimana yang tertuang dalam kontrak pekerjaan.

“Tim teknis Bidang Bina Marga di Dinas PUPR Provinsi Banten sudah menguji mutu beton. Setelah mendapat kepastian mutu beton baik maka pada akhir Agustus 2024 PHO dilakukan,” terang Arlan.

Arlan menjelaskan, pembangunan ruas jalan Jiput-Cimanying sepanjang 1,65 kilometer dengan lebar 6-8 meter diambil dari APBD Banten tahun 2024 sebesar Rp9 miliar telah memenuhi standar mutu dan tepat waktu dari yang diberikan selama 180 hari kalender.

Lebih jauh Arlan menjelaskan, pembangunan ruas jalan Jiput-Cimanying salah satu upaya mendukung akses publik terutama aktivitas pendidikan bagi warga sekitar. Prinsipnya, lanjut Arlan, rekonstruksi jalan juga untuk menjamin kemudahan warga dalam melakukan aktivitas sosial dan ekonomi.

“Kami juga sangat berterimakasih atas dukungan masyarakat setempat atas pembangunan jalan ini (Jiput-Cimanying). Untuk permintaan warga agar sejumlah titik di ruas jalan Jiput-Cimanying disediakan tanda Zona Selamat Sekolah (ZoSS) tentu bukan kewenangan kami. Tetapi kami akan berkoordinasi dengan Dishub,” terang Arlan.

Seraya menegaskan, Pemprov Banten melalui Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) akan terus memprioritaskan pembangunan jalan yang menjadi kewenangan Provinsi Banten khususnya eks jalan Kabupaten/Kota yang telah ditingkatkan statusnya menjadi jalan Provinsi.

Diketahui ruas jalan Jiput-Cimanying dengan luas panjang 7 kilometer secara resmi baru menjadi tanggungjawab Pemprov Banten pada awal 2023.

Pada tahun 2023, DPUPR telah melakukan penanganan sementara dengan melakukan pelebaran dan Hotmix. Ruas jalan Jiput-Cimanying ini merupakan jalan limpahan dari kabupaten Lebak yang SK-nya terbit berbarengan dengan 12 ruas jalan lain yang juga diambil oleh Pemprov Banten.

12 jalan itu yakni Cibadak-Padasuka, Behel-Simpang. Ruas jalan Sumur-Taman Jaya-Ujung Jaya, Warung Selikur-Apa Manuk, Cikande-Garut-Kopo, Baros-Petir, Gunungsari-Tanjung, Jl Bhayangkara, Banten Lama-Tonjong, Nyapah-Silebu-Sentul, Sp Gading Serpong-Serenade-Kebon Nanas, Ciparay-Cikumpay dan Gunung Luhur-Cipulus,

Arlan juga menyampaikan saat ini pihaknya mengembangkan aplikasi Pengaduan Jalan Banten yang merupakan tindak lanjut komitmen Pj Gubernur Banten untuk memberikan informasi terkait jalan dan jembatan yang menjadi kewenangan Pemprov Banten.

“Aplikasi Pengaduan Jalan Banten ini dapat diperoleh masyarakat Banten dengan cara mengunduhnya di Play Store,” katanya.

Arlan menjelaskan aplikasi Pengaduan Jalan Banten sangat berguna bagi masyarakat, terutama bagi warga Banten dalam mempercepat proses pengaduan sekaligus penanganan jalan dan jembatan yang menjadi tanggung jawab Pemprov Banten. (Budi Wahyu Iskandar)

Budi Wahyu Iskandar

Back to top button