Hukum

Rumah Semi Permanen di Pontang Terbakar, Nenek Nokiah Terwas

Nokiah, 65 tahun, warga Kampung Keleben, Desa Kalapian, Kecamatan Pontang, Kabupaten Serang, Banten, tewas terbakar saat rumah semi permanen yang ditempatinya dilumat si jago merah, Jumat (02/05) dini hari.

Saat kebakaran terjadi, Nokiah tinggal seorang diri dalam keadaan sakit. Penyebab kebakaran masih diselidiki namun diduga akibat sisa lilin yang biasa digunakan untuk penerangan.

Kapolsek Pontang, Iptu Lambasa Nababan menjelaskan peristiwa kebakaran rumah semi permanen yang terjadi sekitar pukul 01.30 itu pertama kali diketahui oleh Amin, 43 tahun, tetangga korban.

“Pada saat kejadian saksi Amin sedang nonton televisi dan mendengar seperti ada kayu terbakar,” ungkap Lambasa.

Saat keluar rumah, ternyata suara tersebut berasal dari rumah tetangganya yang terbakar. Pada saat itu, Amin juga mendengar suara teriakan minta tolong dari dalam rumah yang terbakar.

“Saksi mencoba menolong namun dirinya tidak bisa membuka pintu karena merasa panas akibat api yang sudah membesar,” terangnya.

Masyarakat sekitar berdatangan dan berusaha membantu memadamkan api tersebut, dan sekira jam 02.00 WIB api berhasil dipadamkan, namun korban ditemukan dalam kondisi meninggal dunia.

Dijelaskan, penyebab terjadinya kebakaran masih diselidiki namun diduga berasal dari lilin yang biasa digunakan oleh korban sebagai alat penerang gubuk.

“Dari informasi masyarakat, rumah yang ditempati korban tersebut tidak terdapat lampu penerangan yang berasal dari aliran listrik. Korban setiap malam hanya menggunakan lilin,” jelasnya.

Menurut Lambasa, petugas sempat akan membawa jasad korban ke rumah sakit namun mendapat penolakan dari pihak keluarga dengan alasan sebagai musibah. Atas permintaan tersebut, petugas selanjutnya menyerahkan jasad korban kepada pihak keluarga.

Dari keterangan salah seorang anak korban, Fikri, 47 tahun, dirinya sudah sering membujuk Ibundanya untuk tinggal bersama di rumahnya. Namun sang ibu lebih memilih tinggal sendiri.

“Karena ibu maunya tinggal sendiri, kita tidak bisa apa-apa. Tapi kita tetap memperhatikan dengan mengirimkan makanan. Malam sebelum kejadian, ibu juga ke rumah makan bersama tapi tidak mau nginap,” tambahnya. (Yono)

Yono

Back to top button