Ekonomi

Sebanyak 719 Ton Komoditas Pertanian Banten Diekspor Ke Tiga Negara

Sebanyak 719 metrik ton (MT) atau senilai Rp4,5 miliar komoditas pertanian asal Banten diekspor ke China, Filipina dan Thailand. Komoditi itu berupa rumput laut, tepung gandung dan pati jagung. Ekspor itu melalui Pelabuhan Krakatau Bandar Samudera (KBS) milik Krakatau Steel Group.

“Kebutuhan dunia terhadap produk pangan pertanian terus meningkat. Kami menargetkan akselerasi ekspor bisa meningkat sebesar 200 persen. Untuk mencapai target (eksport), diperlukan berbagai upaya kolaboratif pemerintah pusat dengan pemerintah daerah, kelompok tani, serta pelaku usaha,” kata Kepala Badan Karantina Pertanian pada Kementrian Pertanian (Kementan), Ali Jamil ditemui usai melepas eksport di Pelabuhan KBS, Kota Cilegon, Banten, Rabu (14/08/2019).

Balai Karantina Pertanian (Barantan) memastikan produk ekspor itu berkualitas tinggi dan sehat. Balai sudah melakukan pengecekan dan pengujian terhadap komoditas pertanian yang diekspor tersebut.

Berdasarkan pemeriksaan dan pengujian, diterbitkan sertifikat Phytosanitary Certificate atau PC alias sertifikat kesehatan komoditas ekspor. Dengan sertifikat ini, negara tujuan ekspor yakin dengan pemenuhan standar kesehatan dan aman untuk dikonsumsi.

Baca:

Rumput Laut

Rumput laut asal Banten diakui Ali, banyak diminati oleh negara luar, terutama wilayah Asia. Sehingga pasar ekspor ke negara tetangga masih sangat terbuka lebar dan mampu mensejahterakan para petani rumput laut.

“Balai Karantina Pertanian adalah pembuka akses ekspor melalui protokol karantina pertanian dan penjaminan kesehatan, bebas organisme pengganggu tumbuhan, dengan penerbitan Phytosanitary Certificate,” terangnya.

Pemprov Banten mengaku siap mendukung program pemerintah pusat, dalam hal eksport hasil pertanian, sesuai Permentan nomor 19 tahun 2019 tentang pengembangan ekspor komoditas pertanian.

Menurut Babar Suharso, Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Banten, setidaknya ada 600 jenis komoditas pertanian dan olahannya, yang diminati oleh berbagai negara, terutama di wilayah Asia. Jika ratusan komoditas itu bisa dibantu oleh pemerintah pusat untuk di ekapor, selain menambah pendapatan negara, juga mampu mensejahterakan masyarakat Indonesia, terutama para petani.

“Hal ini merupakan peluang bagi Banten, untuk memproduksi komoditi orientasi ekspor yang didukung pelabuhan eksport yang ada,” kata Babar.

Banten sebagai provinsi di ujung barat Pulau Jawa, memiliki beberapa pelabuhan ekapor impor, seperti KBS, Merak Mas hingga Pelindo II. Jika potensi pertanian dan pelabuhan dapat difungsikan dengan baik oleh pemerintah, maka nilai ekspor hasil pertanian asal Indonesia, terutama Banten, mampu meningkat drastis. (Yandhi Deslatama)

Back to top button