Advetorial

Tahun 2024, Banten Targetkan Produksi Padi 2 Juta Ton

Pemerintah Provinsi (Pemprov) Banten terus berupaya meningkatkan produksi padi. Dalam dua tahun ke depan, Banten menargetkan produksi padi mencapai hingga 2 juta ton lebih.

Target tersebut sangat beralasan, mengingat Provinsi Banten memiliki areal persawahan sekitar 204.335 hektare yang tersebar di delapan Kabupaten/Kota. Potensi tersebut akan ditunjang dengan perluasan areal persawahan, maksimalisasi pemupukan, peningkatan indek pertanaman, perbaikan jaringan irigasi dan peningkatan produktivitas.

Banten juga memiliki modal produktivitas hasil pertanian yang sangat menjanjikan. Luas tanam tahun 2021 mencapai 357.796 hektare dan luas panen 345.831 hektare. Produksi gabah selalu mengalami peningkatan dalam setiap tahunnya. Pada tahun 2019 mencapai 1.470.503 ton, 2020 mencapai 1.655.170 ton dan tahun 2021 diperkirakan mencapai 1.759.562 ton.

Dengan keberhasilan meningkatkan produktivitas pertanian, Pemerintah Pusat memberikan perhatian penuh terhadap Provinsi Banten, dengan memberikan penghargaan, Abdi Bakti Tani. Penghargaan tersebut berupa Peringkat Ketiga Nasional Peningkatan Produktivitas Padi setelah Lampung dan Jawa Timur.

Penghargaan tersebut diserahkan Wakil Presiden KH Maruf Amin kepada Wakil Gubernur Banten Andika Hazrumy di Istana Wapres, Jakarta, Senin (13/9/2021).

“Alhamdulillah kita (Provinsi Banten) bisa ikut membantu Pemerintah Pusat dalam rangka mempertahanakan ketahanan pangan Nasional sebagai Provinsi Peringkat Ketiga dalam Peningkatan Produktivitas Padi Periode Tahun 2019-2020,” kata Andika kepada pers usai menghadiri acara yang digelar dengan protokol kesehatan Covid-19 secara ketat tersebut.

Turut mendampingi Wapres memberikan penghargaan tersebut kepada Kepala Daerah Provinsi dan Kabupaten penerima, Menteri Pertanian Sahrul Yassin Limpo. Pada kesempatan tersebut Kementan memberikan penghargaan kepada 5 Provinsi dan 5 Kabupaten, masing-masing untuk kategori peningkatan produktifitas padi dan kategori pengekspor hasil pertanian.

Secara umum, Andika melanjutkan, PDRB (produk domestik regional bruto) Banten sektor pertanian selama 2020 bernilai positif. Pada triwulan I, PDRB sektor pertanian tumbuh sebesar 3,90 persen (y-on-y) dan triwulan II tumbuh sebesar 3,92 persen (y-on-y), dan triwulan III tumbuh 3,83 persen (y-on-y).

Selama tahun 2020, kontribusi sektor pertanian terhadap struktur PDRB Banten terus mengalami peningkatan dibandingkan 2019. Di triwulan III, kontribusi sektor pertanian mencapai 6,23 persen, meningkat dibandingkan 2019 yang sebesar 5,57 persen. “Ini menunjukkan sektor pertanian di Provinsi Banten cukup baik progresnya dalam bebera waktu terakhir ini,” imbuhnya.

Sebagai informasi, berdasarkan data Kementerian Pertanian, Provinsi Banten menempati peringkat ketiga yang memiliki delta produksi sebesar 184,667 dengan presentase mencapai 12,6 persen. Peringkat pertama, Provinsi Lampung memiliki delta produksi sebesar 486,200 dengan presentase mencapai sebesar 22,5 persen. Peringkat kedua, Provinsi Jawa Timur memiliki delta produksi sebesar 363,604 dengan persentase mencapai 3,8 persen. Peringkat keempat, Provinsi Sumatera Selatan memiliki delta produksi sebesar 139,663 dengan presentase mencapai 5,4 persen. Serta peringkat kelima Provinsi Jambi, memiliki delta produksi sebesar 76,481 dengan presentase mencapai 24,7 persen.

epala Dinas Pertanian dan Peternakan Pemprov Banten, Agus M Tauchid mengatakan, penerimaan penghargaan semakin memicu semangat Dinas Pertanian dan Peternakan untuk terus meningkatkan produksi padi. Pemprov, kata Agus, sudah merancang target peningkatan produksi hasil pertanian hingga mencapai 2 juta ton gabah kering giling (GKG) lebih pada tahun 2024. “Kami sudah merancang target produktivitas produksi gabah pada masa RPJMD transisi. Pada tahun 2023 kami menargetkan sebanyak 1.916.924 ton dan pada tahun 2024 diharapkan mencapai 2.017.814 ton,” kata Agus.

Bukan hanya itu, kata Agus, Banten bahkan sudah membuat target produksi padi pada RPJMD 2024-2029. Pada tahun 2025 ditargetkan sebanyak 2.080.221 ton, pada tahun 2026 sebanyak 2.144.558 ton, tahun 2027 sebanyak 2.210.884 ton, tahun 2028 sebanyak 2.279.262 ton, tahun 2029 ditargetkan mencapai 2.349.775 ton.

Lalu apa upaya yang sedang dan akan dilakukan Dinas Pertanian Banten untuk mencapai target tersebut, Agus memaparkan banyak program peningkatan produksi pertanian. Pertama, kata Agus, Dinas Pertanian dan Peternakan sudah membuat strategi peningkatan produksi dalam bentuk perluasan areal tanam, peningkatan indeks pertanian dan peningkan produktivitas. Dalam upaya peningkatan produktivitas, Dinas Pertanian dan Peternakan melakukan perbaikan teknologi budidaya dan input produksi serta penggunaan VUB potensi hasil tinggi. Sebelumnya, masih ada senjang produktivitas antar Provinsi/Kabupaten/Kota dan senjang produktivitas dengan potensi hasil.

Langkah kedua, kata Agus, Dinas Pertanian dan Peternakan terus memperluas areal tanam. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2018, total luas lahan kering 391.122 hektare. Lahan tersebut terdiri atas pekarangan, tegal atau huma, lahan yang sementara tidak diusahakan, lahan hutan dan perkebunan.

Potensi lainnya adalah lahan kering yang sesuai untuk tanaman pangan semusim seluas 49.166 hektare dan integrasi dengan tanaman kehutanan dan perkebunan (agroforestry).

Langkah selanjutnya adalah peningkatan indeks pertanian. Data menunjukkan bahwa luas lahan sawah ATR/BPN tahun 2019 seluas 204.337 hektare, luas panen Januari-Desember 2020 seluas 325.334 hektare, estimasi indeks panen 2020 1,59, produktivitas (ku/ha) tahun 2020 50,87 dan produksi tahun 2020 sebanyak 1.655.098 ton. Untuk meningkatkan produktivitas lahan pertanian, pemerintah juga sudah mendistribusikan pupuk bersubsidi tahun 2021. Pupuk urea sudah terealisasi sebanyak 29.466,64 atau 38 persen dari kuota atau alokasi 76.557 ton. Pupuk ZA terealisasi 4 persen dari 908 ton, SP 36 terealisasi 24 persen dari 5.471 ton, NPK terealisasi 50 persen dari 28.755 ton, organik terealisasi 34 persen dari kuota 8.611 dan organik cair belum terealisasi dari total kuota 21.528 ton.

Pemprov Banten, kata Agus, juga mendorong pengembangan pertanian melalui rehabilitasi jaringan irigasi tersier. Sepanjang tahun 2015 hingga 2019 jaringan yang sudah direhabilitasi 73,255.

Sementara, jumlah alat mesin pertanian pra panen tahun 2015 hingga 2019 yang tersedia sebanyak 2.261 unit dan peralatan mesin petanian pasca panen sebanyak 854 unit.

Peralatan pra panen terdiri atas traktor roda dua, pompa air, rice transplanter dan cultivator. Sedangkan peralatan-peralatan mesin pertanian paaca panen antara lain, combine harvester kecil, combine harvester sedang, power tresher padi, rice milling unit, corn sheller dan lain-lain. “Jumlah penyuluh pertanian tahun 2019 sebanyai 565 orang, tahun 2018 sebanyak 569 orang dan tahun 2017 sebanyak 573 orang,” kata Agus. (Adv – Biro Adpim Setda Provinsi Banten)

SELENGKAPNYA
Back to top button