Usai Bongkar Penyelundupan Narkotika 2 Ton, Komjen Suyudi jadi Sorotan Publik
Komisaris Jenderal (Komjen) Polisi Suyudi Ario Seto, Kepala Badan Narkotika Nasional (BNN) Republik Indonesia, tengah menjadi sorotan publik nasional, menyusul keberhasilannya mengungkap kasus besar penyelundupan narkotika jenis sabu jaringan internasional seberat dua ton dengan nilai fantastis mencapai sekitar Rp5 triliun.
Keberhasilan membongkar penyelundupan narkotika jenis sabu tersebut menjadi bukti nyata komitmen kuat BNN di bawah kepemimpinan Komjen Suyudi dalam memerangi peredaran narkoba yang kian masif dan mengancam masa depan generasi bangsa.
Lantas, seperti apa sosok Komjen Pol Suyudi Ario Seto? Perwira tinggi Polri bintang tiga ini lahir di Kabupaten Pandeglang, Provinsi Banten, pada 14 Juli 1973.
Ia merupakan lulusan Akademi Kepolisian (Akpol) angkatan 1994 yang dikenal memiliki rekam jejak panjang dalam penugasan strategis di tubuh Polri.
Terlahir dari keluarga tokoh agama, Komjen Suyudi dikenal memiliki latar belakang religius yang kuat serta kedekatan emosional dengan kalangan ulama, santri, dan masyarakat pesantren.
Sebelum dipercaya menjabat sebagai Kepala BNN RI, Komjen Suyudi mengemban amanah sebagai Kapolda Banten dan meninggalkan berbagai program inovatif yang manfaatnya dirasakan langsung oleh masyarakat.
Commander Wish
Mengawali masa tugasnya sebagai Kapolda Banten, Komjen Suyudi meluncurkan sejumlah kebijakan strategis yang dikenal dengan Commander Wish, sebagai pedoman dan arah kebijakan pelaksanaan tugas kepolisian di wilayah hukum Polda Banten.
Program pertama adalah Warung Bhabinkamtibmas (Warbin), yang menjadi ruang dialog santai antara warga dan Bhabinkamtibmas untuk menyampaikan keluhan, saran, maupun informasi kamtibmas di tingkat desa.
Program ini dinilai efektif sebagai sarana deteksi dini serta penyelesaian persoalan sosial di masyarakat, khususnya di wilayah terpencil, agar tidak berkembang menjadi gangguan keamanan yang lebih besar.
Commander Wish kedua yakni PECAK (Pergelaran Cepat Anggota Kepolisian), sebagai wujud quick response Polri dalam menangani situasi darurat, kemacetan lalu lintas, bencana alam, hingga penanganan cepat di tempat kejadian perkara.
Program berikutnya adalah Jumat Keliling (Jumling) dan Subuh Keliling (Suling), yang bertujuan menyerap aspirasi masyarakat, menyampaikan pesan kamtibmas, sekaligus mempererat silaturahmi antara Polri dan warga.
Tak hanya berfokus pada aspek keamanan, Komjen Suyudi juga menggagas program Poliran (Polisi Peduli Pengangguran) sebagai respons terhadap tingginya angka pengangguran di Provinsi Banten.
Melalui program Poliran, Polda Banten menjalankan konsep 3M yakni Merekrut, Melatih, dan Menyalurkan tenaga kerja ke perusahaan-perusahaan, sebagai langkah konkret mencegah potensi gangguan kamtibmas akibat pengangguran.
Berbagai program tersebut dinilai sukses dan berkelanjutan, bahkan dilanjutkan oleh Kapolda Banten penggantinya, Irjen Pol Hengki.
Kepala Desa Tegal Maja, Kecamatan Kragilan, Muhammad Ikhsan menilai Komjen Suyudi sebagai sosok pemimpin yang dekat dengan rakyat dan memiliki kepedulian tinggi terhadap persoalan masyarakat.
“Beliau adalah pemimpin yang merakyat, cepat merespons persoalan warga, serta selalu mengedepankan pendekatan humanis. Dengan rekam jejak seperti itu, saya menilai beliau pantas menduduki posisi pimpinan Polri dimasa mendatang,” ujar Muhammad Ikhsan.
Sementara itu, Pimpinan Pondok Pesantren Sohibul Muslimin, Kecamatan Cikeusal, Kabupaten Serang, KH Tairman Elon, menyebut Komjen Suyudi sebagai figur ulama sekaligus umaro yang mampu menjembatani kepemimpinan dan nilai keagamaan.
“Beliau sangat dekat dengan ulama dan santri. Mampu memadukan nilai keislaman dengan kepemimpinan yang tegas dan bijaksana. Sosok seperti ini sangat dibutuhkan oleh bangsa,” ungkapnya.
Kini, dengan amanah sebagai Kepala BNN RI, Komjen Pol Suyudi Ario Seto diharapkan mampu terus melanjutkan kiprah dan ketegasannya dalam menyelamatkan Indonesia dari ancaman narkoba serta menjaga masa depan generasi muda bangsa. (Yono)











