Wayang Garing Terancam Punah, Ini Kata Dindikbud Banten
Wayang Garing merupakan salah satu kesenian khas Banten yang hampir punah. Kajali menjadi satu-satunya dalang yang tersisa di Banten dan tak mempunyai penerus.
Kesenian ini menjadi salah satu warisan budaya lisan khas masyarakat Serang, Banten. Berbeda dengan pertunjukan wayang kulit pada umumnya, kesenian wayang ini tidak disertai dengan iringan gamelan atau tembang dari sinden.
“Wayang kulit biasanya pakai gamelan ada sinden, kalau wayang garing main sendiri tidak ada sinden,” ujar Kajali selaku satu-satunya dalang yang bisa memainkan kesenian ini.
Wayang garing menjadi salah satu bentuk seni profan yang merakyat, karena menggunakan bahasa daerah dalam pertunjukannya. Interaksi spontan antara dalang dan penonton menjadi salah satu daya tarik utama, yang membuat pertunjukan ini semakin hidup dan menghibur.
Keunikan kesenian khas Serang atau Banten ini tidak hanya terletak pada guyonan yang disampaikan, tetapi juga pada irama pertunjukan dan kemahiran dalang dalam memainkan peran ganda, yang menjadi tantangan tersendiri dalam pelestarian dan pemertahanan seni wayang garing sebagai bagian dari sastra daerah Banten.
Kesenian tersebut kini menghadapi ancaman kepunahan karena kurangnya regenerasi. Di Banten sendiri, hanya ada satu dalang wayang garing yang masih aktif, yaitu Kajali.
“Bapak main dari tahun 70 sampai sekarang masih kuat tapi kalau ada pemanggilan harus dijemput kalau jauh naik mobil kalau dekat naik motor diantar anak,” ujar Kajali.
Kajali terakhir kali menampilkan pertunjukan pada bulan Oktober tahun 2023. Seiring berjalannya waktu, Wayang Garing sudah hampir tidak terekspos di mata masyarakat lagi. Sudah jarang pertunjukan kesenian khas Serang diadakan di kota ini.
“Tampil dimana aja kalau ada yang manggil, terakhir tampil 2023 Oktober di gedung kosong di Serang,” ujar Kajali.
Bahkan, banyak masyarakat awam yang tidak tahu soal Wayang Garing, dan beberapa di antaranya mengira bahwa dalangnya sudah tidak ada. Padahal, kesenian tersebut merupakan kesenian khas Kota Serang yang sangat disayangkan jika nantinya akan punah dan hilang begitu saja
Kepala Bidang Kebudayaan Dindikbud Banten, Dendi Hamadani menyatakan bahwa kebudayaan bersifat wajib bagi pemerintah. “Kalimatnya ada di undang-undang nomor 5 tahun 2017 tentang kebudayaan,” katanya.
Menyikapi kepunahan yang mengintai, upaya melestarikan Wayang Garing menjadi sebuah keharusan bagi pemerintah dan komunitas seni di Banten.
Salah satu langkah yang bisa dilakukan adalah dengan memberikan dukungan dan pengakuan resmi terhadap warisan budaya ini.
Dendi Hamadani, Kepala Bidang Kebudayaan Dindikbud Banten menegaskan pentingnya peran pemerintah dalam pelestarian seni budaya seperti Wayang Garing. “Kami punya kewajiban untuk mengembangkan dan memelihara kebudayaan yang ada, semua yang termasuk kebudayaan kita jaga,” ujarnya.
Selain dukungan dari pemerintah, partisipasi aktif dari masyarakat juga sangat diperlukan. Kajali, sebagai satu-satunya dalang Wayang Garing yang tersisa, berharap agar generasi muda tertarik untuk mempelajari dan mewarisi seni ini.
“Saya berharap ada yang mau belajar, anak-anak bapak pada malas untuk melanjutkan,” katanya.
Dengan langkah konkret dan kerjasama yang baik antara pemerintah, komunitas seni, dan masyarakat, diharapkan Wayang Garing dapat terus hidup dan menjadi bagian yang tak terpisahkan dari warisan budaya Banten. Hal ini bukan hanya untuk melestarikan sebuah seni, tetapi juga menjaga identitas dan jati diri sebuah daerah. (*)
Berita ini ditulis Kelompok 6 Kelas 4F Ikom Fisip Untirta yang terdiri dari Adhitya Subtinanda, Yabet Josua Simamora, Geraldi Gemilang, Ahmad Azmi Asshidqi dan Muhammad Rizki Fauzan Septiazi.