XL Axiata Gunakan Kecerdasan Buatan Atur Kelola Jaringannya
XL Axiata mengadopsi platform Zero Touch Operation, termasuk otomatisasi pengelolaan jaringan (Automation NOC-Network Operation Center). Platform itu diklaim menggunakan teknologi kecerdasan buatan (Artificial Intelligence atau AI).
Platform Ini untuk meningkatkan kenyamanan pelanggan di tengah kompleksitas pengelolaan operasional dan jaringan yang terus meningkat.
XL mengklaim akan mempercepat proses deteksi bila terjadinya gangguan jaringan dan seberapa besar dampak yang dialami pelanggan. Sebelumnya, proses tersebut dilakukan oleh manusia, maka kini menggunakan teknologi Artificial Intelligence (AI) dan Machine Learning (ML).
“Pada saat kita bicara mengenai operasional, maka kita perlu melihat apa yang kita operasikan. Jadi, kalau dilihat sampai saat ini saja jaringan XL sudah lebih 142 ribu BTS, itu hanya radio saja, masih ada perangkat lainnya,” kata Direktur & Chief Information-Digitalization Officer XL Axiata, Yessie D Yosetya, Kamis (21/1/2021) seperti yang dilansir detik.com.
“Teknologi yang terus berkembang membuat kita juga harus mengerti masing-masing karakteristiknya, tentunya menambah kompleksitas jaringan dan volume trafik yang terus meningkat. Dengan banyak perangkat yang dioperasikan, cara lama dalam mengoperasikan jaringan tidak relevan lagi,” ungkapnya.
Baca:
Implementasi platform Zero Touch Operation telah berhasil memberikan manfaat berupa, antara lain ketersediaan jaringan meningkat sekitar 4,2%, volume download naik hingga 45%, waktu respon terhadap persoalan jaringan 90% lebih cepat, waktu untuk restorasi 35% lebih cepat, serta peningkatan kualitas 4G hingga 18%.
Disebutkan, semua indikator tersebut menunjukkan peningkatan kinerja penanganan gangguan dan peningkatan kualitas jaringan, yang pada akhirnya bisa dirasakan langsung oleh pelanggan berupa kenyamanan menggunakan jaringan XL.
“Pada intinya Zero Touch Operation ini lebih cepat mendeteksi dan juga lebih cepat mengambil keputusan,” ucapnya.
Penerapan Zero Touch Operation ini merupakan bagian dari transformasi digital yang dilakukan XL sejak tahun 2019. Tujuannya agar mampu menyediakan berbagai layanan yang maksimal sesuai dengan ekspektasi pelanggan, mereka juga berupaya untuk meminimalisir dampak gangguan pada sisi jaringan.
Zero Touch Operation diterapkan untuk menjalankan pekerjaan yang berulang dan memiliki tingkat kognitif yang rendah, serta membutuhkan sumber daya manusia yang cukup banyak untuk melakukannya. Dengan platform ini, semua pekerjaan yang sudah memiliki Standard Operational Procedure (SOP) yang baku akan bisa dikerjakan oleh mesin atau tidak perlu lagi dikerjakan secara manual.
Dalam mengadopsi Zero Touch Operation, XL bekerja bekerja sama dengan Huawei Tech Investment sebagai penyedia teknologi, sistem enablement dari Zero Touch Operation ini sudah diterapkan perusahaan sejak awal tahun 2020 dengan menghasilkan beberapa use case dari automatisasi operation. Proyek ini ditargetkan bisa selesai di tahun 2023 mendatang.
Dalam melaksanakan transformasi digital dalam operasional perusahaan, XL Axiata telah menjalankan sejumlah inisiatif yang strategis. Selain implementasi platform Zero Touch Operation, inisiatif yang telah diimplementasikan antara lain Google Cloud – Hybrid-Cloud, Cloud Core 5G-Ready, Customer Identity and Access Management (CIAM), SAP S/4 HANA Cloud, Omnichannel Customer Value Management (CVM), dan Multi Channel Campaign Management (MCCM). (detik.com / IN Rosyadi)