AirNav Indonesia Bantu Kelola Madu dan Bank Sampah di Ujungkulon
Masyarakat di kawasan konservasi Taman Nasional Ujung Kulon (TNUK) diberi pelatihan mengelola bank sampah dan bertani madu. Agar alam disekitar habitat badak bercula satu itu tetap lestari dan bersih dari sampah.
Pengelolaan sampah dan madu di Desa Tunggal Jaya, Kecamatan Sumur Kabupaten Pandeglang itu diberi nama Bank Sampah Ujung Kulon (Bunglon) yang bekerjasama dengan Bank Sampah Sungai Cisadane (Banksasuci).
Mewakili AirNav Indonesia, Hermawansyah mengatakan bahwa melalui program pemberdayaan tersebut diharapkan dapat meningkatkan perekonomian masyarakat.
“BUMN Hadir Untuk Indonesia bukan hanya sekedar slogan, AirNav Indonesia hadir memberikan solusi ditengah pandemi, dalam meningkatkan perekonomian masyarakat guna tercapainya kesejahteraan masyarakat,” kata perwakilan AirNav, Hermawansyah, Kamis (10/09/2020).
Baca:
- Akhirnya Dibentuk Bank Sampah Warga Kamasan di Serang
- Pemkot Serang Diminta Kaji Ulang Bank Sampah Per RW
Anggota DPRD Propinsi Banten, Anda Suhanda memberikan apresiasi kepada AirNav Indonesia yang telah memberikan perhatian kepada masyarakat Pandeglang. Harapannya, semakin banyak BUMN hadir ke Banten, supaya perekonomian warga bisa kbali normal ditengah hantaman badai covid-19.
“Kami ucapkan terimakasih dan penghargaan serta apresiasi kepada AirNav Indonesia, benar-benar hadir untuk masyarakat di tengah pandemi,” ujarnya.
Sementara itu, Kepala Desa Tunggal Jaya, Hutbi Wirawan, merasa terharu atas perhatian AirNav kepada Desa yang dipimpinnya. Lantaran desa nya berada di paling ujung Pulau Jawa dan tak mudah menjangkaunya dari perkotaan.
“Kami terharu sekaligus bangga, karena desa kami diberi ruang untuk memberdayakan masyarakat, dan Alhamdulilah melalui program dari AirNav Indonesia masyarakat di desa kami berdaya dan mudah-mudahan Kedepan menjadi kawasan potensi wisata,” harapnya.
AirNav Indonesia merupakan Lembaga Penyelenggara Pelayanan Navigasi Penerbangan Indonesia, Lembaga ini adalah BUMN Indonesia yang bergerak di bidang usaha pelayanan navigasi udara. Airnav didirikan pada 13 September 2012 melalui PP No 77 tahun 2012. Airnav Indonesia terbagi menjadi dua ruang udara berdasarkan Flight Information Region (FIR) yaitu, FIR Jakarta dan FIR Ujung Pandang.
Pendirian Airnav Indonesia didasari oleh dua fakta kondisi penerbangan Indonesia yaitu, PT Angkasa Pura I,II yang merangkap tugas mengelola sektor darat bandar udara dan navigasi penerbangan.
Rekomendasi dari ICAO untuk membentuk badan atau lembaga khusus bidang navigasi penerbangan berdasarkan audit ICAO USOAP pada tahun 2005 dan 2007 yang menyatakan bahwa penerbangan Indonesia tidak memenuhi syarat minimum keselematan penerbangan.
September 2009 Pemerintah Indonesia merespon audit ICAO dengan memulai rancangan PP pendirian Airnav Indonesia dan disahkan pada 13 September 2012 menjadi PP No 77 tahun 2012. Airnav Indonesia mulai melaksanakan tugasnya mengelola navigasi penerbangan di seluruh wilayah Indonesia dimulai pada 16 Januari 2013. (Yandhi Deslatama)