Acara Maulid Nabi di Ponpes Al Fathaniyah Dihadiri Gubernur dan Tokoh Non Muslim
Ada yang istimewa dari Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW di Pondok Pesantren Al-Fathaniyah, Tengkele, Komplek Tembong Indah, Kota Serang, Senin, 8 September 2025 malam. Selain dihadiri Gubernur Banten, Andra Soni juga hadir para tokoh non muslim atau lintas iman, di antaranya tokoh agama Kristen, Katolik, Hindu dan Budha.
Suasana peringatan itu sendiri berlangsung khidmat dan sarat pesan persatuan. Ribuan santri, masyarakat, hingga tokoh lintas agama hadir.
Kehadiran tokoh non muslim pada agenda Maulid Nabi Saw Masyakarat Komplek Tembong Indah dan Ponpes Al-Fathaniyah menjadi simbol kuatnya semangat kebersamaan di Banten.
Acara juga dimeriahkan lantunan syahdu Trio Qori Santri Cilik dan Tim Hadroh Al-Maddad Al-Fathaniyah yang membawa nuansa religius penuh kekhidmatan, mengusung tema dengan tajuk “Hikmah Maulid dalam Memperkuat Keharmonisan Ummat Manusia,”
Pengasuh Ponpes Al-Fathaniyah, KH Saifun Nawasi, menyampaikan rasa syukur atas terselenggaranya acara ini. Ia menegaskan bahwa peringatan Maulid Nabi harus menjadi momentum memperkuat persatuan bangsa.
“Kehadiran tokoh non muslim malam ini bukti nyata bahwa kebersamaan bisa terus terjaga. Semoga semangat ini menjadi pengikat bagi kita semua,” ujar KH Saifun, yang juga Ketua Tanfidziyah PCNU Kota Serang.
Ia juga menyampaikan doa bagi Gubernur Banten agar selalu sehat dan dekat dengan para ulama serta santri. “Beliau selalu hadir bersama ulama dan santri. Kita doakan panjang umur dan penuh keberkahan,” tambahnya.
Dalam sambutannya, Gubernur Banten Andra Soni menekankan bahwa peringatan Maulid Nabi bukan hanya tradisi, tetapi wujud rasa syukur atas kelahiran Rasulullah SAW.
“Beliau adalah rahmat bagi semesta alam. Peringatan ini mengingatkan kita untuk meneladani akhlak Nabi yang agung,” ujar Andra.
Ia menyebut empat sifat utama Rasulullah, yaitu siddiq, amanah, tabligh, dan fathonah, sebagai pedoman hidup masyarakat Banten.
“Melalui Maulid, mari kita perkuat ukhuwah Islamiyah, ukhuwah basyariah, dan ukhuwah wathaniyah,” katanya.
Andra juga mengungkap rasa syukur atas doa ulama dan santri yang menurutnya menjadi kekuatan pribadi.
“Alhamdulillah, doa Pak Kiai dan santri membuat orang tua saya yang sempat dirawat di ICU bisa sadar kembali,” ungkapnya.
Perkuat Pesantren
Gubernur menegaskan komitmen pemerintah provinsi untuk memperkuat peran pesantren. Menurutnya, pesantren bukan hanya tempat pendidikan agama, tetapi juga benteng akhlak generasi muda.
“Pesantren punya peran strategis membentuk karakter dan spiritualitas. Karena itu, kami sedang mengupayakan reaktivasi Biro Kesra agar pesantren di Banten lebih terfasilitasi,” jelasnya.
Ia berpesan kepada para santri agar bersyukur bisa belajar di pesantren. “Selain ilmu pengetahuan, kalian ditempa dengan akhlak, disiplin, dan ibadah. Inilah bekal menjadi pemimpin Banten di masa depan,” tegasnya.
Persatuan dan Anti Fitnah
Sementara itu, Ketua FKUB Kota Serang, KH Matin Syarkowi, menyampaikan tausiah penuh makna. Ia menegaskan pentingnya menjaga persatuan di tengah perbedaan.
“Kalau kita berkumpul begini, kulitnya berbeda, matanya berbeda. Tapi kita semua tetap satu nusa, satu bangsa, dan satu bahasa,” ujarnya.
Ia menambahkan, perbedaan adalah anugerah. Tanpa siang dan malam, tanpa laki-laki dan perempuan, kehidupan tidak akan berjalan seimbang.
KH Matin juga mengingatkan jamaah agar tidak tergoda pada gemerlap dunia. Ia menyinggung kisah Isra Mi’raj, ketika Rasul menolak panggilan seorang nenek berhias perhiasan.
“Itu simbol dunia yang sudah tua. Untung Rasul tidak menoleh. Kalau menoleh, kita semua bisa jatuh cinta dunia,” jelasnya.
Ia kemudian berbagi pengalaman berkunjung ke rumah ibadah agama lain, termasuk gereja dan pura. Menurutnya, semua agama mengajarkan kesucian sebelum menghadap Tuhan.
“Setiap agama menekankan kebersihan hati dan kasih sayang. Jadi jangan ada lagi yang merasa paling benar sendiri,” katanya.
Fitnah Media Sosial
Dalam kesempatan itu, KH Matin juga menyinggung maraknya fitnah di media sosial. Ia menyebut istilah “WWW” untuk menggambarkan dunia maya yang rawan berita palsu.
“Berita dari media sosial itu 50:50, bisa benar bisa salah. Maka rumusnya tabayyun. Cek dulu, jangan langsung percaya. Bahkan profesor bisa tertipu,” tegasnya.
Ia mengingatkan bahwa fitnah dapat memicu kerusuhan dan perpecahan. “Presiden yang terpilih wajib kita dukung. Haram menjatuhkan pemimpin sah dengan cara salah. Itulah ajaran Rasulullah,” ujarnya.
Sebagai pengurus A’wan PBNU 2022-2027, KH Matin menekankan pentingnya peran santri dalam mencetak generasi berakhlak mulia. Ia mengingatkan para santri agar bersyukur bisa menimba ilmu di pesantren.
“Santri itu bukan hanya belajar ilmu pengetahuan, tapi juga akhlak dan ibadah. Dari sinilah lahir generasi tangguh yang siap membangun bangsa,” ucapnya.
Ia menegaskan, santri dan generasi muda adalah pilar penting menuju Indonesia Emas 2045. “Belajarlah sungguh-sungguh, sebarkan kebaikan, dan jadilah bagian dari masa depan bangsa,” pesannya.
Acara peringatan Maulid Nabi di Ponpes Al-Fathaniyah ditutup dengan doa bersama. Tokoh lintas agama yang hadir ikut memberikan penghormatan. Hal itu menjadi bukti nyata bahwa perbedaan keyakinan tidak menghalangi persatuan.
Dari Ponpes Al-Fathaniyah, pesan kuat kembali digaungkan meneladani akhlak Rasul, melawan fitnah, menjaga kerukunan, dan memperkuat persatuan bangsa. (Dokumentasi: Ponpes Al-Fathaniyah Tengkele, Kota Serang).










