BI: Sektor Pariwisata Jadi Solusi Utama Masalah Ekonomi di Banten
Kepala Perwakilan Bank Indonesia (BI) Provinsi Banten, Ameriza M. Moesa, menilai sektor pariwisata memiliki potensi besar sebagai solusi utama untuk mengatasi permasalahan ekonomi serta menciptakan sumber pertumbuhan yang inklusif di wilayah Banten.
“Kami menyimpulkan potensi wisata itu sangat besar di Banten. Sektor ini merupakan solusi untuk mencari sumber pertumbuhan ekonomi yang inklusif,” ujarnya di Serang, Selasa (25/11/2025).
Ameriza menyarankan agar pemerintah daerah dapat memfokuskan pengembangan pariwisata ke wilayah Banten bagian selatan, khususnya Kabupaten Pandeglang dan Lebak.
Menurutnya, pengembangan di wilayah tersebut akan memberikan dampak menetes ke bawah (trickle-down effect) yang signifikan terhadap sektor lainnya.
Efek ganda tersebut diyakini akan menyentuh sektor perdagangan, restoran, perhotelan, hingga transportasi. Dampaknya bahkan diprediksi meluas hingga ke sektor perkebunan, pertanian, agroindustri, dan investasi.
“Kami optimistis apabila sektor ini dikembangkan, tentu akan menjadi motor pertumbuhan baru bagi Banten,” katanya.
Meskipun saat ini kontribusi sektor pariwisata terhadap Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Banten masih relatif kecil atau di bawah 10 persen, Ameriza menyebut bahwa secara siklus tahunan, sektor ini selalu mengalami peningkatan signifikan di akhir tahun, terutama saat momen libur Natal dan Tahun Baru.
Oleh karena itu, ia mengingatkan pentingnya kesiapan daerah dalam menyambut wisatawan, mulai dari pengaturan lalu lintas, ketertiban, hingga kebersihan lingkungan.
Menanggapi kemampuan pemerintah daerah dalam menghidupkan pariwisata, Ameriza menekankan perlunya mekanisme koordinasi yang kuat antar-instansi.
Ia menjelaskan bahwa pariwisata adalah sektor multi-kegiatan yang melibatkan banyak dinas, seperti Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR), Perhubungan, dan Perdagangan.
“Pemerintah daerah harus menciptakan suatu mekanisme koordinasi yang semakin kuat. Saya yakin pasti mampu,” tegasnya.
Selain koordinasi, tantangan terbesar lainnya adalah membangkitkan kesadaran masyarakat atau sadar wisata sehingga pendekatan budaya (kultur) perlu dilakukan tidak hanya sekadar pendekatan kognitif atau pengajaran semata.
“Masyarakat harus sadar bahwa pariwisata ini bisa menjadi sumber penghasilan utama dan kebutuhan untuk meningkatkan ekonomi mereka. Ini prioritas agar program pemerintah tidak terkesan berjalan sendiri-sendiri,” pungkas Ameriza. (Oleh Desi Purnama Sari – LKBN Antara)









