Pasien Covid Kota Serang Wafat, Tak Dapat Tabung dan Oksigen
Pasien yang kesulitan mendapatkan oksigen di Kota Serang, akhirnya menghembuskan nafas terakhirnya, karena tidak mendapatkan tabung beserta isi oksigennya. Ini dialami salah satu keluarga Najib, yang merupakan warga Ibu Kota Banten.
Rabu malam, 21 Juli 2021, dia berkeliling Kota Serang, namun tak mendapatkan pinjaman atau penyewaan tabung oksigen. Hingga akhirnya, sang kakak mendapatkan oksigen gratis dari Pokja Relawan Banten. Dia berusaha mencari isi ulang, namun tak menemukan yang buka 24 jam.
“(Kamis, 22 Juli 2021) Jam 05.30 wib kehabisan oksigen, nyari belum pada buka. Pukul 07.25 wib menghembuskan nafas terakhir. Banten darurat oksigen. Cerita lengkapnya nanti, saya masih repot,” ujarnya melalui pesan elektronik, Kamis (22/07/2022).
Walikota Serang, Syafrudin mengakui banyak warganya yang sedang menjalani isolasi mandiri (isoman) meninggal di rumah. Banyak penyebabnya, seperti keterbatasan akses ke medis, obat-obatan, kesulitan oksigen hingga enggan melapor ke satgas covid 19. Penyebab lainnya, kapasitas Rumah Sakit (RS) yang sudah kolaps dan tidak mampu lagi menampung pasien covid-19.
“Sebenarnya kalau kita hitung yang tidak dilaporkan masyarakat itu banyak sekali, sebab banyak sekali yang meninggal. Karena mereka memilih isolasi mandiri dirumah masing-masing karena dirumah sakit sudah over load,” kata Walikota Serang, Syafrudin, Kamis (22/07/2021).
Masuknya Kota Serang dalam level 4 PPKM Darurat, diharapkan Syafrudin, bisa menyadarkan warganya untuk semakin patuh memakai masker, menjaga jarak hingga mengurangi kegiatan ditempat umum.
Syafrudin juga mengaku seluruh jajaran di Kota Serang, mulai Satpol PP, TNI, Polri, telah melakukan upaya terbaiknya menekan penularan virus corona dan meminta masyarakat patuh prokes covid 19.
Kini, Ibu Kota Banten berada di zona merah penularan virus covid-19, bersama Tangerang Raya, Kabupaten Serang, Kabupaten Pandeglang dan Kota Cilegon. Hanya Kabupaten Lebak yang berstatus zona oranye.
“Kepatuhan masyarakat sampai saat ini, karena kita di zona merah, berarti belum 100 persen. Ya mudah-mudahan dengan keadaan zona merah ini, bisa menyadari bahwa covid-19 itu ada dan perlu di antisipasi, kuncinya di pribadi sendiri serta lingkungan,” ujarnya. (Reporter: Yandhi Deslatama / Editor: IN Rosyadi)