Video Gubernur Banten: Inspektorat Diminta Periksa BKD Soal Pembocor SK Mutasi Jabatan
Gubernur Banten, Wahidin Halim minta Inspektorat untuk memeriksa Badan Kepegawaian Daerah (BKD) Banten karena diduga ada pegawai yang suka membocorkan informasi setiap menjelang mutasi jabatan. Padahal informasi itu termasuk jenis rahasia negara.
“Ini daftar pejabat yang dimutasikan hari ini sudah menyebar sejak kemarin, bahkan sampai lampiran SK saja bisa disebarkan. Saya yakin ini di BKD ada orang yang suka menyebarkan informasi yang seharusnya menjadi rahasia negara. Tolong Inspektur diperiksa itu BKD. Saya yakin betul itu. Sehingga informasi ini menjadi makanan orang-orang yang senang membuat hoax,” kata Wahidin Halim, Gubernur Banten saat memberi sambutan dalam apel gabungan dan pelantikan pejabat fungsional di halaman Masjid Raya Al-Bantani, KP3B, Curug, Kota Serang, Senin (7/5/2018).
Wahidin mengatakan, mutasi ini merupakan sebuah sistem yang pekerjaan dari BKD, kemudian Sekretaris Daerah (Sekda) dan Wakil Gubernur Banten. “Saya mana kenal eselon III dan IV. Tetapi pada akihirnya saya yang bertanggung jawab. Kalau pun mau disalahkan, ya silahkan,” katanya.
Kebocoran informasi bersifat rahasia negara itu akhirnya menjadi bahan atau “makanan” bagi orang-orang yang senang membuat hoax (berita palsu). Dia mencontohkan, ada hoax bahwa Wahidin Halim memindahkan besar-besaran pejabat dari kampungnya. “Mutasi kemarin itu, hanya ada sembilan pejabat dari luar. Dari sembilan, hanya ada enam orang yang berasal dari Kota Tangerang. Jadi ini dimain-mainkan ini untuk mencari kelemahan saya. Boleh saja cari-cari kelemahan. Tetapi sesungguhnya semua itu melalui sebuah proses dan taat aturan. Lihat saja di SK pada bagian terakhir, ada kalimat, apabila ada kesalahan, keputusan ini bisa diperbaiki. Sampaikan kepada saya baik-baik,” katanya.
Baca: Gubernur Lakukan Pengawasan Pemerintahan di Pemkot Serang
Gubernur Banten minta agar aparatur sipil negara (ASN) jangan mau dipolitisasi dan dipecah-pecah. “Jangan mau. Kalian pegawai yang mengedepankan loyalitas. Loyalitas kepada siapa? Ya kepada pimpinan. Kalau pimpinannya ganti, ya loyalitas pun berganti kepada pimpinan yang baru. Jadi ASN harus netral. Mari kita sama-sama sebagai orang asn, dimana kita berkerja, kepada negara kita bekerja, bukan kepada siapa-siapa. Semangat kita untuk pengabdian.,” ujarnya.
Wahidin memberitahukan, sebuah tim sudah dibentuk untuk memantau perilaku pejabat agar pada saat mutasi atau pelantikan tidak lagi “kecolongan”. Karena itu, Wahidin menyarankan agar ASN bekerja saja dengan baik, tidak perlu kasak-kusuk untuk sebuah jabatan.
Gubernur Banten juga menyinggung soal beredarnya berita hoax. “Kemarin ada berita, para pegawai Pemprov diperiksa Polda. Begitu dikonfirmasi ke Polda, ternyata itu bohong. Kata Polda tidak ada pemeriksaan apapun. Jadi ini berita bohong. Tetapi buat saya alhamdulillah. Karena saya orang beriman yang takut pada Allah. Hoax begitu jadi vitamin, gizi buat saya. Dan, saya tidak pernah takut ketika saya dikritik,” katanya.
Dia juga menanggapi soal dilontarkannya isu seolah pesimis terhadap pencapaian kinerja Pemprov Banten. “Buat saya tidak ada itu. Saya tetap optimis, kalian tetap mau bekerja, karena kalian masih orang yang punya tanggung jawab kepada negara dan bangsa ini,” ujarnya.
Dia mengingatkan, visi dan misi Gubernur dan Wakil Gubernur Banten itu berdurasi 5 tahun. “Baru satu tahun sudah ditanya-tanya soal kinerja. Padahal banyak hal yang kita lakukan, tetapi memang tidak kita publis semua. Ya itu hanya orang yang cari-cari masalah saja,” katanya.
Di bagian akhir sambutannya, Gubernur Banten mengingatkan soal adanya Gerakan Kebersihan Provinsi Banten. “Coba perhatikan halaman masjid ini? Sampah masih ada, tak ada yang nyapu. Saya di Tangerang, gak ada yang begini. Halaman masjid bersih, jalan-jalan bersih. Kantor bersih. Karena semua disapu, sapu pagi dan sapu malam,” katanya. (Adityawarman)