18 Balita di Pasir Jaya Terindikasi Gizi Buruk dan Stunting
Petugas Kesehatan Gizi Puskesmas Pasir Jaya, Kabupaten Tangerang menemukan 18 bayi di bawah lima tahun (Balita) yang perlu penanganan lebih lanjut karena terindikasi masuk katagori gizi buruk, gizi kurang dan stunting.
Demikian dikutip dari rilis Diskominfo Kabupaten Tangerang yang dikutip MediaBanten.Com, Selasa (4/4/2023) menyebutkan, data 18 Balita itu pada Maret 2023 dan merupakan hasil penimbangan BPB (bulan penimbangan Balita).
Kepala Puskesmas Pasir Jaya, dr Ratna Asih Sri Rahayu mengatakan, hasil kegiatan ini bisa menjadi perhatian para orang tua Balita agar rajin memeriksakan tumbuh dan berkembang balitanya di posyandu setiap bulan.
“Dengan kegiatan ini pun para orang tua akan dapat memonitor perkembangan tumbuh kembang balitanya terutama dalam masalah kesehatan di setiap bulannya,” ujar Ratna.
Ratna memasitkan bahwa jika ada balita terdeteksi kurang gizi atau stunting, dapat segera ditangani tenaga kesehatan.
Sementara itu, Petugas Puskesmas Pasir Jaya Pungki Purnisa, menjelaskan Bulan Penimbangan Balita (BPB) adalah kegiatan penimbangan berat badan dan pengukuran panjang atau tinggi badan pada balita usia 0-59 bulan yang dilakukan di Posyandu.
“Bulan Penimbangan Balita (BPB) merupakan langkah awal dalam memantau pertumbuhan dan perkembangan anak. Pada Bulan Penimbangan Balita (BPB) setiap balita mendapat pengukuran ulang, baik berat badan dan tinggi badan,” ujar Pungki Purnisa.
Jika ditemukan status gizi < – 2 SD dan < – 3 SD, maka langsung diberikan intervensi dengan melakukan konseling gizi, pemberian makanan tambahan balita, seperti biskuit dan taburia.
“Dalam kegiatan ini bila ditemukan ada balita yang kurang sehat, maka akan dirujuk ke puskesmas untuk mendapat pemeriksaan kesehatan lebih lanjut oleh dokter,” tuturnya.
Gizi buruk adalah kondisi ketika berat badan anak terlalu rendah bila dibandingkan dengan tinggi badannya. Anak dengan gizi buruk atau severe wasting biasanya memiliki daya tahan tubuh yang sangat lemah sehingga berisiko terkena penyakit parah, bahkan meninggal.
Sedangkan stunting adalah masalah gizi kronis akibat kurangnya asupan gizi dalam jangka waktu panjang sehingga mengakibatkan terganggunya pertumbuhan pada anak.
Stunting juga menjadi salah satu penyebab tinggi badan anak terhambat, sehingga lebih rendah dibandingkan anak-anak seusianya. Tidak jarang masyarakat menganggap kondisi tubuh pendek merupakan faktor genetika dan tidak ada kaitannya dengan masalah kesehatan.
Faktanya, faktor genetika memiliki pengaruh kecil terhadap kondisi kesehatan seseorang dibandingkan dengan faktor lingkungan dan pelayanan kesehatan.
Biasanya, stunting mulai terjadi saat anak masih berada dalam kandungan dan terlihat saat mereka memasuki usia dua tahun. (*)
Reporter Iqbal Kurnia
Editor Iman NR