Marawa Pro Luncurkan Film “Ranah Mahimbau Pulang”
Marawa Pro, komunitas para sineas di Bukittinggi, Sumatera Barat meluncurkan film terbaru berudul “Ranah Mahimbau Pulang”.
Marawa Pro menayangkan produksi film terbarunya tersebut jelang Idul Fitri 2023. Dirilis sebelum lebaran, karena kisah di film tersebut berkaitan erat dengan pemuda perantau Minang yang hendak mudik.
Marde Putra, pendiri Marawa Pro mengatakan, film Ranah Mahimbau Pulang bercerita tentang pemuda Minang yang sedang dalam perjalanan pulang kampung karena rindu pada ayah ibunya.
Dia tak kuasa lagi mendengar gema takbir Idul Fitri di perantauan setelah 10 tahun tidak pulang ke kampung halaman.
Selama perjalanannya tersebut diwarnai dengan kilas balik masa lalunya yang mengharuskannya untuk meninggalkan kampung halaman. Pada akhirnya, ia memutuskan untuk pulang kampung pada lebaran kali ini.
“Film Ranah Mahimbau Pulang mengusung pesan moral untuk para pemuda, bahwasanya sebagai anak muda tidak ada kesuksesan yang akan dapat diraih jika hanya berdiam diri di rumah dan tidak melakukan apa-apa,” kata Marde Putra.
Kisah Film Ranah Mahimbau Pulang sesuai dengan falsafah Minang, “Sayang ka anak balacuik. Sayang ka kampuang batinggaan. Diasak baniah makonyo tumbuh”.
Yang maknanya, sayang pada anak, dilecut. Sayang pada kampung, ditinggalkan. Benih dipindah dari semaian makanya bisa tumbuh dan berkembang.
Marawa Pro terbentuk pada tahun 2019 di Bukittinggi. Pusat kegiatannya di Jalan Situpo, Gurun Panjang, Bukittinggi.
Nama para pendiri Marawa Pro dan perannya di komunitas tersebut Marde Putra (Penyutradaraan), Ichbal Poetra (Manager Produksi), Rido Ardi (Director Of Photography), Asep Mulyadi (Penulis Naskah dan Editor).
Bahrul Oey (Art, Kameramen), Hamzah Fansuri (Talent, Aktor), Panjul Uye (Talent, Vokalis), Ayu Andira (Talent, Vokalis), Gusti Maharani (Talent, Vokalis), Faurellia Fadhilla (Talent Nasional), dan R Doel – ST22 Community (Arranger Music).
Marde Putra mengatakan, berdirinya Marawa Pro adalah bentuk dukungan dari teman-temannya semenjak channel pertama Marde Entertainment terkena banned oleh YouTube karena persoalan hak cipta.
Teman-temannya yang pernah terlibat dalam karya-karya Marde Entertainment tersebut memberikan semangat padanya untuk tetap berkarya dan membentuk brand baru dengan nama Marawa Pro.
”Bermula dari YouTube Channel Marde Entertainment yang merupakan channel YouTube pertama kami, kena banned karena pelanggaran hak cipta, kemudian dihapus secara sepihak oleh produser kami tanpa ada konfirmasi sebelumnya,” kata Marde Putra.
Teman-teman yang sering terlibat dalam produksi film lokal menyepakati untuk membuat channel baru dengan nama berbeda dari sebelumnya. Dari beberapa nama yang diusulkan, Marawa Pro, sejak 5 Agustus 2019.
Visi Marawa Pro adalah untuk ikut memperkenalkan Indonesia khususnya Ranah Minang kepada dunia melalui seni audio visual.
Dan misi mereka untuk mendukung program Pemerintah Daerah / Pusat di Negara Kesatuan Republik Indonesia, menyalurkan talenta pemuda-pemudi Minang melalui karya audio visual, memperkenalkan adat dan budaya Ranah Minang melalui karya audio visual, mendukung falsafah Minang tentang Adat Basandi Sara’, Sara’ Basandi Kitabullah.
Juga mendukung Pemerintah Daerah maupun Pusat dalam mengeksplor Ranah Minang, dan membantu Pemerintah dalam mengembangkan produksi ekonomi kreatif dalam bidang audio visual maupun konten kreator.
Marawa Pro telah merilis 15 karya film di YouTube Channel Marawa Pro dengan judul Rumah Mertua (2016), Tikam Jajak Pandeka – Habib Series (2016), Tikam Jajak Pandeka – Rahmat Series (2017), Surau Tingga (9 Agustus 2019.
Tadabbur Hati (12 Oktober 2019), Pendidikan Doeloe dan Sekarang (20 September (2019), Kalimah (21 Maret 2020), Minangkabau Undercover – Sarah Series (2019), Minangkabau Undercover – Tatak Series (27 Desember 2019).
Ruang Tunggu – Short Movie (15 April 2020), Drama Series – Titik Nadir (22 April 2020), Makaru Wamakarallah (31 Mei 2020), Tikam Jajak Pandeka 1 – 5 “Spesial Series” (serie pertama – 27 Januari 2022), Malam Bagai Jelaga (20 Januari 2023), Elna – Cinta dan Perjuangan (31 Maret 2023).
Marde Putra mengatakan, kesulitan terbesar merintis bidang ini adalah pendanaan dalam memproduksi film. Pembiayaan selama ini dilakukan secara swadaya yang berasal dari saku masing-masing.
Penyebab kondisi ini adalah sepinya sineas lokal di Sumatera Barat dan lemahnya komunikasi dengan pemerintah daerah setempat. Semua itu menyebabkan para sineas mati suri.
Meski rumah produksi lokal, Marawa Pro berusaha melahirkan karya yang profesional, baik dalam penentuan ide cerita, plot, lokasi pengambilan gambar, kemampuan akting pemeran, penentuan lokasi syuting, ilustrasi musik, audio, dan unsur lainnya.
Kualitas film-film yang mereka rilis bisa disejajarkan dengan garapan rumah produksi nasional. Marawa Pro siap untuk berkolaborasi dengan rumah produksi nasional guna mengangkat kearifan lokal Sumatera Barat.
“Besar harapan kami Dinas Pemerintah terkait untuk dapat memberi dukungan kepada Marawa Pro dalam upgrade peralatan, sehingga apa yang menjadi visi misi kami dapat terwujudkan dengan maksimal,” kata Marde Putra.
Karya film Marawa Pro di antaranya mendapatkan penghargaan seperti Surau Tinggi yang merupakan film terbaik 2 Kompeitis Film Islami Se-Sumbar tahun 2022.
Siti Padang – Film Terbaik – Dinas Pariwisata Provinsi Sumatera Barat Tahun 2016 (diproduksi bersama Santano Art Pro), dan Rumah Mertua – Penyutradaraan Terbaik dan Aktris Terbaik – Dinas Pariwisata Provinsi Sumatera Barat Tahun 2016 (diproduksi bersama Santano Art Pro). (Muhammad Fadhli)
Editor Iman NR
- Vioni Alvionita Rilis Lagu Terbaru Malarindu - 18/11/2024
- Grup Musik Kobam Direkut Jwara Creative, Siapkan Album Perdana - 13/11/2024
- Keneth Trevi Luncurkan Lagu Guru Pada Harganas 2024 - 13/11/2024