Kesehatan

Kematian Unggas di Lebak Disebabkan Snot, Bukan Flu Burung

Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Kabuapten Lebak menegaskan, kematian unggas secara serentak di Desa Sukamanah, bukan disebabkan virus flu burung, tetapi penyakit snot atau pilek.

“Kami gerak cepat dan hasil pemeriksaan di lapangan unggas mati itu akibat bakteri snot dan negatif flu burung,” kata Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Kabupaten Lebak, Rahmat Yuniar di Lebak,Senin (24/7/2023).

Berdasarkan hasil pemeriksaan beberapa unggas di Desa Sukamanah, Kecamatan Rangkasbitung bahwa unggas yang mati tersebut akibat penyakit bakteri snot.

Penyebaran bakteri snot itu akibat adanya dampak perubahan cuaca sehingga ayam kurang nafsu makan yang mengakibatkan pertumbuhan dan produktivitas ayam menjadi terhambat.

Rahmat Yuniar mengemukakan bahwa risiko penyakit snot dapat menyebabkan kematian pada ayam meskipun secara statistik hanya 30 persen.

Unggas yang terserang snot, kata Rahmat, jangan dibiarkan begitu saja, segera dipisahkan dari ayam-ayam lain dan diobati.

Sebetulnya, menurut dia,cara pengobatan penyakit snot bisa diobati dengan bahan alami, seperti bawang putih diparut dan diberikan pada ayam yang menderita snot.

Ia menuturkan bahwa bawang putih kaya akan antioksidan dan antivirus sehingga sangat baik untuk menyembuhkan snot pada ayam.

Selain itu, juga bisa menggunakan bawang merah maupun jahe dicampur dalam 1 liter air, gula batu sebesar 5 sentimeter, dan direbus.

Setelah dingin, larutan disaring dan ditambahi dengan gula batu dan air sebanyak 10 liter, lalu berikan pada ayam.

“Kami minta pemilik unggas agar bisa mengobati secara tradisional agar terbebas dari penyakit snot,” katanya menjelaskan.

Guna mencegah penyebaran bakteri snot, menurut Rahmat, lebih efektif dengan cara menjaga kebersihan kandang secara rutin dari sisa-sisa makanan dan kotoran ayam.

“Jangan memelihara terlalu banyak ayam dalam satu kandang karena berisiko tinggi terkena snot,” ujarnya.

Dikatakan pula bahwa kandang itu harus disesuaikan dengan populasi ayam sehingga ada sirkulasi udara di dalam kandang lancar dan tidak pengap atau lembap.

Di samping itu, penyemprotan desinfektan untuk membunuh segala kuman penyebab penyakit di kandang.

Selanjutnya, ayam itu diberikan vaksin, vitamin, dan perbaiki mutu pakan ayam agar daya tahan tubuhnya meningkat.

“Saya kira untuk menghindari penyakit snot dengan menjaga makanan dan rutin membersihkan kandangnya,” katanya.

Sementara itu, Romli (53) seorang warga Babakan Desa Sukamanah mengatakan sejak sepekan terakhir unggas yang mati sekitar 52 ekor.

Populasi unggas yang mati itu terus berlanjut hingga milik warga Kampung Babakan lainnya.

“Kami khawatir kematian unggas itu terkena flu burung sehingga melaporkan ke dinas peternakan dan kesehatan hewan setempat untuk ditindaklanjuti,” kata Romli. (Mansyur Suryana – LKBN Antara)

Editor Iman NR

Iman NR

Back to top button