Internasional

Amerika Serikat Terang-terangan Dukung Israel Lawan Hamas

Amerika Serikat (AS) secara transparan memberikan dukungan kepada Israel, di antaranya Presiden Joe Bidan akan berkunjung ke Tel Aviv, dan mengupayakan bantuan militer 10 miliar dolar AS setara Rp 157,25 triliun yang akan diajukan ke Kongres.

Bahkan sejak hari pertama serangan Hamas, Amerika Serikat telah menggeser Kapal Induk USS Gerald Ford ke laut Mediretania Timur, dekat dengan wilayah Palestina dan Israel.

Sejumlah pejabat di Pentagon yang dikutip Harian New York menyebut, RUU yang diajukan pemerintahan Biden itu, selain ke Israel juga mencakupo bantuan ke Ukraina, Taiwan dan perbatasan AS – Meksiko.

Ketua Senat Mayoritas Chuck Schumer mengatakan, AS menyediakan untuk Tel Aviv amunisi 155 milimeter, amunisi pengganti untuk sistem pertahanan rudal Iron Dome, bom berkendali presisi, dan perlengkapan JDAM untuk mengubah bom standar menjadi amunisi presisi.

Menteri Luar Negeri AS, Antony Blinken menggambarkan kunjungan Joe Biden ke Tel Aviv sebagai pernyataan solidaritas dengan Israel, setelah pejuang Hamas menerobos perbatasan dan menyerang wilayah Israel.

Aksi Hamas itu menewaskan lebih dari 1.400 orang, kebanyakan dari mereka adalah warga sipil.

Katanya, kunjungan Biden juga bertujuan untuk menghindari konflik regional dengan Iran, pendukung Hamas, yang pada hari Senin memperingatkan kemungkinan tindakan pencegahan terhadap Israel dalam beberapa jam mendatang.

Kunjungan Biden juga terjadi di tengah upaya diplomatik yang gencar untuk meredakan krisis kemanusiaan yang semakin parah di Gaza setelah gelombang serangan udara balasan Israel di daerah kantong yang dikuasai Hamas.

Setelah Israel, Biden akan melakukan perjalanan ke Yordania, akan bertemu dengan Raja Yordania Abdullah II, pemimpin Palestina Mahmud Abbas, dan Presiden Mesir Abdel Fattah El-Sisi.

Di bawah pemboman Israel yang tiada henti, ribuan warga Gaza telah tewas dan badan-badan internasional memperingatkan jutaan orang lainnya menghadapi berkurangnya pasokan air, makanan, dan bahan bakar – bahkan sebelum ancaman invasi darat Israel.

Menghancurkan Hamas

Perdana Menteri Benjamin Netanyahu dan para pemimpin militer Israel telah mengisyaratkan niat mereka untuk menghancurkan Hamas dan memberantas ancaman yang ditimbulkannya setelah serangan kelompok Hamas.

Puluhan ribu tentara reguler dan cadangan Israel telah berkumpul di perbatasan menunggu perintah masuk.

Beberapa tokoh penting Hamas telah tewas dalam serangan udara, termasuk, pada hari Senin, Osama Mazini, yang menurut Angkatan Udara Israel adalah bagian dari dewan tinggi dan “bertanggung jawab atas tahanan Hamas.”

Hamas dilarang sebagai organisasi teroris oleh Amerika Serikat dan beberapa negara Barat lainnya, sementara Israel menyamakannya dengan kelompok Daesh.

Sayap militer Hamas mengatakan kelompok itu menahan 200 orang, dan sekitar 50 lainnya ditahan oleh “faksi perlawanan lainnya dan di tempat lain.”

Sebuah video di saluran Telegram resmi Hamas menunjukkan “salah satu tahanan di Gaza” – seorang wanita muda berbicara bahasa Ibrani dan menerima perawatan karena cedera lengannya.

Namun serangan udara tersebut telah meratakan seluruh lingkungan di Jalur Gaza yang diblokade dan menewaskan sedikitnya 2.750 orang, sebagian besar dari mereka adalah warga sipil.

Pemboman tersebut, ditambah dengan perintah Israel untuk mengevakuasi wilayah utara Jalur Gaza yang berbatasan dengan Israel, telah memaksa lebih dari satu juta warga Palestina meninggalkan rumah mereka ke wilayah selatan sejak konflik 10 hari dimulai, menurut badan PBB. melayani badan-badan Palestina (UNRWA).

Badan-badan bantuan internasional telah menyerukan agar bantuan segera diizinkan masuk ke wilayah tersebut, dan agar perbatasan Gaza dengan Mesir dibuka agar warga sipil bisa keluar.

“Atas permintaan kami, Amerika Serikat dan Israel telah sepakat untuk mengembangkan rencana yang memungkinkan bantuan kemanusiaan dari negara-negara donor dan organisasi multilateral menjangkau warga sipil di Gaza,” kata Blinken.

Dia mengatakan kedua belah pihak sedang mendiskusikan “kemungkinan menciptakan kawasan untuk membantu menjaga warga sipil dari bahaya.”

Blinken mengatakan presiden AS berharap untuk “mendengar dari Israel bagaimana mereka akan melakukan operasinya dengan cara yang meminimalkan korban sipil dan memungkinkan bantuan kemanusiaan mengalir ke warga sipil di Gaza dengan cara yang tidak menguntungkan Hamas.”

Israel telah mengeluarkan ultimatum kepada lebih dari satu juta orang di Gaza utara agar mereka mengungsi menjelang serangan darat yang diperkirakan akan terjadi. (Rosyadi)

Editor Iman NR

*) Berita ini disadur dari ArabNews, VOAIndonesia dan AntaraNews.

Iman NR

Back to top button