Atasi Perubahan Iklim, Kapolda Banten Tanam Seribu Pohon Mangrove
Kapolda Banten, Irjen Pol Suyudi Ario Seto menginisiasi penanaman seribu pohon mangrove guna mengatasi perubahan iklim dan antisipasi isu gempa megathrust di wilayah tersebut.
“Penanaman mangrove ini sebagai bentuk nyata upaya deforestasi hutan dan lahan pesisir pantai, kemudian juga sebagai upaya antisipasi terhadap isu perubahan iklim dan terjadinya gempa megathrust di sepanjang wilayah Banten,” ujar Suyudi dalam keterangannya diterima di Serang, Selasa (1/10/2024).
Penanaman pohon mangrove dilakukan bersama Komunitas Pecinta Lingkungan Hidup/Pinggir Pantai Kecamatan Cinangka, Kabupaten Serang.
Selanjutnya, Suyudi mengungkapkan penanaman ini sebagai kontribusi nyata dari Polri terhadap perbaikan lingkungan.
“Ya penanaman ini sebagai kontribusi nyata dari Polri, dalam hal ini adalah Polda Banten, terhadap perbaikan lingkungan pelestarian dan juga peningkatan produktivitas alam serta ekosistem binatang laut,” kata dia.
Suyudi mengajak masyarakat untuk merawat dan memelihara bibit mangrove sebagai langkah awal yang akan berkelanjutan.
“Setelah penanaman tentunya kita harus sama-sama merawatnya dan memeliharanya agar betul-betul penanaman hari ini bisa bermanfaat sesuai dengan yang kita harapkan,” ujar dia.
Sebelumnya, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) mengatakan kegiatan rehabilitasi Daerah Aliran Sungai (DAS) dan reklamasi hutan yang dilakukan harus memastikan adanya keberlanjutan, salah satunya dengan memberikan manfaat kepada masyarakat di sekitar kawasan.
“Ada manfaat besarnya atau tujuan makronya dan juga ada manfaat yang memang akan dirasakan secara langsung oleh masyarakat. Tentu saja, balik lagi, bahwa seluruh yang dilakukan ini ada konsep keberlanjutan,” kata Dirjen Pengelolaan Daerah Aliran Sungai dan Rehabilitasi Hutan (PDASRH) KLHK Dyah Murtiningsih
Dirjen PDASRH KLHK Dyah memberikan contoh beberapa contoh penanaman yang memberikan dampak kepada masyarakat, seperti rehabilitasi hutan mangrove di Kabupaten Langkat, Sumatera Utara, yang mengubah tutupan lahan dari sawit kembali ke ekosistem mangrove.
Dampaknya tidak hanya terjadi dalam bentuk kelestarian lingkungan hidup mengingat kemampuan mangrove untuk menyimpan karbon dan juga kembalinya fauna mangrove, tapi juga memberikan efek ekonomi dengan muncul sumber pendapatan lain dari objek wisata.
Hal serupa terjadi juga di kawasan Taman Hutan Raya (Tahura) Ngurah Rai di Bali, yang dulu pada 1990-an adalah kawasan tambak sebelum direhabilitasi kembali menjadi ekosistem mangrove. Kini selain menjadi ruang hijau juga menjadi salah satu daya tarik wisata wilayah setempat. (Devi Nindy Sari Ramadhan – LKBN Antara)
Editor Iman NR
Berita ini merupakan bagian daria kerjasama diseminasi LKBN Antara dengan MediaBanten.Com.