Olahraga

Atlet Kempo Banten Sumbang Perak, Laga Paralayang Ditutup di PON XX

Atlet kempo Banten, Feric Julianto yang terjun di kelas randori perorangan putra kelas 68 kg berhasil meraih medali perak saat berlaga di GOT STT Gidi, Kabupaten Jayapura, Rabu (13/10/2021).

Di laga final Feric kalah saat berhadapan dengan atlet Riau atas nama Maulana Mursid. Maulana sendiri berhak atas medali emas.Sementara medali perunggu diraih oleh atlet tuan rumah Papua Charli Matatar dan atlet NTB Kurniawan.

Pelatih Kempo Banten, Kusnadi bersyukur bisa menyumbangkan medali perak bagi Banten. Raihan perak ini hasil kerja keras atlet yang berlatih maksimal sebelum ajang PON Papua digelar.

“Kempo hanya mengirimkan satu atlet saja. Hasilnya kami menyumbangkan perak bagi Banten,” ujarnya.

Terkait laga final ia mengatakan atlet yang dihadapi Feric tersebut pernah bertemu di babak penyisihan. Saat berlaga kedua atlet ini menampilkan pertarungan yang seimbang. Namin hasil akhir emas milik Riau.

Sementara itu Feric bangga bisa mempersembahkan medali untuk Banten di PON Papua tahun ini. Ia telah berusaha maksimal untuk menampilkan performa terbaik di laga final. Ia memohon maaf belum bisa mempersembahkan emas bagi Banten.

“Kemenangan ini untuk keluarga yang terus memberikan dukungan untuk kemajuan karir saya. Kemenangan ini juga untuk warga Banten,” kata atlet dari Kota Tangerang ini.

Pertandingan Paralayang Ditutup

Cabang Olahraga Paralayang Banten mengkoleksi 1 emas dan 4 perak di PON XX setelah pertandingan itu resmi ditutup di Bukit Kampung Buton dan Lapangan Kolam Buaya Entrop, Kota Jayapura, Selasa malam (12/10/2021).

Dalam laga terakhir pada penutupan, Banten menambah 2 prak dari kelas ketepatan mendarat (KTM) Solo Putra dari Irvan Niarya dan kelas KTM Solo Beregu Putri dari Renita dan Novia.

Dengan tambahan 2 medali perak ini total perolehan medali medali dari paralayang yakni 1 emas dan 4 perak. Medali emas dihasilkan dari KTM tandem atas nama Irvan Winarya dan Mulayana. Sedangkan perak dihasilkan kelas KTM tandem atas nama Aris dan Rizki dan perak lainnya dari nomor KTM beregu atas nama Irvan/Mulyana, Asep/Risma, dan Aris/Rizki.

Manajer Paralayang Asep Renggana didampingi pelatih Ari Pyayogo mengatakan paralayang telah menjaga tradisi meraih medali untuk perhelatan PON. “Sebenarnya kami menargetkan emas lagi di nomor KTM solo. Namun kami akhirnya hanya bisa meraih medali perak saja di kelas tersebut,” jelas Asep Renggana.

Pria yang akrab disapa Areng itu menambahkan memang saat berlomba cuaca berubah ubah hal ini tentunya menyulitkan atlet saat berlomba. Namun dengan segala keterbatasan serta persiapan yang minim akhirnya parlayang berhasil meraih satu medali emas dan 4 perak.

“Perjuangan anak anak luar biasa. Atlet dari provinsi lainnya datang ke venue jauh-jauh hari dan berlatih. Kami hanya kisaran dua minggu melakukan penyesuaian dan berhasil meraih 1 emas dan 4 perak,” jelasnya.

Hasil ini diakui Asep secara pribadi belum memenuhi ekspektasinya yang sebelumnya menargetkan bisa membawa pulang dua emas. Namun ia sudah maksimalkan penampilan atletnya. “Terimakasih atas dukungan kepada kami. Untuk PON mendatang saya berharap bisa lebih maksimal,” tutupnya.

Sementara itu Ketua KONI Banten Rumiah Kartoredjo bergembira sebab paralayang merupakan cabor yang konsisten menyumbangkan medali untuk Banten. Ia berharap untuk PON 2024 mendatang paralayang dapat tampil maksimal dan menyumbangka banyak emas.

“Terimakasih atas perjuangan atlet paralayang selama berlomba di PON Papua,” tegasnya. (KB / Editor: Iman NR)

Iman NR

Back to top button