Gaya Hidup

Awas, Inilah Resiko Radiator Pakai Air Biasa Punya Dampak Besar

Radiator mobil berfungsi untuk menjaga suhu mesin tetap stabil dengan mengalirkan cairan pendingin ke dalam sistem pendinginan.

Banyak pemilik kendaraan yang masih menggunakan air biasa sebagai pengganti coolant atau cairan sistem khusus. Namun, apakah penggunaan air biasa dalam jangka panjang aman bagi kendaraan?

Risiko Menggunakan Air Biasa untuk Radiator

Korosi dan Karat

Air biasa, terutama yang mengandung mineral tinggi seperti air sumur atau air keran, dapat menyebabkan korosi pada bagian dalam radiator, selang, dan blok mesin.

Penumpukan Endapan dan Kotoran

Mineral dalam air biasa dapat mengendap dan membentuk kerak yang menyumbat jalur pendinginan, mengurangi efisiensi sistem pendingin.

Titik Didih Lebih Rendah

Air biasa memiliki titik didih sekitar 100°C, sementara coolant memiliki titik didih lebih tinggi, yang membantu mencegah mesin dari overheat.

Kurangnya Perlindungan terhadap Komponen Mesin

Coolant mengandung zat aditif seperti anti-karat dan anti-foaming yang melindungi radiator dan komponen pendingin lainnya dari kerusakan.

Dampak dalam Jangka Panjang

Penggunaan air biasa dalam waktu lama dapat menyebabkan kerusakan serius pada sistem pendingin kendaraan, termasuk kebocoran radiator, overheating, dan bahkan kerusakan mesin yang lebih parah.

Biaya perbaikan akibat penggunaan air biasa bisa jauh lebih mahal dibandingkan dengan penggunaan coolant yang sesuai.

Gunakan Coolant yang Direkomendasikan

Untuk menjaga performa mesin tetap optimal, sebaiknya gunakan coolant yang direkomendasikan oleh pabrikan kendaraan.

Jika dalam keadaan darurat harus menggunakan air biasa, pastikan segera menggantinya dengan coolant setelah situasi memungkinkan.

Dengan pemeliharaan yang tepat, radiator dan sistem pendingin kendaraan akan lebih awet dan bekerja dengan optimal.

Editor: Abdul Hadi

Abdul Hadi

Back to top button