Peristiwa

Banjir Belum Surut, Warga Dirikan Tenda di Situs Surosowan

Hingga Rabu (2/3/2022), pukul 15.40 WIB, banjir yang melanda Kawasan Banten Lama, Kecamatan Kasemen, Kota Serang belum surut, meski ketinggian air mulai menurun.

Warga yang mengungsi pun tetap bertahan dan mendirikan tenda-tenda di atas Benteng Surosowan yang merupakan salah satu situs cagar budaya. Tenda-tenda tersebut dibangun menggunakan bahan sederhana, seperti terpal.

“”Iya kami gunakan terpal buat tenda. Ini kami buat sendiri,” ucap Maesaroh salah seorang pengungsi yang berasal dari Kampung Kebon Kelapa Dua. Mereka bertahan di situs Benteng Surosowan karena posisi tanahnya lebih tinggi dari sekitarnya.

Dia mengaku, sebenarnya sempat dijanjikan dibuatkan tenda oleh petugas, namun hingga kini belum ada sehingga masih menggunakan tenda buatannya. “Sudah dijanjiin sih, cuma belum ada realisasi aja, sehingga iya make ini saja,” katanya.

Maesaroh mengaku jika hujan, maka tenda bocor karena terbuat dari terpal seadanya, dan juga alasnya menggunakan tikar. “Namanya tenda kaya gini pasti kalau hujan bocor,” ujarnya.

Dia mengatakan, tenda berukuran 2×4 meter itu ditempat tiga keluarga. Ketiganya merupakan keluarga besar.

“Ini kalau malam dingin banget, dikasih selimut juga hanya untuk beberapa orang, tapi kalau makan alhamdulillah banyak yang ngasih,” ungkapya.

Dia mengaku belum bisa pulang ke rumahnya sebab masih tergenang air setinggi satu meter.

“Pengennya mah pulang. Cuma iya gimana masih kena banjir selutut lebih. Barang-barang juga kerendem,” ujarnya.

Marhamah, warga Sukadiri juga mengaku masih mengungsi sebab rumahnya masih kerendam air. “Rumahnya masih kerendem banjir. Jadi di sini saja dulu sambil nunggu surut,” ungkap Marhamah.

Dia berharap mendapatkan bantuan tenda yang layak agar ketika hujan tidak kebocoran “Pengennya sih ada bantuan tenda yang layak agar tidak kebasahan kalau hujan,” katanya.

Sebelumnya, Walikota Serang, Syafrudin mengumumkan, banjir Kota Serang yang terjadi, Selasa (1/3/2022) mengakibatkan 3.500 orang mengungsi dan lima orang meninggal dunia (Baca: Banjir Kota Serang: Lima Meninggal dan 3.500 Orang Mengungsi).

“Jumlahnya ada 43 lokasi. Yang terdampak banjik ada 1.500 Kepala Keluarga (KK), 3.500 orang mengungsi dan 5 orang meninggal,” ucap Syafrudin.

Syafrudin menjelaskan, lima orang meninggal dunia tersebut 3 orang merupakan anak-anak yang terseret arus. “Jadi 5 orang meninggal, 3 hanyut anak-anak, 1 kesetrum dan 1 lagi terkena longsor,” jelasnya.

Dia menceritakan ketika meninjau lokasi banjir Kota Serang, bahkan ada keluarga yang terisolir di atas genting.

“Di Kasemen itu jam 2 ada yang masih di atas genteng. Tapi setelah dievakuasi jam 4 sudah bisa turun,” ujarnya.

Syafrudin mengaku, banjir sebesar ini baru pertama kali terjadi di Kota Serang, paling biasanya di beberapa titik saja dan itu tidak tinggi kedalamannya.

“Januari saja pas hujan gede paling genangannya 60 Cm, tapi ini pertama kali hampir semua kecamatan terdampak,” katanya. (Reporter: Hendra Hermawan / Editor: Iman NR)

Iman NR

SELENGKAPNYA
Back to top button