HeadlineLingkungan

Banjir Masih Merendam Cilegon, Warga Tuding Disebabkan Galian C

Hingga Kamis malam (3/12/2020), pukul 22.00 WIB, banjir masih menggenangi sejumlah daerah di Kota Cilegon. Kedalaman air berkisar 30-50 cm. Warga menuding galian C sebagai penyebab banjir tersebur.

Banjir ini akibat hujan yang mengguyur Kota Cilegon sejak Rabu malam hingga Kamis (3/12/2020) pagi. Kamis pagi, ketinggian air mencapai 50 cm hingga 2 meter dan merendam ribuan rumah warga.

Samsul warga Jombang, Kecamatan Jombang Wetan, Kota Cilegon mengatakan air mulai memasuk rumah, hanya selang setelah beberapa menit Kota Cilegon diguyur hujan.

“Ratusan, bahkan bisa mencapai rubuan rumah di wilayah Kecamatan Jombang ini, diterjang banjir hanya berselang sekitar 15 sampai 20 menit Kota Cilegon diguyur hujan, dan air langsung masuk kerumah kami melalui belakang rumah, dengan ketinggian air mencapai 50 cm,”ujar Samsul.

Menurut pria yang mengaku memiliki pekerjaan serabutan ini, intensitas hujan yang mengguyur Kota Cilegon Rabu malam, memang sangat tinggi, dan menduga penyebab banjir selain akibat sistem drainase di pemukiman warga yang buruk, juga akibat pengerukan perbukitan oleh pengusaha galian C

“Banjir yang rutin terjadi di sejumlah wilayah di Kota Cilegon ini, selain akibat drainase tersumbat, tapi penyebab utamanya adalah akibat ulah pengusaha galian C yang semakin merajalela melakukan pengerukan perbukitan-perbukitan,” tegasnya.

Senada dikatakan Ali Mochtar, warga perumahan Gedong Damai, Kalitimbang Cilegon. Menurutnya, beberapa tahun belakangan, sejumlah wilayah di sini kerap dilanda banjir dengan skala besar hingga sedang. Alih fungsi lahan ditengarai menjadi penyebab utama banjir kerap datang di musim penghujan.

“Pengerukan perbukitan berkedok alih fungsi dalam bentuk apapun, tidak boleh. Dalam jal ini, sangatdisayangkan sikap diam dari pemerintah. Tidak mungkin pengusaha dan masyarakat melakukan aktifitas galian C, tanpa diketahui pemerintah. Dan anehnya, dampak dari aktifitas galian C itu tetap dibiarkan, sementara banjir langganan adalah dampaknya” jelas Ali Mochtar.

Ali menambahkan, perbukitan dan hitan menjadi daerah resapan air yang berguna apabila memasuki musim kemarau agar ketersediaan air tetap terjaga dan tidak mengalami kekeringan.

Baca:

Sebaliknya, ketika memasuki musim hujan agar tidak terjadi banjir di daerah sekitar bukit tersebut. Untuk diketahui, keberadaan gunung maupun bukit, termasuk sebagai kawasan ruang terbuka hijau (RTH).

Namun sangat disayangkan, manfaat tersebut bisa berkurang atau bahkan tidak ada, jika gunung maupun perbukitan digunduli atau dirusak oknum tertentu.

“Perusakan bukit lazimnya dilakukan untuk kepentingan pertambangan dan eksploitasi alam lainnya, demi mencari keuntungan sesaat tanpa memperhatikan dampak kerusakan lingkungan setelahnya,”jelasnya.

Dari pantauan, sebanyak 765 jiwa atau sekitar 153 KK mengungsi sementara di rumah saudara dan warga yang tidak terdampak banjir..

Sekitar pukul 04.00 Wib, Satuan Penanggulangan Bencana (Satgana) Palang Merah Indonesia (PMI) Kota Cilegon bersama Basarnas Banten, BPBD Cilegon, dan Instansi terkait lainnya membantu evakuasi warga di Lingkungan Sambirata RT 05 RW 03, Kelurahan Cibeber, Kecamatan Cibeber, Kota Cilegon.

Rohili selaku Ketua RT mengatakan, terdapat 153 KK terdampak banjir atau sekira 765 jiwa yang berada di lingkungan RT 05.

Dikonfirmasi via selular,
Kepala BPBD Cilegon, Erwin Harahap, mengatakan anggota dilapangan masih melakukan pendataan bersama tim gabungan dan warga akibat dampak dari banjir ini.

Data sementara, wilayah yang terendam banjir yakni wilayah Kecamatan Purwakarta, Cikegon, Jombang, Cibeber, Ciwandan, dan Citangkil. Namun yang terparah berada di Kelurahan Jombang Wetan, Kecamatan Jombang dengan ketinggian air mencapai 1,2 meter.

“Ada lokasi banjir, namun yang terparah yaitu di Kecamatan Jombang dan Ciwandan,” terang Erwin Harahap.

Adapun untuk ketinggian air paling tinggi yakni di Linkungan Penawuan, Kelurahan Kubang Sari, Kecamatan Ciwandan. Tinggi permukaan air di daerah tersebut akibat banjir mencapai 200 cm.

“Kebanyakan warga ngungsi ke Masjid dan ke tempat yang aman dari banjir, dan BPBD juga melaksanakan evakuasi warga,” tuturnya.

Meski terbilang besar jika dilihat dari tinggi permukaan airnya, namun hingga saat ini belum ada laporan terkait adanya korban jiwa akibat banjir tersebut.

Posko Dapur Umum

Taruna Siaga Bencana (Tagana) Dinsos Kota Cilegon membuka dapur umum untuk memenuhi kebutuhan makanan bagi warga korban banjir di Kecamatan Ciwandan, Kota Cilegon

“Hari ini dapur umum sudah dibuka,,”ujar Kasi PSKB Dinas Sosial Kota Cilegon, TB. Hkulizaman didampingi Ketua Cyber NKRI Banten, Supandi.

Dikatakan Hkulizaman, dapur umum yang dibuka Tagana Dinsos Kota Cilegon, menggunakan 2 unit kendaraan yang disulap menjadi tempat memasak. Menu yang disediakan, nasi pitih, mie goreng, ikan sardencis, dan telur.

“Data yang ada pada kami di Posko Dapur Umum Tagana Dinsos Kota Cilegon, jumlah warga yang terdampak banjir, yaitu Kelurahan Kubangsari sebanyak 712 jiwa, Citangkil 150 jiw, Ramanuju 200 jiwa, Cibeber 1000 jiwa, Kepuh 100 jiwa, dan Kelurahan Tegal Ratu 700 jiwa,”ujar Ketua Cyber NKRI Banten, Supandi, S.AP, menambahkan. (daeng yus)

Yusvin Karuyan

SELENGKAPNYA
Back to top button