Dindikbud Kab Serang Pastikan Program MBG Tetap Jalan, Meski Ada Kasus Keracunan
Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dindikbud) Kabupaten Serang, Provinsi Banten, memastikan Program MBG atau Makanan Bergizi Gratis tetap berjalan meski terjadi insiden dugaan keracunan yang dialami oleh beberapa siswa di SMPN 1 Kramatwatu.
Kepala Bidang Pembinaan SMP Dinas Dikbud Kabupaten Serang, Darwin Nur di Serang, Jumat, menyatakan pihaknya telah bergerak cepat setelah menerima informasi mengenai kejadian tersebut.
“Setelah ada informasi kejadian itu, kami langsung datang dan konfirmasi ke sekolah untuk memastikan kondisi baik-baik saja,” katanya.
Ia menambahkan, berdasarkan laporan yang diterima dari pihak sekolah, sebanyak 27 siswa yang mengalami gejala keracunan pada Selasa lalu kini telah dalam kondisi membaik.
“Alhamdulillah, infonya siswa yang mengalami keracunan sudah dalam kondisi baik,” ujarnya.
Darwin menegaskan bahwa akibat insiden ini tidak menyebabkan penghentian Program MBG. “Tidak ada penghentian penyaluran MBG, artinya tetap berjalan seperti biasa. Itu menurut info yang saya terima dari kepala sekolahnya,” jelasnya.
Terkait pemicu pasti dari keracunan tersebut, Darwin menyarankan agar konfirmasi langsung kepada pihak sekolah sebagai penerima manfaat program. Ia juga menyebutkan bahwa pengawasan terhadap pelaksanaan Program MBG di lapangan dilakukan oleh tim khusus.
“Pengawasan terkait dengan pelaksanaan Program MBG dilakukan oleh Satgas MBG Pemerintah Daerah,” katanya.
Sebelumnya, sebanyak tiga siswa SMP Negeri 1 Kramatwatu, Kabupaten Serang, Provinsi Banten mengalami gejala keracunan makanan yang diduga setelah menyantap menu dari program Makan Bergizi Gratis (MBG) (Baca: 3 Siswa SMP Negeri 1 Kramatwati Diduga Keracunan Makanan dari Program MBG).
Wakil Kepala SMPN 1 Kramatwatu, Faidul Ulum di Serang, Rabu (3/9/2025) mengatakan bahwa pihak sekolah sempat mendapati salah satu menu, yakni telur, mengeluarkan aroma tidak sedap sebelum dibagikan.
“Kemarin itu saya coba dulu, ada menu telur yang sudah basi. Saya coba makan, tapi karena kondisi saya sehat jadi tidak masalah,” katanya seperti yang disiarkan Lembaga Kantor Berita Nasional (LKBN) Antara yang dikutip MediaBanten.Com.
Ia menjelaskan setelah mengetahui hal tersebut, pihaknya segera berkeliling kelas untuk memperingatkan siswa agar tidak memakan telur tersebut. Namun, sebagian siswa telanjur mengonsumsinya.
“Akhirnya ada tiga siswa yang dibawa ke ruang usaha kesehatan sekolah (UKS) dengan keluhan mual dan sakit perut dan diduga keracunan makanan tersebut,” ujarnya. (Oleh Desi Purnama Sari – LKBN Antara)








