Edukasi

Komaruzzaman: Sekolah Online Memerosotkan Moral Siswa

Dr Komaruzzaman, tokoh pendidikan asal Kabupaten Tangerang mengatakan, sistem sekolah online berdampak negatif yang memicu merosotnya akhlak atau moral siswa.

Menurutnya, sekolah online bukan solusi untuk meningkatkan kualitas dan mutu pendidikan dalam membangun sumber daya manusia Indonesia yang unggul, berkarakter serta berdaya saing.

Sebab, kelas belajar online atau hybird blended learning merupakan konsep kebijakan pendidikan bersifat alternatif yang pemberlakuannya relevan pada kondisi luar biasa atau darurat. Contohnya keadaan pandemi covid-19 melanda yang terbukti menyebabkan kemerosotan moral siswa.

“Karena sudah terbukti hasil pembelajaran online yang terjadi saat situasi pandemic covid 19 lalu, tidak menunjukkan penguatan kualitas pendidikan, malahan justru adanya loss lesson dan degradasi moral siswa yang luar biasa,” ungkap pria yang akrab disapa Ustadz Zaman, Jum’at(16/06/2023).

Demikian dikemukakan Dr Komaruzzaman, tokoh pendidikan saat diminta tanggapannya oleh MediaBanten.Com, Jumat (16/6/2023), merespon kebijakan Pemerintah Provinsi (Pemprov) Banten dan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Tangerang yang berencana menerapkan kebijakan sekolah online pada sekolah negeri tahun ajaran 2023 – 2024.

Mantan aktivis reformasi 1998 dari Himpunan Mahasiswa Tangerang ini menilai, sistem belajar online penerapannya relevan untuk perguruan tinggi seperti universitas terbuka atau open university.

“Karena model pembelajaran orang dewasa pada masa perkuliahan itu merupakan model pembelajaran mandiri untuk mendorong tumbuhnya kreativitas pembelajaran yang mandiri dan merdeka,” ujarnya.

Sementara model pendidikan dengan kegiatan belajar mengajar (KBM) tatap muka merupakan konsep pendidikan yang utuh bagi para siswa. Sebab peran guru secara langsung atau bertatap muka, tak akan pernah dapat tergantikan dengan peran teknologi seperti kecerdasan buatan atau Artificial Intelligence (AI).

“Karena guru lah yang hakekatnya memberikan nilai-nilai kehidupan sosial dan spiritual,” ungkap Komaruzzaman yang juga Pendidik utama pada SD -SMP IT Al-Itqon Balaraja.

Komaruzzaman menyebut, transformasi konsep pendidikan yang berorentasi untuk menjawab tantangan masa depan adalah pendidikan yang berbasis pada penguatan karakter atau akhlak dan dilandasi nilai moral peserta didik. Tentunya pembinaan ini diperlukan secara tatap muka.

Untuk menjaga karakter siswa, maka diperlukan revitalisasi pada sistem pendidikan yang salah satunya membuat wadah atau organisasi kesiswaan, seperti pembentukan organisasi siswa atau OSIS di tingkat sekolah dasar. Tujuannya untuk membangun karakter dan jiwa kepemimpinan siswa mulai usia dini.

“Tanggung jawab seperti ini di negara-negata maju sudah diberikan baik dalam hidden curiculum maupun pembiasaan dan organisasi kesiswaan,” terangnya.

Solusi Kapasitas Siswa

Lanjut Komaruzzaman, jika pendidikan memiliki nilai berkeadilan dan pemerataan kualitas, maka logikanya adalah saat sistem zonasi diberlakukan dan banyak siswa yang tak tertampung di sekolah negeri. Maka mereka mustinya langsung diarahkan ke sekolah swasta yang bermutu untuk mendidik mereka.

“Maka pendidikan berkeadilan bagi masyarakat dan lembaga pendidikan swasta menjadi sebuah keniscayaan,” ujarnya, seraya menegaskan kesediaannya untuk mencari win-win solution atas persoalan ini.

Pemprov Banten dan Pemkab Tangerang

Sebelumnya, Pemprov Banten mengirimkan surat kepada Kementrian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek) tertanggal 28 April 2023.

Surat itu bernomor 421/1460 -Dindikbud /2023 tentang Permohonan Rekomendasi Pembelajaran Hybrid /Blended Learning, Penambahan Kuota dan Rombongan Belajar pada SMAN dan SMKN pada tahun ajaran ini, 2023-2024.

Sementara Bupati Tangerang, Ahmed Zaki Iskandar, Selasa (13/06/2023), pamer berbagai sejumlah keberhasilan pembangunan selama ia memimpin dua periode Kabupaten Tangerang sejak 2013-2023 (Baca: Dikritik, Kelas Belajar Online di SMPN di Kab Tangerang, Yakin Swasta Ambruk).

Salah satunya, bakal membuka kelas belajar online di SMPN yang ia klaim sebagai program unggulan dan musti disegerakan realisasinya, pada bulan Juli mendatang atau saat penerimaan peserta didik baru.

“Ini mudah-mudahan ada empat SMP Negeri yang akan dimulai pada penerimaan murid baru tahun 2023 ini di bulan Juli,” ujar Zaki.

Swasta Ambruk

Kepala Sekolah SMP Korpri Tigaraksa, Mulyadi mengatakan, sekolah yang dipimpinnya ini tengah dilanda penyusutan peserta didik secara drastis. Saat ini total peserta didik keseluruhan hanya sebanyak 78 siswa, terdiri dari kelas VII, VIII dan IX.

“Yang kelas IX (kelas III SMP) hanya lima siswa, tahun ini lulus,”terangnya

Menurut Mulyadi, penyusutan siswa ini terjadi semenjak sekolah negeri seolah memonopoli untuk menerima siswa yang tanpa batas dan kejar target untuk menampung sebanyak-banyaknya.

“Kalo bisa penerimaan siswa pada sekolah negeri itu disesuaikan sajalah dengan daya tampung ruangan (kelas)nya dan Jangan memaksakan. Kalo memang tetap memaksakan (menerima sebanyak-banyaknya siswa), lama-lama swasta bisa banyak yang gulung tikar di Kabupaten Tangerang. Bukan cuma kita saja,” tegasnya.

Hal senada diungkap Jamaludin, ia menilai nasib SMK Swasta di Banten sudah jatuh tertimpa tangga jika Pemprov Banten menerapkan sekolah online atau hybird learning untuk SMKN dan SMAN. Penyusutan siswa berimbas kepada pengurangan dan karir para pendidik, hingga sekolah swasta gulung tikar.

“Kebijakan itu kacau, habis sudah dunia pendidikan swasta,” kata Jamaludin, Ketua Forum Komunikasi Kepala SMK Swasta (FKKSMKS) Kabupaten Tangerang, saat dihubungi MediaBanten.Com, Selasa (06/06). (Iqbal Kurnia)

Editor Iman NR

Iqbal Kurnia

SELENGKAPNYA
Back to top button