Sosial

Pemkab Lebak Percepat Bangun Hunian Tetap Korban Banjir dan Longsor

Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Lebak mempercepat pembangunan rumah hunian tetap (huntap) bagi korban bencana alam banjir bandang dan tanah longsor yang terjadi di Kecamatan Lebak Gedong dan Cipanas.

“Kamu tentunya merasa prihatin korban bencana alam tahun 2020 hingga kini belum memiliki hunian tetap atau huntap,”kata Penjabat (Pj) Bupati Lebak, Iwan Kurniawan di Rangkasbitung, Selasa (30/4/2024).

Para korban bencana banjir bandang dan tanah longsor kini menempati tempat hunian sementara (huntara) yang disediakan Pemerintah Kabupaten Lebak.

Kondisi mereka tentunya perlu percepatan penanganan ke relokasi yang aman dari bencana alam dengan membuat pembangunan huntap.

Karena itu, ia minta dinas tekait untuk segera menyiapkan beberapa langkah dan melakukan percepatan terhadap pembebasan lahan untuk pembangunan huntap.

Percepatan penanganan bagi korban bencana banjir bandang dan tanah longsor agar warga mendapatkan tempat tinggal yang lebih nyaman.

“Saya minta kepala dinas terkait segera berkoordinasi dan komunikasikan dengan pihak terkait, untuk progres pembangunan huntap bagi warga korban bencana banjir dan tanah longsor bisa direalisasikan,” katanya.

Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Lebak, Febby Rizky Pratama mengatakan hingga kini belum direlokasi warga korban bencana banjir bandang dan tanah longsor akibat terbentur lahan.

Pemerintah daerah hingga kini kesulitan untuk membangun hunian tetap (huntap) untuk warga korban banjir bandang ke tempat yang lebih aman, karena terkendala lahan itu.

Sebagian besar warga korban bencana alam itu berada di lokasinya di kaki Gunung Halimun Salak yang berpotensi banjir bandang dan longsor.

Masyarakat yang terdampak banjir bandang tahun 2020 tercatat 378 rumah tersebar di Kecamatan Lebak Gedong, Curug Bitung, Cipanas dan Sajira.

“Kami berharap pembangunan huntap untuk warga korban bencana banjir bandang dan tanah longsor bisa direalisasikan memiliki huntap,” katanya.

Sementara itu, Iyan (60), tokoh masyarakat di lingkungan Huntara I Cigobangq, Kabupaten Lebak, mengatakan warganya empat tahun menempati gubuk-gubuk tenda huntara dengan kondisi tidak layak huni juga acap bocor di musim hujan.

Gubuk huntara itu memiliki ruangan sekitar 4×4 meter, terpaksa tidur bersamaan dengan istri dan anak-anak hingga saling berdesakan dalam ruangan sempit itu.

Warga yang menempati gubuk di Blok Huntara I sekitar 86 kepala keluarga (KK) Cigobang Kecamatan Lebak Gedong terkadang mengalami gangguan kesehatan lingkungan, terlebih menjelang Ramadhan.

“Kami berharap pemerintah setempat secepatnya bisa merealisasikan huntap agar hidup lebih aman dan nyaman serta sehat dan layak huni itu,” katanya menjelaskan. (Mansyur Suryana – LKBN Antara)

Editor Iman NR

Iman NR

SELENGKAPNYA
Back to top button