Indonesia Jadi Salah Satu Peringkat Teratas Korban Tewas Tragedi Sepak Bola
Indonesia kini menempati salah satu peringkat teratas tragedi sepak bola dunia, namun dari jumlah korban tewas sia – sia, dengan 174 orang tewas dan ratusan lainnya jadi korban luka berat dan ringan menurut update terakhir Wakil Gubernur Jawa Timur, Minggu (2/10/2022).
Tragedi tersebut terjadi usai pertandingan Arema FC melawan Persebaya Surabaya di Stadion Kanjuruhan, Malang, Jawa Timur, Sabtu (1/10/2022) malam yang dihadiri pendukung Arema.
Selain tragedi tersebut, bencana terbesar terjadi di Lima, Peru, tepatnya di Estadio Nacional pada 24 Mei 1964. Tragedi itu dikenal sebagai bencana sepak bola Lima, bencana terburuk dalam sejarah asosiasi sepak bola hingga saat ini.
Keputusan yang tidak popular oleh wasit membuat marah para pendukung Peru yang memutuskan untuk menyerbu lapangan.
Polisi Peru membalas dengan menembakkan gas air mata membabi – buta ke kerumunan, menyebabkan kepanikan dan eksodus massal.
Kematian terutama terjadi dari orang – orang yang menderita pendarahan internal atau sesak napas akibat terinjak – injak massa yang panik serta terbentur dan tergencet.
Jumlah korban resmi dari tragedi di Peru sebanyak 328 orang, namun angka ini mungkin terlalu rendah karena kematian akibat tembakan aparat keamanan Peru tidak dihitung dalam perkiraan resmi.
Setelah insiden tersebut, keputusan dibuat untuk mengurangi kapasitas tempat duduk stadion dari 53.000 menjadi 42.000 pada tahun 1964. Kemudian ditingkatkan menjadi 47.000 untuk Copa America 2004.
Selain itu FIFA mengeluarkan aturan yang melarang keras gas air mata digunakan untuk pengendalian massa di dalam stadion.
(Editor: Abdul Hadi)