Wisata

Jadi Contoh, Desa Adat Penglipuran Bali Hasilkan Rp1,2 Miliar Perbulan

Desa Adat Penglipuran merupakan salah satu dari sembilan desa adat di Bali. Lokasi desa Adat ini terletak di Kelurahan Kubu, Kecamatan Bangli, Kabupaten Bangli, Provinsi Bali.

Salah satu obyek wisata di Provinsi Bali ini sangat disukai oleh wisatawan asing dan belakang banyak juga wisatawan lokal yang berkunjung ke desa ini.

Hal itu dikarenakan Desa Adat Penglipuran memiliki tatanan struktur desa tradisional di Bali.

Bahkan, ketenangan dan kesejukkan sangat terasa di desa yang mendapat predikat desa terbersih ketiga di dunia, setelah Desa Mawlynnong di India dan Giethoorn di Belanda.

Sehingga, Desa Adat Penglipuran, Provinsi Bali ini menghasilkan pendapatan pundi pundi rupiah yang sangat luar biasa.

Ketua Pokdarwis Desa Adat Penglipuran, I Nengah Moneng mengatakan, untuk pendapatan harga tiket masuk dan parkir Desa Adat Penglipuran, rata rata pengunjung wisatawan lokal maupun wisatawan asing mencapai 1000 sampai 2000 per hari.

“Jika di rupiahkan mencapai Rp1,2 Miliar dalam sebulan, itupun belum termasuk dari wisatawan yang berbelanja atau menginep di home stay Desa Adat Penglipuran,” ungkapnya, saat kegiatan Bali insight Fun trip dengan media dan stakholder yang diadakan oleh Bank Indonesia Banten, beberapa hari lalu.

Oleh sebab itu, kenyamanan dari mulai konsep dan atraksi lainnya di Desa Adat Penglipuran terus dikembangkan

Bahkan setiap rumah Desa Adat Penglipuran wajib mempunyai rumah tradisonal dua dan pintu gerbang satu.

Bahkan, sebagai komitmen di Desa Adat Penglipuran setiap rehab diwajibkan diberikan dana sebesar Rp10 juta untuk rehab atap.

“Kita juga memberikan kesempatan ada desa tetangga dengan memberikan kesempatan ruang baru untuk membuat desa wisata yang menarik untuk dikunjungi wisatawan,” pungkasnya

Aden Hasanudin / Editor :Abdul Hadi

Aden Hasanudin

Back to top button