Lion Air (kode penerbangan JT) menyerahkan jenazah penumpang yaitu almarhumah Jannatun Shintya Dewi (wanita) kepada keluarganya di Surabaya, Jawa Timur. Jenazah yang merupakan salah satu korban jatuhya pesawat Lion Air JT610 itu diterbangkand dari Jakarta pukul 05.15 WIB dan mendarat di Bandara Juanda, Jawa Timur pukul 06.10 WIB, Kamis (1/11/2018).
“Atas nama Lion Air, mengucapkan turut berduka cita sedalam-dalamnya kepada seluruh keluarga dan handai taulan almarhumah Jannatun Shintya Dewi. Dalam hal ini, Lion Air akan mendukung hal yang dibutuhkan oleh keluarga, termasuk memberikan uang tunggu kepada keluarga Rp 5.000.000, uang kedukaan Rp 25.000.000 serta uang santunan meninggal dunia sesuai PM 77 Tahun 2011,” kata Corporate Communications Strategic of Lion Air, Danang Mandala Prihantoro dalam siaran pers Humas Lion Air Group yang diterima MediaBanten.Com, Kamis (1/11/2018).
Pada Rabu (31/ 10), tim Disaster Victim Identification Kepolisian Republik Indonesia (DVI POLRI) telah memberikan konfirmasi hasil identifikasi satu jenazah penumpang JT-610, yaitu Jannatun Shintya Dewi. Konfirmasi tersebut diumumkan setelah adanya kecocokan hasil tes forensik dan ante-mortem dengan data DNA yang sebelumnya sudah diberikan pihak keluarga kepada tim DVI POLRI.
Baca: Lion Air Patuhi Keputusan Menhub Soal Pemberhentian Direktur Teknik
Sementara itu, keterangan yang diperoleh menyebutkan, bagian badan pesawat Lion Air JT 610 telah ditemukan oleh para penyelam Dinas Penyelamatan Bawah Air (Dislambair). “Di bawah itu ketemu body pesawat. Tapi sudah hancur. Dia kaya jeruk, kebuka begitu,” jelas Kepala Dislambair Kolonel Monang Sitompul di atas Kapal LCU-1 KRI Banda Aceh-593 yang berlayar di Perairan Kawarang, Laut Jawa, Jawa Barat, Kamis (1/11/2018).
Selain menemukan bagian badan pesawat, para penyelam juga menemukan potongan tubuh korban jatuhnya pesawat Lion Air JT 610 di perairan Tanjung Karawang, Laut Jawa, Jawa Barat. Monang menjelaskan, kondisi badan pesawat sudah hancur dan berhamburan di dasar laut. Meski hancur dan berhamburan, posisinya memanjang sekitar 20 meter. Ia menggambarkan, puing-puing di bawah laut tersebut seperti rumah yang terkena bom. Spot penemuan badan pesawat ini berbeda dengan spot yang diselami Rabu (31/10/2018).
“Sekarang penyelam mau mengangkat yang bisa diangkat. Jadi kecil-kecil dia. Seperti rumah kena bom begitu, hancur. Bentuknya pesawat 20 meter lebih,” jelas Monang.
Sejumlah Tim SAR gabungan bersiap melakukan penyelaman dalam proses evakuasi pesawat Lion Air JT 610 di Perairan Karawang, Jawa Barat, Rabu (31/10). Sejak pukul 09.00 WIB hingga pukul 11.00 WIB, penyelaman di area pencarian terus dilakukan. Para penyelam mulai menyelam untuk mengambil puing pesawat itu sekitar pukul 10.25 WIB. Tak lama setelah dua orang penyelam turun, mereka kembali lagi ke permukaan dan meminta tali yang mereka bawa sebelumnya untuk diangkat.
Setelah ditarik, terlihat potongan-potongan pesawat yang salah satu bagiannya terdapat satu buah pakaian yang menempel. Bagian pesawat tersebut berwarna kuning dan putih. Kondisinya hancur dan berlekuk-lekuk. Hingga berita ini ditulis, para penyelam secara bergantian terus turun ke dasar laut untuk mengangkat puing-puing lainnya. (Siaran Pers Humas Lion Air Group / IN Rosyadi)