EdukasiLingkungan

Mengenal Ecobrik Dan Sekolah Pantai Indonesia

Puluhan siswa dari SMPN Satap Lontar, Kecamatan Tirtayasa, Kabupaten Serang, Banten, diberikan pendidikan dan pelatihan untuk menjaga lingkungan dan mengolah sampah. Seperti menanam 15 ribu pohon mangrove.

Sebanyak 10 ribu ditanam tahun 2018 dan lima ribu pohon ditanam tahun 2019 ini. Para siswa itu mengikuti program Sekolah Pantai Indonesia (SPI) yang bekerjasama dengan PT Pertamina.

“Tidak hanya disini, kita melaksanakan penanaman bibit pohon mangrove, sebagai ikut bagian dari kontribusi memelihara pesisir pantai. Melibatkan Sekolah Pantai Indonesia,” kata Ratno Rohanda, Senior Superviser Storing Distribution Region Tiga PT Pertamina, ditemui dilokasi penanaman yang berada di Pantai Lontar, Kecamatan Tirtayasa, Kabupaten Serang, Banten, Selasa (12/11/2019).

Tak hanya menanam bibit mangrove saja, namun juga mendidik siswa untuk mengolah sampah yang tidak bisa hancur secara alami. Sampah seperti plastik hingga sterefoam di olah menjadi ecobrik dan kerajinan tangan.

Ecobrick jika diartikan ke bahasa Indonesia adalah bata ramah lingkungan. Ecobrick dianggap menjadi solusi masalah sampah plastik yang sederhana namun visioner.

Baca:

Sampah Plastik

“Kita memberikan arahan ke anak-anak SPI, sampah plastik dibuat ecobrick dan ornamen. Ecobrik sampah yang dipadatkan untuk pengurangan sampah. Itu sampah plastik isinya tiga kilo menjadi setengah kilo,” terangnya.

Para siswa menyambut baik program penanaman bibit mangrove dan ecobrick dari Pertamina. Seperti yang dikatakan oleh Asyuroh, siswa SMPN Satap Lontar yang mengikuti program SPI bersama Pertamina. Karena bisa mengurangi pencemaran lingkungan dan penumpukkan sampah.

Ecobrick merupakan solusi yang mudah murah dan bisa dibuat oleh siapa saja. Bahkan, bisa menjadi inspirasi untuk membangun rumah ramah lingkunganmu juga.

“Selain menjaga hutan mangrove, kami juga fokus mengurangi bahan plastik dengan menggunakan bahan sampah plastik step by step. Dan juga mensosialisasikan kepada siswa dan membuat kerajinan yang melibatkan masyarakat luas dengan bahan sekali pakai tersebut,” kata Asyuroh, ditempat yang sama, Selasa (12/11/2019).

Selain ramah lingkungan, ecobrick ini mempunyai berbagai fakta unik. Berikut fakta-fajta tersebut :

1) Lebih ekonomis dan mudah dibuat karena hanya berbahan limbah botol dan plastik bekas di sekitarmu. Membuat ecobrick sangat mudah sederhana. Kamu hanya perlu menyiapkan sampah plastik, botol plastik, dan stik (misalnya kayu atau sumpuit) untuk memampatkan. Isi botol dengan plastik hingga padat dan tidak berubah bentuk saat ditekan. Tutup kembali botol tersebut dan Selesai.

2) Ecobrick dapat mencegah plastik berakhir di pembuangan ahir sampah. Ecobrick nantinya bisa dimanfaatkan menjadi bahan bangunan otomatis tidak akan berakhir di pembuangan sampah. Pembuangan sampah konvensional (landfill) yang umumnya ada, hanya menumpuk sampah di biosfer.

3) Ecobrick bisa menjadi material bangunan yang kuat, awet, dan tahan air. Ecobricks mempunyai sifat plastik itu sendiri, yaitu awet, kuat dan anti air. Bahkan ada pula yang mengatakan bahwa material ini tahan peluru loh.

4) Penemu dari ecobrick ini adalah orang Kanada, bernama Rusel Maier, seorang seniman yang bekerja di Indonesia menyelesaikan projek ecobricknya.

5) Ecobrick sudah dimanfaatkan komunitas lingkungan untuk membangun berbagai bangunan. Sejak ditemukan, ecobrick mulai mengglobal dan diadopsi oleh berbagai komunitas peduli lingkungan. Dengan ecobrick, berbagai organisasi tersebut berhasil membangun fasilitas seperti sekolah, bangku taman, hostel dan sebagainya.

(Yandhi Deslatama)

Iman NR

Back to top button