EdukasiHeadline

Tanpa Korupsi dan Sex, Awan PB NU: Rektor Untirta Harus Bersih

Ketua Awan PB NU, KH Matin Syarkowi berharap orang yang akan memangku jabatan Rektor Untirta ke depan harus bersih dan tidak tersandera persoalan masa lalu, termasuk bersih dari isu korupsi yang merusak moralitas dan integritas calon rektor.

Demikian dikemukakan KH Matin Syarkowi, Ketua Awan PB NU di Kota Serang, Senin (12/6/2023), menanggapi pemilihan rektor Untirta yang prosesnya tengah berlangsung.

Katanya, Untirta adalah milik dan kebanggaan masyarakat Banten. Lembaga pendidikan ini merupakan pusat ilmu pengetahuan, etika, moral dan rujukan peradaban.

Karena itu, Rektor terpilih kedepan harus bersih dari isu-isu korupsi dan isu yang berkaitan dengan rusaknya moralitas dan integritas calon rektor.

Saat ini KH Matin Syarkowi merasa sedih mendengar berbagai isu tidak sedap dari berbagai kalangan terkait pemberitaan masalah korupsi dan sexual harassment ditengah pemilihan Rektor Untirta.

Semestinya kampus harus jauh dari isu-isu tersebut karena berkaitan dengan otoritas kampus yang memiliki kemampuan untuk membangun masa depan lebih baik tanpa cela.

“Saya yakin ada salah satu calon rektor Untirta yang relatif bersih dan Kementerian harus jeli melihat hal ini, jangan sampai suara yang diberikan kepada calon rektor yang bermasalah,” ujarnya.

Demikian pula organisasi-organisasi kemasyarakat yang terlibat dukung mendukung pencalonan rektor, jangan asal dukung, apalagi terlibat jual beli dukungan yang pada akhirnya kembali menyengsarakan masyaarakat Banten.

Salah satu kritik yang juga disampaikan oleh KH Matin Syarkowi adalah budaya intelektual di Untirta. menurutnya kampus semestinya tidak hanya mencetak sarjana dengan berbagai gelarnya, tetapi juga mesti menciptakan anak-anak yang bangsa dengan perasaan dan keberpihakan kepada masyarakat, agama dan bangsanya.

Masyarakat akan semakin jeli dan pintar melihat keberadaan Untirta apakah memberi pengaruh yang positif, dinamis dan energik terhadap pembangunan di Banten atau sebaliknya.

Untirta akan menjadi salah satu masalah baru di Banten, terkait perannya yang justru menjadi beban bagi masyarakat.

Kampus jangan merasa paling pintar dan mampu karena membangun kemampuan intelektual harus dibarengi membangun ruhaniyah, kekuatan akhlak, moral dan militansi nasionalisme bukan sekedar orientasi mencari kerja semata.

Isu Korupsi

Sebelumya, kedatangan Tim Irjen Kemendikbudristek ke Untirta untuk melihat kesiapan penerimaan mahasiswa baru (PDB) oleh kelompok atas nama Banten Bersih dikaitkan dengan kasus korupsi Rektor Unila, Karomani (Baca: Untirta Akui Tim Irjen Datang, Ada Hubungan Kasus Korupsi Unila?).

Dalam rilis Banten Bersih mengkaitkan kesaksian Fatah Sulaeman (Rektor Untirta sekarang) saat bersaksi di Pengadilan Negeri Tipikor Tanjungkarang, Lampung yang dimuat Kompas tanggal 7 Februari 2023.

Di sidang pengadilan Tipikor itu, Fatah Sulaeman mengaku menitipkan seorang mahasiswa ke Karomani (Rektor Unila) dengan inisial NA yang diaku sebagai keponakannya, meski dalam BAP KPK menyebutkan, anak sahabat istrinya. Uang yang dititipkan ke Karomani sebesa Rp150 juta.

Isu Sex

Sementara itu, SindoNew.Com pada tanggal 22 Oktobber 2015 melansir salah satu dosen Universitas Sultan Ageng Tirtayasa (Untirta) berinisial AH diduga melakukan perbuatan asusila terhadap TIP salah seorang mahasiswinya saat melakukan bimbingan skripsi (Baca: Dosen Untirta Diduga Cabuli Mahasiswi Saat Bimbingan Skripsi).

Kasus tersebut mulai menyeruak setelah adanya selebaran pengaduan TIP kepada Lembaga Bantuan Hukum Asosiasi Perempuan Indonesia Untuk Keadilan (LBH APIK) Banten yang beredar luas dengan nomor surat: SK/10/LBH APIK Banten/2015.

Dalam laporannya TIP mengalami pencabulan oleh AH yang merupakan dosen pembimbing TIP saat masih tercatat sebagai mahasiswa pada Senin 21 April 2014. (INR)

Editor Iman NR

Iman NR

Back to top button