Pemkab Tangerang Perkuat Pelayanan Program MBG, Tambah SPPG di Ponpes
Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Tangerang, Provinsi Banten berkomitmen untuk terus memperkuat pemenuhan pelayanan program MBG atau Makan Bergizi Gratis di daerah itu dengan menambah satuan pelayanan pemenuhan gizi (SPPG) di pondok pesantren (Ponpes).
“Alhamdulillah, di Ponpes Al Badar telah meresmikan dapur MBG yang kedua. Jadi, total ada 17 SPPG di Kabupaten Tangerang,” kata Wakil Bupati Tangerang, Intan Nurul Hikmah di Tangerang, Senin (15/9/2025).
Ia mengatakan penguatan SPPG sebagai instrumen strategis untuk memperluas akses pelayanan gizi bagi penerima manfaat, di antaranya anak-anak sekolah, balita, ibu hamil, dan ibu menyusui guna meningkatkan derajat kesehatan dan kualitas sumber daya manusia (SDM).
Kendati demikian, pengoptimalan pelayanan SPPG di lintas perangkat daerah, mulai dari Dinas Kesehatan, pendidikan dan pondok pesantren hingga pemerintahan desa untuk bisa menyukseskan program MBG tersebut.
“Program ini juga bertujuan mendukung ekonomi lokal melalui pemberdayaan usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) serta memperkuat karakter siswa, juga sejalan dalam penurunan stunting di Kabupaten Tangerang,” katanya.
Intan mengatakan SPPG yang terbangun melalui yayasan di pondok pesantren siap mengakomodasi sebanyak 65.642 penerima manfaat
“Kini bertambah menjadi 17 SPPG. Maka, masyarakat yang terlayani program MBG ini kurang lebih mencapai 65.642 jiwa, baik anak sekolah, balita, ibu hamil, dan ibu menyusui,” ujarnya.
Ia berharap dengan dibukanya dapur MBG atau SPPG yang baru di pondok pesantren akan menambah jumlah menerima manfaat. Oleh sebab itu, program MBG ini akan terus berjalan hingga masyarakat di Kabupaten Tangerang dapat merasakan manfaatnya.
“Semoga terus berkembang dan masyarakat dapat merasakan manfaatnya secara keseluruhan,” ujarnya.
Dia meminta kepada SPPG di Kabupaten Tangerang untuk benar-benar memperhatikan aspek kesehatan, kandungan gizi, higienis dan tidak membosankan dalam proses pengolahan dan penyajiannya.
“Komposisi gizi sama, rasa makanan harus benar-benar sesuai dan tidak membosankan penerima. Dapurnya harus bersih, harus higienis, makanannya harus enak dan bergizi. Itu semua harus diatur, karbohidrat dan proteinnya dan kandungan gizi lainnya” kata dia. (Pewarta : Azmi Syamsul Ma’arif – LKBN Antara)









