Pertamina Dukung Kebijakan Penggunan Etanol Dalam BBM
Pertamina Patra Niaga berkomitmen untuk terus mendukung kebijakan pemerintah dalam menurunkan emisi karbon sesuai target Net Zero Emission 2060, dengan menghadirkan BBM yang memiliki kandungan etanol yaitu Pertamax Green 95.
Pertamax Green 95 dengan kandungan 5% Bioetanol (E5) sudah 2 tahun dipasarkan oleh Pertamina Patra Niaga dan menggunakan bahan baku lokal sebagai prioritas utama dengan memanfaatkan tetes tebu (molase) yang dijadikan bioetanol fuel grade dari pemasok atau supplier lokal di Mojokerto – Jawa Timur.
Pj. Corporate Secretary Pertamina Patra Niaga, Roberth MV Dumatubun menjelaskan bahwa Pertamax Green 95 merupakan campuran dari bahan bakar fossil (Gasoline) dengan bahan bakar nabati (Etanol) yang berasal dari tanaman tebu dengan memprioritaskan bahan baku lokal, untuk memperkuat nilai tambah bagi sektor agro-industri dan petani tebu Indonesia.
“Produk ini diolah dengan penambahan nabati etanol sehingga mengurangi ketergantungan pada bahan bakar fosil dan membuatnya lebih ramah bagi lingkungan”, ujar Roberth.
Lebih lanjut Roberth menambahkan penjualan Pertamax Green 95 terus tumbuh dan saat ini sudah mencapai 170 SPBU di Pulau Jawa yang memasarkan produk tersebut (Wilayah Jabode, Tangsel, Jawa Tengah, DI Yogyakarta dan Jawa Timur).
Masyarakat kini bisa semakin mudah menemukan Pertamax Green 95, baik di SPBU di kota maupun daerah.
Bahan bakar ini menghadirkan keseimbangan antara performa kendaraan dan kepedulian pada lingkungan, sebuah langkah yang jika dilakukan bersama dan dapat membawa Indonesia menuju masa depan yang lebih hijau.
Menurut catatan MediaBanten.Com, Etanol atau etil alkohol (C2H5OH) merupakan senyawa organik berbentuk cair yang banyak digunakan di berbagai sektor industri. Dalam bidang energi, etanol berperan sebagai bahan bakar alternatif yang dapat menggantikan bensin karena sifatnya yang lebih ramah lingkungan.
Etanol dapat diubah menjadi bioetanol atau bentuk energi terbarukan yang diproduksi dari bahan baku pertanian dengan proses fermentasi, seperti jagung, tebu, jerami, sawit, singkong, biji-bijian, gandum, dan lainnya.
Saat etanol dicampurkan dengan bensin, akan terjadi peningkatan nilai oktan dan efisiensi pembakaran. Campuran ini membantu mesin agar bisa bekerja lebih bersih dengan menurunkan emisi karbon dioksida (CO2) serta partikel polutan lainnya.
Sehingga, campuran etanol dan bensin ini dinilai menjadi solusi bahan bakar yang lebih ramah lingkungan dibandingkan fosil.
Saat ini, Indonesia telah memiliki produk BBM yang mengandung etanol, yakni Pertamax Green 95 yang diproduksi oleh Pertamina. Produk tersebut menggunakan bahan baku tetes tebu dan termasuk dalam kategori E5, dengan kandungan etanol sebesar lima persen.
Melalui Peraturan Menteri ESDM Nomor 12 Tahun 2015, pemerintah menargetkan penggunaan bahan bakar campuran E5 pada 2020 dan meningkat menjadi E20 pada 2025. (Siaran Pers Humas Pertamina Patra Niaga RJBB dan Dok MediaBanten)











