Selain Medan Sulit, Ini Bahaya Mendaki di Gunung Carstensz

Gunung Carstensz Pyramid, puncak tertinggi di Indonesia dengan ketinggian 4.884 meter di atas permukaan laut, menawarkan tantangan ekstrem bagi para pendaki.
Terletak di Papua, gunung ini memiliki medan yang sulit dan berbagai bahaya yang dapat mengancam keselamatan pendaki.
Cuaca Ekstrem
Salah satu bahaya utama di Carstensz Pyramid adalah cuaca yang tidak menentu. Hujan deras, kabut tebal, dan suhu dingin yang bisa mencapai di bawah nol derajat Celsius membuat pendakian semakin sulit. Hujan juga menyebabkan jalur pendakian menjadi licin dan berbahaya.
Medan Terjal dan Teknik Panjat Tebing
Berbeda dengan gunung lain di Indonesia, pendakian Carstensz Pyramid memerlukan keterampilan panjat tebing.
Dinding batu yang curam dengan kemiringan hampir 90 derajat membuat pendaki harus menggunakan tali dan peralatan khusus.
Tanpa pengalaman dan perlengkapan yang memadai, risiko jatuh atau cedera sangat tinggi.
Kekurangan Oksigen
Karena berada di ketinggian hampir 5.000 meter, pendaki dapat mengalami altitude sickness atau penyakit ketinggian.
Gejala seperti pusing, mual, kelelahan, dan sulit bernapas dapat berakibat fatal jika tidak ditangani dengan baik.
Akses yang Sulit dan Terisolasi
Lokasi Carstensz Pyramid yang terpencil membuat logistik menjadi tantangan besar. Akses menuju gunung ini hanya bisa dilakukan dengan pesawat kecil ke desa te.
Lalu dilanjutkan dengan perjalanan darat yang panjang dan melelahkan. Jika terjadi kecelakaan atau kondisi darurat, evakuasi akan sangat sulit dilakukan.
Faktor Keamanan
Selain tantangan alam, faktor keamanan di wilayah Papua juga perlu diperhatikan. Beberapa jalur pendakian melewati daerah yang rawan konflik, sehingga pendaki harus mendapatkan izin resmi dan memastikan perjalanan mereka aman.
Meskipun penuh bahaya, Carstensz Pyramid tetap menjadi impian banyak pendaki. Persiapan yang matang, perlengkapan yang memadai, serta pendampingan oleh pemandu berpengalaman sangat diperlukan untuk menaklukkan gunung ini dengan aman.
Editor: Abdul Hadi