Ikhsan Ahmad

Bahaya Laten SOTK Baru

Struktur Organisasi Tata Kerja (SOTK) baru. Apa artinya? Perampingan atau pemangkasan Organisasi Perangkat Daerah (OPD) dalam suatu Pemerintah Daerah. Apakah ada arti lain? Rasanya tidak ada. Berani bertaruh jika ada yang lain?

OLEH: IKHSAN AHMAD *)

Lalu, apa tujuan struktur organisasi tata kerja baru? Apakah ada hubungannya dengan reformasi birokrasi? Akankah ia memberi pengaruh terhadap peningkatan pelayanan kepada masyarakat?

Nah, pertanyaan ini akan lantang dijelaskan oleh kepala OPD yang nantinya dapat bertahan atau menang dalam proses pertarungan pemangkasan OPD. Kendati jawaban pertanyaan tersebut tidak akan menjadi variabel penting dalam mengimplementasikan SOTK baru.

Ada kesenjangan antara apa yang diinginkan oleh struktur organisasi dan tata kerja baru dengan semangat yang diperlukan dalam SOTK (cultural lag).

Kesenjangan ini muncul bisa jadi karena adanya kecurigaan “permainan” politik birokrasi atau bisa jadi kesenjangan ini muncul karena seluruh komponen birokrasi meragukan perjalanan SOTK baru ke depan bisa dirampungkan, karena pengendali SOTK baru bisa saja diganti tahun depan.

Jikapun pengendali struktur organisasi dan tata kerja baru sebagai mandatori Presiden bisa ajeg sampai tiga tahun ke depan, muncul pertanyaan yang membuat kesenjangan baru, yakni mengapa tidak mengoptimalkan OPD yang ada lebih dulu?

Mengapa tidak menyelesaikan agenda atau persoalan strategis yang ada lebih dulu? Sebagai dasar penilaian membangun SOTK baru?

Kalau begitu struktur organisasi dan tata kerja baru adalah survival of the fittest karena hampir seluruh komponen birokrasi di dalamnya hanya memahami akan kemana dirinya jika OPDnya terpangkas?

Bagaimana pengisian jenjang karir, legitimasi tunjangan, “jaringan proyek” dan cara menduduki kursi kembali dari ketersingkiran secara massif.

Bagi yang menang dalam pertarungan SOTK baru, tidak hanya memunculkan performa organisasi, tetapi juga performa “sang pemenang” yang “adaptif”.

Survival of the fittest adalah suatu terminologi dalam teori Darwin bahwa yang terkuatlah yang akan menang (kedekatan/uang/dominasi akses peluang).

Tentu saja pertarungan ini bukan kompetisi di antara OPD dalam kerangka memberikan pelayanan yang terbaik kepada masyarakat atau kompetisi kinerja masing-masing OPD.

Terlepas dari framing aturan yang dibuat mengapa suatu SOTK mesti dipangkas atau dimerger, spirit struktur organisasi dan tata kerja baru terletak pada pertanyaan OPD mana yang akan dipangkas atau dirampingkan? Mana yang terbuang dan mana yang bertahan atau menang?

Bahaya laten SOTK baru terletak pada potensi ancaman munculnya kemalasan yang massif, sistematis dan stuktural, turunnya motivasi, turunnya semangat, turunnya kinerja birokrasi akibat ketidakpastian dari masa depan perubahan SOTK baru.

Laten dalam KBBI adalah ancaman tersembunyi secara terus menerus yang artinya potensi memburuknya performa birokrasi yang dibiayai dari pajak rakyat atau berjalannya birokrasi secara auto pilot yang berkali kali terjadi akibat ketipastian politik birokrasi.

Mestikah SOTK baru dimaknai perampingan atau pemangkasan OPD saja?

Tentu tidak, jika pengendali perencana SOTK baru mampu mengkomunikasinnya dengan baik terkait latar historicalmya, tujuan, urgensi, agenda perubahan dan manfaatnya dan yang lebih penting adalah mengkomunikasikan hal ini ke seluruh komponen birokrasi sebagai sesuatu yang diperlukan dalam menggapai kebaikan bersama.

Tentu saja komunikasi ini bisa tercapai dengan syarat adanya rasa saling percaya untuk dapat bekerjasama dan menyelesaikan masalah secara bersama.

Terjebaknya makna SOTK baru pada pengertian sempit perampingan, pemangkasan dan perluasan saja merupakan lemahnya kepemimpinan pengendali SOTK baru dalam menunjukkan jalan kepemimpinannya. Ini turut menjadi bahaya laten dalam performa birokrasi. (*)

*) Penulis adalah Pengamat Kebijakan Publik yang sehari-hari Dosen FISIP Untirta.

Ikhsan Ahmad

SELENGKAPNYA
Back to top button