Setelah Disoroti, Breakwater Cikeusik Rp31,3 Miliar Tengah Diperbaiki
Proyek pembangunan breakwater Cikeusik, Pandeglang senilai Rp31,3 miliar yang mengalami rusak parah saat ini sedang dalam perbaikan setelah disoroti beberapa pihak.
Proses perbaikan dilakukan oleh pihak pelaksana tahun anggaran 2023, PT Yamika didampingi konsultan pengawasan PT Parindo Raya Engineering.
“Minggu ini sedang dalam masa pemeliharaan dan perbaikan. Kondisi cuaca bulan-bulan kemaren belum memungkinkan (dilakukan perbaikan),” ujar Kepala Bidang Pengawasan Sumberdaya Kelautan dan Perikanan, Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Banten, Ahmad Budiman kepada MediaBanten.Com, Kamis (12/9/2024).
Budiman menjelaskan bahwa proyek pembangunan breakwater di Pelabuhan Cikeusik, Kabupaten Pandeglang saat ini masih tanggungjawab pihak ketiga atau baru PHO.
Kendati begitu dengan kondisi penahan ombak saat ini, Budi juga belum bisa memastikan skema perbaikan yang akan dilakukan terhadap proyek breakwater yang dinilai gagal kontruksi tersebut.
“Kami masih menunggu pelaksana terkait hal tersebut (skema perbaikannya),” kata Budi.
Berdasarkan foto dikirim pejabat ini, tampak dua orang pekerja tanpa standar K3 tengah menutupi rongga rigid beton yang menjadi struktur utama breakwater. Tampak pula satu alat berat yang juga mengangkat puing-puing batu untuk memperbaiki kerusakan.
Diketahui, pelaksanaan proyek pembangunan breakwater Cikeusik, Pandeglang selama dua tahun anggaran yakni tahun 2022 sebesar Rp14. 638.211.000 dan tahun 2023 Rp16.343.906.200 mendapat pengawalan khusus Kejati Banten. Termasuk breakwater Cituiis, Kabupaten Tangerang Rp3,9 miliar yang kini sedang tahap persidangan (Baca: Dibangun 2 Tahun Rp31,3 miliar, Breakwater Cikeusik Memperihatinkan).
Berdasarkan pantauan, bebatuan yang digunakan dalam struktur utama menggunakan agregat campuran berukuran kecil yang tidak sesuai dengan spesifikasi teknis yang seharusnya pada breakwater Cikeusik.
Pada permukaan top elevasi breakwater tidak rata, hal ini diduga adanya gejala penurunan pasangan, Sehingga berdampak rigid beton pada struktur utama breakwater mengalami banyak patahan.
Tak hanya itu pada sudut sloope/kemiringan breakwater juga tampak tidak presisi. Padahal sloope/kemiringan ini merupakan bagian lapisan armor breakwater dan pada RAB pekerjaan ini semestinya dipasang batu dengan ukuran berat 200 – 300 kg dengan void maksimum 30% per 1 m3. Kenyataannya bagian sloope yang tidak tertutup tetrapod memiliki kondisi yang berantakan.
Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) Perwakilan Provinsi Banten pada tahun 2022 merilis temuan kekurangan volume pekerjaan atas kegiatan penahan gelombang (breakwater) yang dilaksanakan oleh CV Jivi Creative senilai Rp243.484.922. BPK merinci adanya kekurangan atas pekerjaan breakwater sebesar Rp69.198.252 dan pekerjaan bollard 30 tor sebesar Rp174.286.670.
Sementara Ketua lembaga Komunitas Masyarakat Pemberantasan Korupsi, Ratno Juarno menyoroti program pemerintah dalam hal ini pembangunan breakwater Cikeusik Rp31,3 miliar di Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Banten yang mendapatkan pendampingan dari Kejaksaan Tinggi Banten.
Ratno menilai dalam setiap program pekerjaan yang mendapatkan pendampingan Kejati Banten semestinya bersih dari tindakan-tindakan yang dapat menimbulkan tindak pidana.
Lantaran pada pelaksanaan pekerjaan akan selalu dilakukan koreksi oleh tim pengawalan pembangunan dalam hal ini Kejati Banten.
“Jika pekerjaan breakwater pelabuhan perikanan Cikeusik terindikasi tindak pidana korupsi, maka kinerja tim pengawalan dan pendampingan (mesti dipertanyakan,” tandas Ratno.
Ratno menegaskan, kondisi memperihatinkan pada hasil pekerjaan pembangunan breakwater saat ini harus diselidiki serius. agar setiap program yang mendapatkan pendampingan oleh Kejati Banten tidak menimbulkan kerugian keuangan daerah. (Budi Wahyu Iskandar)