Transaksi di TPI Kabupaten Lebak Tembus Rp10 Miliar Per Bulan
Nilai transaksi pelelangan ikan di 11 Tempat Pelelangan Ikan (TPI) Kabupaten Lebak, Banten terus mengalami peningkatan dan kini menembus Rp10 miliar per bulan dari sebelumnya Rp5 miliar per bulan.
“Kami berharap dengan kenaikan transaksi pelelangan ikan itu dapat meningkatkan ekonomi masyarakat pesisir,” kata Kepala Bidang Pengelolaan Perikanan Tangkap Dinas Perikanan Kabupaten Lebak, Rizal Ardiansyah dalam keterangan di Lebak, Rabu (29/11/2023).
Kenaikan transaksi pelelangan itu, lanjut dia, karena populasi ikan di perairan Banten selatan melimpah sehingga mendongkrak pendapatan ekonomi nelayan.
Dalam satu kapal terutama yang tradisional, tangkapan nelayan sebelumnya sekitar 100 kilogram dan kini bisa mencapai 300 kilogram.
Ada lebih dari 3.600 nelayan yang ada. Apalagi, saat ini di perairan Banten bagian selatan tengah musim panen layur.
“Kami meyakini saat ini nelayan tradisional dengan kapal kincang mesin tempel motor bisa membawa uang sekitar Rp1,5 juta dari sebelumnya Rp250 ribu,” kata Rizal menambahkan.
Rizal Ardiansyah, menjelaskan pemerintah daerah, pemerintah provinsi dan pemerintah pusat juga memberikan peralatan bantuan kepada nelayan berupa alat tangkap dan jaring serta kapal.
Penyaluran bantuan alat tangkap itu guna meningkatkan produksi tangkapan ikan meningkat sehingga dapat terwujud swasembada pangan nasional.
“Kami berharap meningkatnya transaksi pelelangan ikan itu dapat membawa kesejahteraan masyarakat pesisir mulai nelayan, pedagang bakulan, dan perajin aneka makanan yang bahan bakunya ikan laut,” kata Rizal menambahkan.
Haerudin (55), nelayan TPI Binuangeun Kabupaten Lebak mengaku saat ini tangkapan ikan melimpah karena cuaca di perairan Banten selatan atau Samudra Hindia relatif normal dari sebelumnya ketinggian gelombang mencapai 4 meter menjadi 2 meter.
Nelayan tradisional di TPI Binuangeun saat ini banyak melaut, karena tangkapan meningkat hingga tiga kali lipat. Tangkapannya berupa ikan layur, tongkol, gurita, tuna cakalang, tangiri, tingkol, tuna, lemadang, kakap, libida, dan kuwe.
“Kami sekarang setiap melaut bisa menghasilkan pendapatan Rp1,2 juta dibandingkan sebelumnya Rp300 ribu,” kata Haerudin. (Mansyur Suryana – LKBN Antara)
Editor Iman NR
Berita ini bagian dari kerjasama diseminasi LKBN Antara dengan MediaBanten.Com.