Mozaik

Warga Komplek Veteran Meriahkan Pawai Maulid Nabi di Ciracas

Tradisi tahunan merayakan kelahiran Nabi Muhammad SAW dimeriahkan kehadiran ibu-ibu dari Majlis Taklim dengan menampilkan Qasidah meramaikan iring-iringan pawai Maulid Nabi Muhammad SAW oleh warga Kompleks Veteran Rt 03 Rw 010 Ciracas, Kelurahan Serang, Kecamatan Serang, Kota Serang, Minggu (15/9/2024).

Peringatan Hari Besar Islam, Maulid Nabi Muhammad SAW 1445 hijriyah, oleh warga masyarakat Perumahan Rt 01, 02 dan 03 Rw 010 Ciracas, Kelurahan Serang, Kecamatan Serang, Kota Serang, Provinsi Banten, dipusatkan di Masjid At-Takwa Ciracas.

Peringatan Maulid Nabi diawali pada Sabtu malam Minggu ba’da isya ada ceramah di Masjid At-Taqwa. Selanjutnya, pada Minggu (15/9/2024) pagi, dilanjutkan dengan pelaksanan riungan Maulid.

Kelahiran Nabi Muhammad SAW, menjadi hari yang istimewa bagi seluruh umat islam, khususnya masyarakat Kabupaten/Kota se Provinsi Banten.

Di penghujung acara, kegiatan berbagi sembako kepada masyarakat menjadi kegiatan utama dari kegiatan. Di mana sedekah yang diberikan bisa bermanfaat karena kondisi saat ini harga sejumlah kebutuhan pokok seperti beras, minyak goreng dan telur yang terus melambung tinggi.

Ketua Rw 010 Ciracas H Oyok Jaelani didampingi Ketua Panitia, Samun dan Sie Acara, Chandra mengatakan, paket yang dibagikan kepada masyarakat pada kegiatan ini, hanya mencapai ratusan paket sembako saja.

“Selain dibagikan di lokasi, juga disalurkan kepada sejumlah pihak yang membutuhkan di luar lingkungan perumahan Perumahan Rt 01, 02 dan 03 Rw 010 Ciracas, Kelurahan Serang, Kecamatan Serang. Acaranya meski sederhana, namun berjalan lancar dan semarak,” ujarnya.

Kegiatan peringatan Maulid Nabi di lingkungan perumahan warga masyarakat Rt 01, 02 dan 03 Rw 010 Ciracas, Kelurahan Serang, Kecamatan Serang, Kota Serang ini, akan diadakan lebih baik lagi pada tahun-tahun selanjutnya, dengan tujuan utama lebih meriah dan bermanfaat bagi masyarakat dengan terus meningkatkan ukuwah silaturahmi.

Pelaksanaan Pawai Maulid dilakukan dengan suatu perencanaan yang matang. Proses pelaksanaan diawali dengan mengadakan musyawarah pembentukan panitia pelaksanaan dengan melibatkan aparat pemerintahan desa, DKM, dan tokoh masyarakat.

Musyawarah dilakukan untuk membahas menentukan waktu, tempat, anggaran sekaligus menetapkan iuran.

Sesi berikutnya adalah pembuatan Panjang untuk pawai maulid. Bentuk Panjang tidak menganut suatu pakem. Ajang kreativitas bermain dalam hal ini. Oleh karena itu, bentuk Panjang menjadi sangat beraneka ragam, antara lain kapal terbang, mobil, dan perahu.

Setiap Panjang biasanya merupakan perwakilan kelompok antara lain, keluarga besar, wilayah RT, DKM, dan sebagainya.

Setelah Panjang selesai dikerjakan, proses selanjutnya adalah mengisi Panjang dengan uang, hiasan, dan barang-barang (biasanya bukan makanan jadi) yang dapat dimanfaatkan atau dipakai seperti baju, perlengkapan shalat, dan lain-lain. Setelah terisi, Panjang kemudian disimpan.

Sehari sebelum pelaksanaan, biasanya warga melakukan acara ngeriung ‘makan bersama’ dan tausiah maulid ‘ceramah maulid’ yang dimulai setelah shalat magrib.

Esok harinya, pelaksanaan Ngarak (Panjang Mulud) dimulai. Titik awal arak-arakan Panjang Mulud berada di Mesjid dan dilaksanakan sekitar pukul 07.00 WIB.

Pelaksanaan diawali dengan doa bersama yang dipimpin Kyai. Dalam sesi doa bersama diselipkan sesi hadhoroh, yaitu doa yang dipanjatkan untuk keluarga atau kerabat yang sudah meninggal.

Biasanya keluarga yang mengikuti sesi hadhoroh ini akan menaruh uang – seikhlasnya – dalam amplop yang bertuliskan keluarga atau kerabat yang sudah meninggal.

Amplop tersebut bersama dengan amplop lainnya, ditaruh di dekat Kyai. Seluruh amplop tersebut biasanya akan dikumpulkan dipergunakan untuk acara keagamaan atau disumbangkan kepada warga tak mampu.

Selesai sesi hadhoroh, acara Ngarak kemudian dilaksanakan. Kelompok seni seperti Terebang Gede yang tergabung dalam sesi Ngarak menampilkan alunan musik khas Panjang Mulud untuk mengiringi dzikir mulud.

Teks dzikir yang digunakan adalah dari Kitab Barzanzi yang dilantunkan oleh kelompok pedzikir dan peserta Ngarak. Selain berdzikir, shalawat juga dilantunkan dalam acara Ngarak tersebut.

Rute pertama Ngarak adalah berjalan menuju lokasi Panjang. Setelah seluruh Panjang ikut dalam rombongan, acara Ngarak dilakukan dengan cara berjalan mengelilingi kampung.

Durasi prosesi Ngarak dilakukan hingga menjelang shalat dzuhur. Seluruh Panjang disusun, sementara peserta shalat dzuhur berjamaah kemudian dilanjutkan dengan sesi ngeropok, yaitu menginventarisir seluruh isi yang ada dalam Panjang, lalu didistribusikan secara adil dan merata kepada seluruh warga yang menghadiri kegiatan Panjang Mulud. (Daeng Yusvin)

Editor Iman NR

Yusvin Karuyan

Back to top button