Walikota: ASN Pemkot Serang Harus S2
Bersiap-siaplah aparatur sipil negara (ASN) di lingkungan Pemerintah Kota (Pemkot) Serang untuk bersekolah lagi. Pasalnya, Walikota Serang, Syafrudin berkeinginan ASN di lingkungannya minimal berpendidikan S2 (magister).
Alasan Walikota Serang adalah ASN di Pemkot Serang harus mendapatkan beban sebagai ASN di kota yang berstatus dan berfungsi sebagai Ibukota Provinsi Banten. “Saya berharap para ASN di lingkungan Pemkot Serang berusaha untuk kuliah lagi,” kata Syafrudin, Walikota Serang seusai menghadiri Pengukuhan Masa Orientasi Kehidupan Kampus Mahasiswa Baru Universitas Bina Bangsa, Kota Serang, belum lama ini.
Walikota mengungkapkan, pada saat ini di kota Serang, untuk jenjang pendidikan Aparat Sipil Negara-nya masih ada yang belum pada tingkat Pascasarjana (S2-red). Bahkan masih ada pegawai di Pemkot pendidikannya baru tingkat SLTA dan S1.
Menurut Syafrudin, untuk membenahi Indeks Pembangunan Manusia Kota Serang, harus diawali dari pegawai Pemerintahan terlebih dahulu, hal itu agar menjadi contoh bagi warga Kota serang.
“Jadi peningkatan SDM ini, merupakan visi misi kami dalam membangun Kota Serang yang berdaya dan berbudaya. Ini harus dimulai dari ASN-nya. Saran ini memang sifatnya tidak wajib,” katanya.
Baca:
- Peletakan Batu Pertama Kampus Politeknik Ilmu Permasyarakat dan Imigrasi
- Untirta Serang dan Kyoto University Gelar ICDeSA di Kota Serang
- Sebanyak 580 Mahasiswa Baru Dikenalkan Kampus Unbaja Serang
Bonus Demografi
Sebelumnya, Walikota Serang menyinggung soal bonus demografi yang bakal dihadapi Kota Serang. “Bonus demografi tentunya bergantung pada pribadi masing-masing warga Kota Serang. Karena ketika memiliki keterampilan tersendiri. Tentunya tidak akan sulit mencari kerja, bahkan mungkin bisa menciptakan peluang kerja,” katanya.
Syafrudin mengatakan, peningkatan kualitas SDM merupakan visi misi Pemkot Serang dalam membangun kota serang yang berdaya dan berbudaya. Bahakan, pemerintah Kota Serang saat ini telah melakukan kerjasama dengan beberapa kampus untuk meningkatkan Indeks Pembangunan Manusia (IPM) di Kota Serang.
“Sebenarnya kita sudah lakukan kerjasama salah satunya dengan UNIBA, dan yag lainnya seperti UT, dan Untirta,” ujar Syafrudin. Dia menambahkan.
“Kami berharap masyarakat kota serang tidak ada yang putus sekolah, kemudian setelah lulus di tingkat SLTA dapat melanjutkan ke perguruan tinggi, dan tingkat selanjutnya,” katanya.
Di hadapan, 1.965 mahasiswa baru UNIBA, Syafrudin berpesan, agar mahasiswa kuliah dengan serius, dan tidak banyak pacaran. Karena, saat ini terbukti masih ada sarjana menganggur karena susah mencari pekerjaan. Dia juga meminta, para mahasiswa baru itu dapat memberikan kontribusi untuk kemajuan Kota Serang kedepan.
“Boleh pacaran tapi harus rajin kuliah yah, jangan kebanyakan pacaran,” katanya sembari disambut tawa mahasiswa.
Menyambut Baik
Sementara Furtasan Ali Yusuf, Rektor Universita Binabangsa (UNIBA) mengatakan, permintaan walikota agar mahasiswa seperti di UNIBA dapat berkontribusi membangun kemajuan Kota Serang pihaknya menyambut baik, karena pada dasarnya Walikota memiliki tanggungjawab terhadap perkembangan daerah.
“Kontribusinya paling sesuai kapasitas, saat ini kan masih mahasiswa masih harus belajar. Jadi kontribusinya harus belajar dengan baik. Sehingga setelah lulus dapat memberikan manfaat yang baik,” katannya.
Furtasan mengaku, untuk menjawab tantangan dunia kerja, pihaknya telah mempersiapkan mahasiswanya tidak hanya memiliki kemampuan hard skill, tetapi memiliki pula kemampuan soft skill.
“Jadi nantinya mereka saat lulus tidak hanya menerima ijazah saja, tetapi akan dibekali dengan keterampilan yang lain. Itu pun tentunya sudah bersertifikasi internasional,” ungkapnya.
Lanjut dia, sertifikasi tersebut diberikan dibeberapa bidang. Diantaranya bidang IT, keuangan, dan kemampuan berbahasa inggris yang baik. Selain itu Furtasan mangatakan, soft skill itu tentunya akan berguna dalam menghadapi tantangan industri 4.0.
“Harus ada soft skill yang cukup, kalau tidak. Mereka (mahasiswa-red) akan tergilas dengan sendirinya,” ungkapnya.
Kemudian dalam menghadapi persoalan sulitnya mencari pekerjaan, menurut Furtasan, hal itu tentunya menjadi tanggungjawab pemerintah dalam menyediakan lapangan pekerjaan baik secara mikro maupun makro. Karena kampus, hanya bertugas membekali kemampuan mahasiswa.
Furtasan mengaku, tidak semua mahasiswanya diarahkan untuk bekerja, karena sesuai dengan tagline Universitas yakni Tehnoprener. “Jadi kita harapkan, mahasiswa Binabangsa bukan mencari pekerjaan. Tetapi menciptakan lapangan pekerjaan dengan berwirausaha,” jelasnya. (Sofi Mahalali)