HeadlinePolitik

Analisis RUSH Soal Kekuatan Andra Vs Airin di Pilkada Banten

Dua bakal calon Gubernur Banten, Andra Soni dari Partai Gerindra berhadapan atau versus Airin Rachmi Dyani dari Partai Golkar diperkirakan memiliki peta kekuatan yang berimbang dalam ajang Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Banten tahun 2024.

Bahkan dikhwatirkan Andra Soni memiliki kekuatan lebih sedikit dari Airin karena posisinya sebagai partai yang ketuanya, Prabowo Subianto terpilih sebagai Presiden. Selain itu, jumlah partai yang dihimpun seperti dilansir sejumlah media cukup gemuk.

Demikian dikemukakan Hudjolly, Analis Lingkar Studi Masyarakat dan Hukum (RUSH) yang juga Dosen Filsafat Untirta kepada MediaBanten.Com, Jumat (5/7/2024).

“Menggunakan refleksi peta kekuatan politik Pemilihan Legislatif (Pileg) kemarin terdapat lima variable yang dapat menggambarkan potensi kekuatan Andra VsAirin pada Pilkada Banten 2024,” katanya.

Hudjolly mengatakan, peta Pileg merupakan agregat paling reliabel yang dapat digunakan untuk memetakan potensi suara. Hasil Pileg memberikan dua variable, variable suara pemilih partai calon dan pandamping.

“Kenapa suara partai yang digunakan bukan suara perolehan personal? Ada dasar perbedaan karakter, kontestan pada Pileg akan cenderung bersaing bahkan sesame kader dalam satu arena daerah pemilihan, sifatnya personal,” ujarnya.

Sedangkan Pilkada Banten merupakan keputusan partai, kolektif kolegial. Mau tidak mau jika partai sudah mengambil keputusan, maka mesin partai harus menjalankan keputusan tersebut.

Semua caleg terpilih harus mengamankan amanat partai mereka, jika tidak konsekuensinya akan panjang pada posisi mereka sebagai utusan partai di legislatif.

Katanya, suara Pileg bersifat terbatas pada area dapil. Sedangkan kontestasi Pilgub seantero Banten. Maka diambil agregat dari suara partai, bukan agregat suara personal yang menggambarkan keseluruhan wajah partai di provinsi.

“Dari sini bisa dilihat potensi suara Golkar berbanding suara Gerindra hanya berselisih tipis, di angka ratusan ribu, 932 berbanding 886,” ujarnya.

Akan menarik pada potensi wakil. Pasangan Andra sudah diumumkan, Dimyati, diusung PKS. Suara PKS patut dipertimbangkan.

“Airin belum mengumumkan pasangan, tetapi tersiar rumor mengusung tokoh dari PDIP, jika ini terjadi, lagi-lagi suara PDIP berhimpit tipis dengan suara PKS : 810 berbanding 735,” katanya.

Kontestasi akan menarik dan dinamis pada tiga agregat lain: modal kapital, kapital sosial dan kapital power.

Modal kapital akan sulit mengukurnya, karena pola kampanye di sektor keuangan pada Pemilu di Indonesia tidak menganut opengate, tetapi lebih pada laporan dana pemilu dilaporkan belakangan.

“Maka agregat ini akan disandarkan sementara pada LHKPN calon. Ini sandaran saja bukan ukuran. Mengukur ini perlu data mendalam jika koalisi sudah jadi dan rencana kinerja sudah tersusun,” ucapnya.

Agregat modal kapital Airin versus Andra lagi-lagi tidak berpaut jauh, tapi angka ini masih misterius, public lebih tahu soal ini.

Di agregat kapital sosial lebih menarik. Ada banyak variable dalam agregat ini. Partai salah satu yang dominan, maka dipakai ini sebagai patokan.

Andra punya enam partai yang konon sudah disebut di media, jadi ada 60 poin. Sedangkan Airin punya 30 poin, dengan asumsi Demokrat akan bergabung di koalisi Airin.

Jika Partai Demokrat menyeberang maka Andra menjadi 70 dan Airin menjadi 20. Sebaliknya

jika PAN dan PKB bisa ditarik oleh Airin, peta agregat kapital sosial akan semakin menarik.

Tetapi jangan dilupakan dalam agregat ini banyak variable, partai hanya salah satu. Di Banten ada banyak kapital sosial, dari ormas, organisasi kebudayaan, keagamaan, keluarga dan elite.

Ini adalah variabel-variabel lain dari agregat kapital power adalah yang paling menarik. Kapital ini sekaligus menandaskan bahwa peta politik Banten merupakan buah langsung keputusan politik di Jakarta.

Ketika di pusat ada simpang jalan partai maka di daerah pun akan berimbas. Karena ada hubungan dengan Jakarta maka sebenarnya kedua kandidat harus diberi skor sama, bobotnya 500 point.

Tetapi Presiden hanya satu, dan itu sedang berada di kubu Gerindra, Andra. Maka kapital power Gerindra diberikan bobot lebih 0,10 dibandingkan Golkar. Mengapa? Mau tidak mau Pesona Presiden akan sangat berperan.

Berkaca pada masa SBY era Partai Demokrat, kontestan dari Demokrat akan lebih powerfull. Di era Jokowi periode pertama juga memberi imbas pada kader PDIP yang jadi kontestan politik, akan merasa lebih powerfull. Maka kubu Airin berada pada radius skor 450, sedangkan Andra 500.

Yang menarik adalah formasi dan bagaimana tiga agregat itu berkelindan dan dimainkan di lapangan. Dan perlu dilperhatikan adagium bahwa politik selalu dinamis, tidak konstan dan stagnan. Maka potensi kemenangan ada pada bagaimana padu padan ramuan cantik tiga agregat. (Rosyadi)

Editor Iman NR

Iman NR

SELENGKAPNYA
Back to top button