Bruce Willis Menderita Penyakit Afasia, Apa Itu?
Bruce Willis, aktor Amerika yang akrab dengan pemirsa Indonesia menderita afasia, harus mundur dari dunia akting. Apa sesungguhnya penyakit tersebut?
Dikutip dari web Alodokter, afasia adalah gangguan berkomunikasi disebabkan kerusakan otak. Gangguan ini dapat memengaruhi kemampuan berbicara dan menulis, serta kemampuan memahami kata-kata saat membaca atau mendengar.
Penderita afasia akan keliru dalam memilih dan merangkai kata-kata menjadi sebuah kalimat yang benar. Akan tetapi, kondisi ini tidak memengaruhi tingkat kecerdasan dan daya ingat penderitanya.
Penyakit ini bisa terjadi secara tiba-tiba setelah penderita mengalami stroke atau cedera kepala. Namun, afasia juga dapat terjadi secara bertahap jika disebabkan oleh tumor otak atau demensia.
Penyebab Afasia
Afasia bukan merupakan suatu penyakit, melainkan gejala yang menandai adanya kerusakan di bagian otak yang mengatur bahasa dan komunikasi.
Salah satu penyebab kerusakan otak yang paling sering memicu afasia adalah stroke.
Saat mengalami stroke, tidak adanya aliran darah ke otak menyebabkan kematian sel otak atau kerusakan di bagian otak yang berfungsi memproses bahasa. Sekitar 25–40% penderita stroke akan menderita afasia.
Kerusakan otak akibat cedera kepala, tumor otak, atau ensefalitis juga dapat menyebabkan afasia.
Pada kasus-kasus ini, biasanya afasia akan disertai dengan gangguan lain, seperti gangguan daya ingat dan gangguan kesadaran.
Selain itu, afasia dapat terjadi akibat penyakit yang menyebabkan penurunan fungsi sel-sel otak, misalnya demensia dan penyakit Parkinson.
Pada kondisi ini, afasia akan berkembang secara bertahap seiring dengan perkembangan penyakit.
Gejala afasia dapat berbeda-beda, tergantung pada bagian otak yang rusak, serta tingkat kerusakan yang terjadi. Berdasarkan gejala yang muncul, afasia dapat dibagi menjadi beberapa jenis, yaitu:
1. Afasia Wernicke
Dikenal dengan sebutan afasia reseptif atau sensory aphasia. Afasia Wernicke biasanya disebabkan oleh kerusakan otak di bagian kiri tengah. Pada afasia ini, penderita akan kesulitan memahami atau mengerti kata-kata yang didengar atau dibaca. Akibatnya, penderita akan mengeluarkan kalimat atau kata-kata yang juga sulit dimengerti oleh lawan bicaranya.
2. Afasia Broca (ekspresif)
Pada afasia Broca atau afasia ekspresif atau motor aphasia, penderita tahu apa yang ingin disampaikan kepada lawan bicara, tetapi kesulitan dalam mengutarakannya. Afasia Broca biasanya disebabkan oleh kerusakan otak di bagian kiri depan.
Afasia global
Afasia global merupakan afasia paling berat dan biasanya terjadi ketika seseorang baru saja mengalami stroke. Afasia global biasanya disebabkan oleh kerusakan yang luas pada otak. Penderita afasia global akan kesulitan bahkan tidak mampu membaca, menulis, serta memahami perkataan orang lain.
4. Afasia progresif primer
Kondisi ini menyebabkan penurunan kemampuan membaca, menulis, berbicara, dan memahami percakapan, yang terjadi secara perlahan. Afasia progresif primer jarang terjadi dan sulit ditangani.
Belum ada cara pasti untuk mencegah terjadinya afasia. Langkah terbaik yang dapat dilakukan adalah mencegah kondisi yang dapat menyebabkan afasia. Pencegahan tersebut dapat dilakukan dengan menjalani gaya hidup sehat. (Alodokter / Editor: Iman NR)