Internasional

China Latihan Militer Usai Kepung Pulau di Taiwan, Ada Apa ?

Pasukan China melakukan latihan militer hari kedua di sekitar Taiwan usai China mengepung pulai di Taiwan dengan sejumlah jet tempur dan kapal perang, pada Senin (10/04/2023).

Beijing yang memandang Taiwan sebagai provinsi milik China yang memisahkan diri menyebut operasi ini sebagai peringatan keras terhadap pemerintah pulau tersebut.

Latihan ini dimulai beberapa jam usai Presiden Tsai Ing-wen kembali dari perjalanan ke Amerika Serikat (AS).

Kementerian Pertahanan Taiwan mengungkapkan 42 militer China dan delapan kapal telah melintasi garis median Selat Taiwan. Garis ini merupakan garis pemisah tidak resmi antara wilayah China dan Taiwan.

Menurut media pemerintah China menyampaikan bahwa latihan militer akan secara bersamaan mengatur patrol dan kemajuan pasukan di sekitar pulai Taiwan, membentuk postur pengepungan dan pencegahan yang meyeluruh.

Taiwan menganggap dirinya sebagai negara berdaulat, dengan konstitusi dan pemimpinnya sendiri.

Namun, China memandang pulau tersebut sebagai provinsi yang memisahkan diri, dan pada akhirnya akan dibawa di bawah kendali Beijing dengan paksa bila perlu.

Sementara itu, Xi Jinping yang merupakan Presiden China mengatakan bahwa penyatuan kembali Taiwan harus diwujudkan.

Kendati China sering melakukan latihan militer di sekitar Taiwan, pengepungan kali ini dipandang sebagai tanggapan terhadap pertemuan Presiden Taiwan Tsai Ing-wen dengan Ketua DPR AS Kevin McCarthy pada Rabu (05/04) lalu.

Militer China mengumumkan pada Sabtu (08/04) dimulainya latihan kesiapan tempur yang digelar tiga hari sebagai peringatan bagi warga Taiwan yang ingin mempermanenkan kemerdekaan de facto pulai tersebut.

Namun, Tentara Pembebasan Rakyat (PLA) China tak berikan indikasi apakah mereka akan mengulangi latihan sebelumnya berupa penembakan rudal ke laut, yang mengganggu kegiatan pengapalan dan penerbangan maskapai.

Pasukan China melakukan latihan militer hari kedua di sekitar Taiwan usai China mengepung pulai di Taiwan dengan sejumlah jet tempur dan kapal perang, pada Senin (10/04/2023).

Beijing yang memandang Taiwan sebagai provinsi milik China yang memisahkan diri menyebut operasi ini sebagai peringatan keras terhadap pemerintah pulau tersebut.

Latihan ini dimulai beberapa jam usai Presiden Tsai Ing-wen kembali dari perjalanan ke Amerika Serikat (AS).

Kementerian Pertahanan Taiwan mengungkapkan 42 militer China dan delapa kapal telah melintasi garis median Selat Taiwan. Garis ini merupakan garis pemisah tidak resmi antara wilayah China dan Taiwan.

Menurut media pemerintah China menyampaikan bahwa latihan militer akan secara bersamaan mengatur patrol dan kemajuan pasukan di sekitar pulai Taiwan, membentuk postur pengepungan dan pencegahan yang meyeluruh.

Taiwan menganggap dirinya sebagai negara berdaulat, dengan konstitusi dan pemimpinnya sendiri.

Namun, China memandang pulau tersebut sebagai provinsi yang memisahkan diri, dan pada akhirnya akan dibawa di bawah kendali Beijing dengan paksa bila perlu.

Sementara itu, Xi Jinping yang merupakan Presiden China mengatakan bahwa penyatuan kembali Taiwan harus diwujudkan.

Kendati China sering melakukan latihan militer di sekitar Taiwan, pengepungan kali ini dipandang sebagai tanggapan terhadap pertemuan Presiden Taiwan Tsai Ing-wen dengan Ketua DPR AS Kevin McCarthy pada Rabu (05/04) lalu.

Militer China mengumumkan pada Sabtu (08/04) dimulainya latihan kesiapan tempur yang digelar tiga hari sebagai peringatan bagi warga Taiwan yang ingin mempermanenkan kemerdekaan de facto pulai tersebut.

Namun, Tentara Pembebasan Rakyat (PLA) China tak berikan indikasi apakah mereka akan mengulangi latihan sebelumnya berupa penembakan rudal ke laut, yang mengganggu kegiatan pengapalan dan penerbangan maskapai. (Sumber: VOA Indonesia)

Editor: Abdul Hadi

Abdul Hadi

SELENGKAPNYA
Back to top button